BONTANG – Dinas Komunikasi Informatika (Diskominfo) dan Statistik Bontang mulai menjajaki aplikasi baru untuk membantu para nelayan. Aplikasi yang dinamakan Smart Fishery tersebut merupakan aplikasi yang dikembangkan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) bekerjasama dengan PT CSM.
Kepala Seksi Sarana Prasarana Pos Komunikasi dan Informatika Diskominfo, Arianto menyebut aplikasi ini dapat membantu nelayan Bontang untuk menemukan lokasi yang penuh ikan. “Aplikasi ini terkoneksi dengan satelit milik Lapan, bisa akses info cuaca, ikan, bahkan plankton,” ujarnya, kemarin (15/2).
Selain aplikasi Smart Fishery, sebelumnya dikenal alat dengan fungsi serupa yang bernama Fish Finder. Namun, selain skalanya yang lebih kecil, harganya pun relatif lebih mahal dibanding aplikasi Smart Fishery nantinya.
Biasanya, yang memiliki alat Fish Finder tersebut merupakan pemancing pribadi maupun komunitas pemancing. “Kalau Fish Finder bentuknya seperti GPS, jangkauan radiusnya juga tidak jauh. Sedangkan Smart Fishery berbentuk aplikasi yang bisa dipasang di smartphone android. Harganya lebih murah, sekitar Rp 5 juta – Rp 8 juta per unit,” katanya.
Informasi terkait aplikasi ini pun, lanjut Arianto sudah diketahui oleh Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni. Dijadwalkan, Arianto bersama Kepala Bidang Pengembangan Teknologi Komunikasi Informasi dan Persandian, serta dipimpin Sekretaris Diskominfo akan bertolak ke Jakarta mencari informasi lebih lanjut terkait aplikasi tersebut.
Rencananya, pihaknya akan bertemu pihak-pihak dari Kementerian Kominfo dan Kementerian Kelautan serta instansi lain yang terkait. “Telaah staf kami terkait aplikasi tersebut sudah disetujui oleh wali kota, Selasa (21/2) kami meluncur ke Jakarta untuk mendapatkan rincian informasi aplikasi ini,” jelas Arianto.
Dia mengaku, belum melakukan koordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan Perikanan dan Pertanian terkait informasi aplikasi ini. Diskominfo akan mulai berkoordinasi dengan dinas terkait, jika sudah mengetahui gambaran utuh terkait aplikasi tersebut. “Kami perlu tahu dulu informasi terkait aplikasi, spesifikasi, dan pembiayaannya lebih lanjut. Siapa tahu di 2018 nanti, bisa dianggarkan untuk bantuan kepada nelayan di Bontang,” ujarnya.
Hadirnya aplikasi ini, kata Arianto diharapkan dapat membantu nelayan dalam memudahkan mencari ikan, meningkatkan produksi dan keamanan nelayan yang melaut. “Sesuai dengan visi Bontang sebagai kota maritim dan dalam rangka pencapaian misi wali kota menuju smart city,” katanya.
Disadur dari berbagai sumber, aplikasi Smart Fishery atau perikanan pintar yang dikembangkan Lapan dan PT CSM berguna untuk memudahkan para nelayan mencari ikan.
Lewat aplikasi ini, nelayan bisa memperkirakan kondisi cuaca terbaik guna melaut serta menunjukkan posisi berkumpulnya plankton dan ikan. Vice President Director CSM, Widi Amanasto menjelaskan, Smart Fishery dikembangkan sebagai fungsi tambahan dari sistem vessel management system (VMS), yang wajib digunakan seluruh kapal, termasuk kapal nelayan. “Dengan pengembangan tersebut, nelayan tidak hanya memenuhi ketentuan hukum, tetapi juga mendapatkan manfaat besar,” ujar Widi.
Nelayan bisa memanfaatkan aplikasi untuk mencari informasi cuaca sedang buruk atau tidak untuk melaut, kondisi ombak, lokasi plankton, dan posisi ikan secara akurat. Nelayan juga bisa bercakap-cakap dengan nelayan lain, termasuk untuk meminta tolong jika terjadi situasi yang membahayakan di laut.
Sistem dalam Smart Fishery merupakan aplikasi yang bisa dipasang di perangkat, seperti tablet dan ponsel pintar berbasis Android. Koneksi aplikasi tersebut bisa menggunakan seluler ataupun sistem mobile satellite yang sebelumnya telah terpasang aplikasi Smart Fishery.
Aplikasi juga terintegrasi dengan satu sistem perangkat yang terdiri dari tablet/ponsel pintar Android, baterai cadangan dan pengisi baterai dengan tenaga surya, serta perangkat transmitter dan receivermobile satellite. Perangkat tersebut terpasang di kapal dan menerima sinyal dari satelit. Tablet atau ponsel pintar nelayan bisa terhubung melalui koneksi nirkabel ke perangkat.
Widi mengatakan, pihaknya akan menguji coba alat VMS yang dilengkapi Smart Fishery tersebut di Cirebon, Jawa Barat, pada tahun ini. Ia memperkirakan harga alat nanti berkisar Rp 5 juta-Rp 8 juta per unit saat sudah dipasarkan.
Menurut dia, harga VMS yang sudah ada selama ini tergolong mahal, sekitar Rp 50 juta per unit. Dengan demikian, VMS buatan CSM bisa diakses nelayan kelas menengah ke bawah, antara lain yang memiliki kapal berukuran 30 gros ton ke bawah. (zul)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: