“Ini kebiasaan sih mbak. Janji-janji tapi tidak ada realisasi. Setelah anak-anak koar-koar menuntut baru dikasih. Padahal, kalau dananya sedang tidak ada mereka juga pasti paham. Tapi jangan juga hanya dijanjikan, harusnya pemerintah juga dapat memberikan kepastian mengenai hal tersebut,” Dika, Pelatih
SAMARINDA – Satu per satu kekecewaan mengenai keterlambatan pencairan bonus Pekan Olahraga Pelajar Provinsi (Popprov) oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda mulai disuarakan para atlet. Padahal, pada pelepasan kontingen di Rumah Jabatan (Rujab) Wali Kota Samarinda pada Oktober lalu, Syaharie Jaang pernah mengungkapkan akan memberikan bonus bagi atletnya yang berprestasi.
Seperti yang diungkapkan Dwi Nur Ramadhana, salah satu atlet Popprov. Sebenarnya ia sendiri menyikapi hal ini dengan biasa. Pasalnya, hal ini bukan hal baru baginya yang sudah berkecimpung di dunia keolahragaan selama empat hingga lima tahun.
“Sudah ketebak sih kalau bonus bakal lama cairnya. Bahkan mungkin bisa tidak sama sekali,” tegas dia kepada media ini, Sabtu (3/11) kemarin.
Hal itu ia katakan bukan tanpa alasan. Sebab, selama bertaun-tahun menjadi atlet di Samarinda, ia sendiri belum pernah sekali pun mendapatkan bonus. Sehingga, ia pun meragukan mengenai keberadaan bonus yang dijanjikan tersebut.
“Kalau boleh jujur mbak, selama saya menjadi atlet belum pernah mendapat bonus,” tutur dia kepada media ini.
Tak pelak, hal ini pun menorehkan kekecewaan mendalam bagi atlet muda ini. Terlebih, sampai saat ini, ia sendiri belum mendengar kabar apapun mengenai bonus itu. Padahal, dari kabarnya nilai bonus tersebut mencapai Rp 2,5 juta per medali emas.
“Mungkin saja konfirmasi mengenai masalah itu sudah ke pelatih, hanya saja belum sampai ke saya. Kami sih selalu berharap, kalau bonus cepat dicairkan,” kata dia.
Sedangkan salah satu altet yang enggan dikorankan namanya berharap, agar masalah keterlambatan ini cepat sampai ke wali kota agar dapat segera ditindaklanjuti.
“Sebenarnya saya maklumi sih keterlambatan ini. Karena saya juga baru. Namun, alangkah baiknya jika bonus cepat dicairkan dan mudah-mudahan tidak ada yang diselipkan ke kantong pegawai,” ujarnya.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Samarinda belum dapat dikonfirmasi mengenai hal ini.
Sebelumnya, hal serupa juga pernah diungkapkan salah satu pelatih cabang olahraga (cabor) olahraga di Samarina. Dika, sebut saja begitu namanya, menyebut keterlambatan pencairan bonus ini sudah menjadi hal yang lumrah. Ia pun tak terlalu kaget ketika janji-janji pemerintah selalu jauh panggang dari api.
Pencairan bonus tersebut bahkan baru dilakukan pemerintah setelah para atlet menyoalnya. Sedangkan inisiatif dari pemerintah sendiri, nyaris tidak pernah ada.
“Ini kebiasaan sih mbak. Janji-janji tapi tidak ada realisasi. Setelah anak-anak koar-koar menuntut baru dikasih. Padahal, kalau dananya sedang tidak ada mereka juga pasti paham. Tapi jangan juga hanya dijanjikan, harusnya pemerintah juga dapat memberikan kepastian mengenai hal tersebut,” tegas dia. (*/dev)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: