Kisah Inspiratif Warga Bontang : Sukarsih (146)
Keterbatasan sarana dan prasarana (sapras) dan dana bukan menjadi penghalang bagi Sukarsih untuk memajukan sekolah yang dia pimpin. Kerja keras dan pantang menyerah menjadi kunci suksesnya meraih predikat kepala sekolah berprestasi.
Bambang, Bontang
Saat diamanahi memimpin SMP Negeri 8 pada 2010 lalu, bukanlah hal yang mudah bagi sosok Sukarsih. Pasalnya wanita kelahiran Malang, 11 Desember 1963 itu harus memulai perjuangannya dari nol lantaran saat itu SMPN 8 merupakan sekolah rintisan baru yang belum memiliki apa-apa, termasuk gedung belajar.
Agar kegiatan belajar mengajar bisa berjalan, akhirnya Sukarsih dan para guru lainnya harus rela menumpang. Mulai menumpang di SDN 011 Bontang Selatan, Yayasan Tunas Bangsa, hingga di SMP Negeri 2 Bontang.
Bahkan dalam beberapa kali menggelar ujian try out, juga harus meminjam kelas di Kampus Stitek, dan puncaknya saat menggelar Ujian Nasional (UN), ikut menumpang di SMP Negeri 3 Bontang. Sebelum akhirnya bisa memiliki gedung sendiri yang terletak di Jalan AP Mangkunegoro, Kelurahan Berbas Tengah.
“Pokoknya saat menumpang dulu banyak tidak enaknya. Bahkan karena sering berpindah-pindah, SMPN 8 sempat dijuluki SMP gentayangan,” tutur Sukarsih.
Beberapa perlakuan kurang baik yang dirasakan peserta didiknya pun juga pernah ia rasakan saat menumpang duahulu. Kendati demikian, tekatnya untuk mencerdaskan peserta didiknya tidak pernah surut. Sampai akhirnya, di 2013 lalu, SMPN 8 akhirnya bisa memiliki gedung sendiri.
Awal-awal menggunakan gedung pun, pembelajaran juga tidak langsung berjalan maksimal. Masih tidak sebandingnya antara ruang kelas yang tersedia dengan rombongan belajar (rombel), sehingga membuat Ibu dua anak itu harus menerapkan sistem double shift.
Belum lagi ditambah permasalahan lainnya seperti masih minimnya sarana prasarana (sapras), kumuhnya lokasi sekolah akibat banyaknya tumpukan sampah dan beling, serta gersangnya sekolah lantaran tidak ada penghijauan, membuat seluruh warga sekolah harus bekerja ekstra.
“Akhirnya kami para guru dibantu dua pekerja kebersihan kami saat itu rutin melakukan kerja bakti untuk membersihkan area-area sekolah yang perlu dibersihkan,” ujarnya.
Berkat kerjasama seluruh pihak, permasalahan-permasalahan tersebut akhirnya sedikit demi sedikit bisa terselesaikan. Baginya, kunci bisa ‘menyulap’ SMPN 8 adalah pantang menyerah, mengelola secara bertahap, serta bekerja sesuai dengan keputusan bersama seluruh warga SMP Negeri 8.
Walau usianya masih terbilang muda, namun kiprah SMPN 8 kini di Bontang tidak bisa dipandang sebelah mata. Pasalnya SMPN 8 di bawah kepemimpinan Sukarsih bisa dengan cepat menjadi salah satu sekolah negeri unggulan yang ada di Bontang. Kata Sukarsih, minimnya sapras dan dana bukanlah menjadi kendala untuk bersaing dengan sekolah-sekolah lainnya.
“Ketika dana dan sapras minim. Maka kami perkuat dengan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) nya,” tutur guru mata pelajaran biologi tersebut.
Terbukti, untuk meningkatkan kualitas para guru di SMPN 8, Sukarsih juga pernah menjalin kerjasama dengan Perguruan Tinggi Stitek untuk masalah IT, mengkursuskan guru-gurunya untuk memperdalam kemampuan berbahasa Inggris, belajar pengelolaan perpustakaan ke Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (sebelumnya KPADok), serta melakukan study banding ke sekolah-sekolah yang sudah lebih dulu maju, seperti di SMP Vidatra.
Berkat memiliki SDM yang berkualitas inilah, akhirnya kini para siswa SMPN 8 bisa memiliki segudang prestasi baik dari sisi akademik, maupun lainnya. Jika diukur dari peringkat Ujian Nasional antar seluruh sekolah yang ada di Bontang, SMPN 8 memasuki posisi enam besar. “Bahkan jika dibandingkan dengan sekolah negeri yang ada di Bontang, kami berada dalm urutan ketiga,” terang Sukarsih.
Mengikuti perkembangan zaman yang semakin cangggih, dalam hal teknologi pun SMP 8 Juga tak kalah dengan sekolah-sekolah lainnya. Kini dalam mengerjakan ujian pun, juga sudah menerapkan ujian berbasis Computer Based Test (CBT). Para siswa pun juga dituntut dapat memiliki sikap yang religius, aktif, mencintai lingkungan, ber attitude, dan humanis sesuai visi sekolah.
Selain mampu mengembangkan sekolahnya, berkat inovasi yang dilakukan Sukarsih, guru yang dikenal ramah itu pada 2014 lalu berhasil meraih predikat sebagai kepala sekolah berprestasi baik di tingkat kota maupun provinsi. Kata dia, prestasinya tersebut diharapkan dapat menginspirasi para guru dan siswanya sehingga terus berinovasi dalam memajukan SMPN 8 Bontang. “Harapannya semoga SMPN 8 terus meningkatkan mutu pendidikannya sehingga bisa terus menjadi sekolah unggulan di Bontang,” tukasnya. (***)
Biodata
Nama : Hj Dra. Sukarsih M.Pd
TTL : Malang, 11 Desember 1963
Alamat : Jalan Kutilang Blok W nomor 4, BTN PKT
Suami : H. Suwarno
Anak : Fitria Chrusta Karlina S.Kep.Ns
Nadi Kurni Adhin Fauzi, ST
Pendidikan : IKIP Negeri Malang fakultas MIPA jurusan Biologi
Pasca Sarjana Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Jurusan Pendidikan Sains
Program Doktor Manajemen Pendidikan Universitas Mulawarman Samarinda (Sedang berlangsung)
Pengalaman Mengajar : Guru Honor di beberapa sekolah swasta di Malang
Guru Honor Biologi di SMA Monamas Bontang (1987-1988)
Guru Honor Biologi di SMA Negeri 1 Bontang (1988-1989)
Guru Honor Kimia Dasar di SMK Negeri 1 Bontang (1990-1992)
Guru PNS Kimia Dasar di SMK Negeri 1 Bontang (1992-2002)
Guru PNS Biologi di SMP Negeri 3 Bontang (2002-2010)
Kepala SMP Negeri 8 Bontang (2010-Sekarang)
Aktivitas Lainnya : Peneliti Karya Tulis Ilmiah Universitas Mulawarman
Penulis Artikel Jurnal Ilmiah Skala Nasional
Motto Hidup : Pantang Menyerah
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: