TARAKAN – Bencana banjir kembali menyerang beberapa lokasi di Kota Tarakan. Wilayah Karang Harapan yang berbatasan dengan Juata Permai menjadi salah satu titik terparah dalam banjir kali ini dengan ketinggian air mencapai lutut orang dewasa, Rabu (2/1).
Bhabinkamtibmas Karang Harapan, Bripka Perdi yang ikut terjun untuk mengamankan masyarakat melalui jalan ini mengaku sudah turun ke jalan sejak pagi hari saat aktivitas masyarakat mulai padat. Terutama karena awal masuk sekolah, sehingga harus diamankan.
Apalagi hujan sudah mengguyur sejak dini hari, sehingga air menggenang dan menyebabkan banjir di Jalan Aki Balak atau tepatnya di depan Yonif 613/Raja Alam. Ketinggian air juga mencapai lutut orang dewasa dan ditakutkan akan terjadi hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan atau kemacetan. “Kami mengamankan masyarakat sejak pagi harinya, untuk dapat beraktivitas dengan baik,” ungkapnya.
Diakuinya, pengamanan dilakukan karena dari pantauan sempat beberapa motor mogok dan menyebabkan macet. Sedangkan untuk mobil dan kendaraan besar tidak ada yang mogok. Tetapi karena ruas jalan tertutup oleh air, sehingga kendaraan yang lewat harus ekstra hati-hati.
Sementara itu, salah satu pengguna jalan yang juga terganggu karena adanya banjir di daerah ini, Sofia (32) mengaku sudah biasa melewati jalan yang banjir itu jika hujan lebat. Hanya saja dia tidak menyangka jika di awal tahun jalan ini sudah harus tertutupi dengan banjir.
“Biasa sih sudah banjir di sini, langganan kan. Tapi ini awal tahun banjir sudah. Saya coba cari alternatif jalan lain, ternyata sama saja. Jadi mau tidak mau terobos saja, untung tidak mogok,” keluhnya.
Hal senada dikatakan Murni (28), yang sudah siap untuk bekerja di awal tahun. Hanya saja hadiah yang didapatkan berupa banjir di awal tahun saat akan bekerja. Mau tidak mau dirinya harus memutar balik dan izin karena takut kendaraan roda dua yang digunakannya menjadi mogok.
“Mau tidak mau yah mutar balik, habis bagaimana lagi. Di sini banjir terus kalau hujan, seperti tidak ada penanganan. Jalan lain yang sudah mulus diperbaiki terus. Lah, disini sudah jelas rusak dan rendah tidak diperbaiki,” keluhnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tarakan, Abdul Aziz mengatakan untuk persoalan banjir dan sebagainya juga berkaitan dengan sifat tanah di Tarakan yang berpasir. Sehingga jika hujan mudah untuk hanyut. Dan hanyutnya itu, pasti akan lari ke daerah aliran sungai, drainase dan lainnya. Dengan situasi saat ini, drainase menjadi buntu dan terjadi endapan, maka saat hujan pastinya akan banjir.
“Masyarakat diimbau untuk berhati-hati saat hujan tiba, pastikan keselamatan terlebih dahulu. Jika sampai masuk ke rumah warga, lebih baik mengungsi terlebih dahulu,” pungkasnya.
Titik Banjir Di Tarakan Berkurang
Banjir yang terjadi di Kota Tarakan mendapat banyak keluhan dari masyarakat. Meski begitu, jumlah kawasan banjir telah berkurang dikarenakan adanya progres penanganan banjir yang telah dilaksanakan selama 2018.
Kepada Radar Tarakan, Kepala Bidang Penanganan Banjir, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Tarakan, Saparuddin mengatakan, bahwa menurut update banjir DPUTR yang terjadi sejak tahun 2012 lalu yang memiliki 12 titik banjir di Tarakan, seperti Sebengkok, Pamusian, Karang Anyar, Karang Anyar Pantai, Karang Balik, Selumit, Karang Harapan, Juata Kerikil, Juata Laut dan sebagainya.
“Titik banjir terbesar ini kan adalah Sebengkok, Karang Anyar dan Karang Balik. Selain terbesar, ini juga daerah padat penduduk, sehingga tujuan kami adalah untuk menangani keseluruhan banjir di Tarakan, namun yang sempat kami tangani secara global itu 90 persen ya Sebengkok di 2018,” jelasnya.
Pada tahun 2005, terjadi banjir yang cukup parah di kawasan Batalyon Infanteri 613/Raja Alam, Kelurahan Karang Harapan dan Juata Kerikil, namun DPUTR telah mengatasi banjir di kawasan tersebut dengan membuka closing gorong-gorong yang berada di sebelah jembatan, untuk mengalirkan air yang berada di kawasan 613 ke kawasan Sei Sebai.
Meski telah tertangani, namun dengan adanya sedimen pasir yang berada tepat di belakang 613 yang sampai ke badan jalan hingga menutup gorong-gorong, membuat air yang berada di kawasan tersebut tertahan dan tidak dapat mengalir. Selain itu, pembangunan embung Rawa Sari memiliki dua pintu, pintu satu terbuka sedang pintu kedua tertutup. Meski satu pintu terbuka, namun pintu tersebut hanya terbuka kecil, hingga menghambat air di kawasan tersebut.
“Jadi bukan pembangunannya (embung Rawa Sari) sih, tapi bisa jadi dikatakan begitu sehingga memperlambat aliran air,” bebernya.
Khusus kawasan 613, DPUTR hanya dapat melakukan normalisasi yakni mengadakan pembersihan jalan melalui bidang Bina Marga dengan menggunakan grader agar sedimentasi pasir yang berada di jalan raya tidak mengendap di badan jalan yang dapat menghambat aliran air.
Selanjutnya, DPUTR juga akan mengingatkan pihak pengelola embung agar membuka kedua pintu embung rawa sari ketika hujan. Melalui hal tersebut, Udin berharap agar kawasan 613 tidak terjadi banjir dan tidak mengganggu aktivitas masyarakat.
“Insya Allah dalam tahun ini, kami akan mengukur anggaran. Nanti fokus kami kepada pelayanan dulu, kami upayakan tetap ada penanganan, walaupun sifatnya dalam koridor yang tidak maksimal. Tapi kami upayakan,” tuturnya.
Sementara itu, penanganan banjir yang berada di kawasan Karang Anyar dan Karang Anyar Pantai merupakan kawasan banjir terbesar yang mencapai 17,5 hektare. Udin menjelaskan bahwa pihaknya telah mengerjakan progres penanganan banjir di kawasan muara besar, sebab menurutnya ruang air yang terbuang harus pula besar. Sehingga tampungan air dari hulu dapat mengalir.
“Kalau sudah terbuka semua, insya Allah di bagian hulu tidak terhambat dan tidak terjadi luapan air yang volumenya tinggi saat hujan,” katanya.
Udin menjelaskan, total progres penanganan banjir yang dilaksanakan total fisiknya mencapai 20,5 persen pada kawasan Karang Anyar dan Karang Anyar Pantai. Sementara kawasan Sebengkok proses penanganan banjirnya telah mencapai 90 persen sampai tahun 2018 lalu.
Longsor Terjadi di Tiga Lokasi
Tak hanya banjir, curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir juga memicu terjadinya longsor di Tarakan. Tak tanggung-tanggung, terjadi di tiga lokasi berbeda. Yakni Kelurahan Sebengkok RT 21, Karang anyar RT 57, dan Kampung Satu RT 10. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam bencana ini.
Salah satu korban longsor di Sebengkok RT 21, Husni Mubarak mengatakan, sejak malam hari saat hujan turun memang sudah merasakan firasat yang buruk. Sehingga tidak tidur dan siap-siap untuk mengungsi jika terjadi hal yang buruk. Bahkan semua barang-barang elektronik dan berbagai surat penting sudah dikumpulkan untuk dipindahkan jika terjadi bencana.
Dan benar saja, pukul 02.00 Wita (2/1) dini hari saat hujan deras turun, terdengar suara yang aneh seperti tanah yang bergemuruh. Ia yang sudah bersiap dan tidak tidur sudah berjaga-jaga. Ia pun langsung membawa anak dan istrinya untuk mengungsi. Saat itu, bersamaan dengan longsor yang terjadi listrik juga padam. Sehingga dalam keadaan gelap, berlari keluar dari rumah.
“Kami lewat belakang saat itu, karena bagian depan ini yang terkena longsor. Jadi meraba-raba dalam kegelapan untuk keluar rumah lewat pintu belakang,” ujarnya.
Diakuinya, baru kali ini rumah yang ditempati tiga kepala keluarga ini terjadi longsor. Karena biasanya walaupun hujan dengan intesitas tinggi tidak membuat longsor. Dia dan keluarga juga saat ini diungsikan ke majelis Raudhatul Mustafa Alkhairaat yang juga berada di Sebengkok. Dan akan kembali setelah rumah dapat direnovasi. “Kalau sudah mendapatkan bantuan, maka kami akan secepatnya renovasi rumah,” ungkapnya.
Longsor sendiri tidak sampai membuat rumah rusak, hanya saja menghancurkan pekarangan rumah dan membahayakan. Sementara itu Staf Kelurahan Sebengkok, Sulfie Budiman mengatakan rumah ini ada tiga kepala keluarga yang tinggal, karena masih berbahaya sehingga warga yang terkena longsor diungsikan terlebih dahulu. Hanya saja satu keluarga saat ini sedang berada di luar kota. “Tidak ada korban jiwa dalam bencana ini,” ujarnya.
Saat ini penanganan yang dilakukan yakni menutup tanah longsor dengan menggunakan terpal. Dan pengungsi nantinya akan diberikan alat perlengkapan makan sederhana dari Taruna Siaga Bencana (Tagana). Terpal digunakan untuk menahan sementara pergerakkan air agar tidak langsung bersentuhan dengan lokasi yang longsor.
“Itu antisipasi sementara, tadi juga warga mau gotong royong. Tapi dari BPBD mengarahkan untuk tidak melakukan kegiatan terlebih dahulu. Karena masih ada pergerakan tanah yang labil dan hujan yang tidak dapat diperkirakan,” jelasnya.
Sementara Ketua RT 21, Anzar mengatakan, longsor terjadi di satu lokasi di RT 21 Sebengkok. Sebagai ketua RT, dirinya mengimbau untuk mengungsikan warga yang tertimpa bencana. Sementara untuk penanganan sendiri, pihaknya masih belum melakukan apa-apa, karena tanah masih sangat rawan.
“Kami juga masih menunggu peiliknya datang untuk menentukan selanjutnya bagaimana. Tanah juga masih sangat rawan, mudah-mudahan tidak hujan lagi agar bisa dikerjakan cepat,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tarakan Abdul Aziz mengatakan di Tarakan, tanah yang ada itu ikatannya tidak kuat dan mudah lepas karena cenderung berpasir. Jadi jika ada bukaan-bukaan, baik itu perataan untuk membuat rumah atau lainnya, pasti akan terjadi longsor jika hujan terutama di bukit-bukit yang ada.
Apalagi sekarang ini diperkirakan sampai Februari dan intensitas curah hujan cukup tinggi. Tidak ada yang lain, cara yang harus dilakukan yakni dilakukan pengamanan terhadap bukaan-bukaan tanah. Masyarakat juga harus tetap waspada jika saat hujan.
Sementara kejadian serupa di Karang anyar RT 57, ada siring sungai yang longsor sehingga membahayakan rumah warga yang ada di sampingnya. Untuk longsor kali ini, diakuinya tidak ada korban jiwa, tetapi untuk kerusakan mengancam bangunan yang ada.
“Tetapi jika tidak segera ditinggalkan rumah yang terancam, maka bisa jadi makan korban jiwa. Jadi kami imbau agar penghuninya mengungsi dahulu, atau bahkan harus pindah dan tidak lagi tinggal di rumah itu,” jelasnya. (*/naa/*/shy/eza/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post