Dayang Yusna, Kasubag Humas Sekretariat DPRD Kaltim
Berasal dari keluarga seniman membuat Dayang Yusna Fauziah mewarisi bakat menyanyi. Siapa sangka bila dari pekerjaannya sebagai penyanyi, dia justru menjadi abdi negara yang kini telah dijalani selama seperempat abad.
LUKMAN MAULANA, Samarinda
Ayah Dayang adalah seorang pemain musik. Sedangkan sang ibu penyanyi. Makanya tak mengherankan bila bakat seni ini menurun ke sembilan anaknya. Termasuk Dayang yang mewarisi bakat menyanyi.
Sejak remaja Dayang telah aktif terlibat dalam kegiatan bermusik di beberapa band Kota Tepian. Hingga kemudian di tahun 1986, dia bekerja sebagai penyanyi di pub Alamanda, Hotel Mesra.
“Keluarga saya seniman. Jadi saudara-saudara saya rata-rata bisa bermain musik. Saya dan adik saya yang bisa menyanyi,” cerita Dayang saat ditemui Metro Samarinda–Bontang Post Group (Kaltim Post Group), Senin (6/3) kemarin.
Dari kiprahnya sebagai penyanyi pub itulah dia kerap dipanggil untuk mengisi berbagai acara di Pemprov Kaltim. Dia pun menjadi penyanyi kepercayaan Gubernur Kaltim saat itu, HM Ardans. Oleh sang gubernur, Dayang sering diminta menyanyi di Lamin Etam dalam kegiatan-kegiatan kegubernuran. Dia juga ikut menyumbangkan suaranya dalam setiap kegiatan halalbihalal warga Kaltim di Jakarta.
“Pak Gubernur dan istri hobi menyanyi. Sehingga saya juga menyusun lagu-lagu kesukaan mereka berdua, setiap kali mereka ingin menyanyi. Pak Ardans suka lagu-lagu lawas, sementara istri beliau suka sekali menyanyikan lagu The End of the World,” kenangnya.
Sang gubernur lantas menawari Dayang untuk bekerja di kantor gubernur. Sehingga kantor jadi lebih mudah setiap kali membutuhkan Dayang untuk menyanyi. Kesempatan emas ini tidak disia-siakan Dayang.
Dia pun mengawali kariernya di pemerintahan sebagai tenaga honorer di bagian protokol di tahun 1992. Setahun kemudian di tahun 1993, Dayang resmi diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS).
“Saya melihat tawaran tersebut sebagai kesempatan yang tidak datang dua kali. Almarhum ayah saya waktu itu juga menyarankan saya untuk menerimanya,” ungkap Dayang.
Sejak itu selain rutin menyanyi di acara-acara gubernur, Dayang juga bertugas di bagian protokol mempersiapkan kegiatan-kegiatan gubernur. Di bagian protokol ini dia membentuk grup vokal yang terdiri dari pegawai-pegawai perempuan. Kiprahnya di bagian protokol menjadi pengalaman paling berkesan baginya.
”Sebagai protokoler, saya sering dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan gubernur kala itu. Saya mendampingi Pak Ardans dalam berbagai kesempatan,” ujarnya.
Setelah sebelas tahun bekerja di bagian protokol, Dayang dipindahkan ke Dinas Pariwisata Kaltim. Di dinas yang dulunya bernama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ini, Dayang bekerja di bidang usaha jasa sarana. Setelahnya dia pindah di bidang nilai budaya, seni dan film. Sama seperti di bagian protokol, dia juga menghabiskan masa sebelas tahun bekerja di Dinas Pariwisata.
“Saya lalu dimutasi ke biro umum di Kantor Gubernur. Tiga tahun di biro umum, saya dipindah ke humas sekretariat DPRD Kaltim sejak 6 Februari lalu,” kisah nenek satu cucu ini.
Dayang mengaku tidak menyangka dipindahkan ke bagian kehumasan DPRD Kaltim. Namun karena sudah mendapatkan amanah tersebut, dia akan menjalaninya sebaik mungkin. Baru sebulan menjabat kepala sub bagian (Kasubag) Humas Sekretariat DPRD Kaltim, banyak hal yang mesti dia pelajari di tempat barunya ini. Kata dia, dimanapun ditempatkan, Dayang akan berusaha menjalaninya dengan baik.
“Sekarang ini saya banyak belajar dari teman-teman di humas DPRD yang lebih paham dibandingkan saya. Di saat-saat awal ini saya sedang dalam tahap mengenal lingkungan kerja,” ujarnya.
Menurut Dayang, pengalaman pernah bekerja di bagian protokol cukup mendukung dalam mengenal pekerjaan barunya. Karena saat menjadi protokol, sudah menjadi kesehariannya dalam mengatur jadwal dalam kegiatan-kegiatan pejabat. Bedanya, saat di Pemprov dulu jenis peliputan terfokus pada kegiatan pemerintahan.
“Sementara di humas DPRD, saya mesti siap setiap saat ketika diminta meliput kegiatan-kegiatan anggota dewan,” tambah Dayang.
Meski saat ini menjabat sebagai kepala, namun Dayang tidak pernah menganggap dirinya sebagai seorang atasan. Dalam hal ini, dia menganggap anak buahnya sebagai teman kerja dan membaur dengan mereka. Sehingga tidak ada jenjang antara dia dan para pegawai yang dibawahinya. Karena dia menyadari pekerjaan yang dijalaninya saat ini bukan hal yang abadi.
“Saya tidak pernah membatasi diri saya dengan bawahan saya. Makanya saya jarang ada di ruangan saya dan lebih banyak berbaur dengan mereka. Karena saya ingin hubungan saya dengan mereka sebagai hubungan yang berkelanjutan, bukan hanya di tempat kerja,” urainya.
Dayang mengaku menjalani hidupnya mengalir seperti air. Prinsipnya dalam bekerja dijalani sebaik mungkin tanpa harus ngoyo. Menurut dia apapun permasalahannya, selama pekerjaan dijalani dengan enjoy, pasti dapat terselesaikan. Sebaliknya kalau pekerjaan dipikir terlalu serius, bisa membuat sakit.
“Intinya adalah bagaimana bisa menikmati pekerjaan. Dalam hal ini pekerjaan bisa selesai dengan baik dan bisa dipertanggungjawabkan. Dan juga jangan menunda-nunda pekerjaan,” kata Dayang.
Meski disibukkan seabrek kegiatan, perempuan yang pernah merilis album lagu daerah di tahun 2006 ini mengaku masih menyempatkan diri menyanyi. Yaitu dalam acara-acara tertentu, dia tak jarang menyumbangkan suara emasnya. Sementara untuk jenis musik favoritnya, Dayang mengaku menyukai musik Jazz.
“Sebagai penyanyi saya mesti bisa berbagai jenis musik sesuai permintaan. Tapi yang paling saya suka musik jazz. Iramanya enak didengar,” pungkasnya. (***)
Nama: Hj Dayang Yusna Fauziah, SE
TTL: Samarinda, 28 November 1968
Suami: H Fathullah, SE
Anak: Wenika Putri AF, M Dede Yusfa Yusuf, Aisya Syahla Dzakira
Cucu: Raffa Ibrahim Al-Faizi
Pendidikan:
- SDN 021 Samarinda
- SMPN 1 Samarinda
- SMEA 1 Samarinda
- Sarjana Ekonomi STIEM Samarinda
Alamat: Jalan Pemuda 1 Samarinda
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: