BONTANG – Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Akhmad Suharto merespon baik desakan Anggota Komisi I DPRD Bilher Hutahaean, ihwal bantuan perlengkapan sekolah gratis yang sedianya per Juli bulan depan sudah terdistribusi ke pelajar se-Bontang. Meski demikian, ia realistis jika melihat waktu yang kurang dari dua minggu, distribusi tak akan terkejar.
Menurutnya, bantuan tersebut tak bisa di ‘bim salabim kan’, sebab semuanya memerlukan proses yang cukup panjang. Paket item perlengkapan yang terdiri dari sepatu, tas, dan seragam sekolah sebelum dilelang di Unit Layanan Pengadaan (ULP) Setda Bontang, pihaknya harus menentukan spek barang, dan uji lab untuk menentukan laik atau tidaknya barang tersebut.
“Kita harus hati-hati memilih speknya seperti apa, supaya jelas sesuai anggaran yang kami miliki. Tidak mungkin kita cari dengan kualitas yang rendah, setelah itu kita uji lab sudah pas gak kainnya,” ungkapnya saat ditemui Bontang Post, Rabu (22/6) kemarin.
Harto menuturkan, dari ketiga item yang sudah dilelang, hanya sepatu dan tas yang telah ada pemenang lelang. Untuk item sepatu, lelang dilakukan dua kali lantaran saat lelang pertama dibuka, peserta yang melakukan penawaran saat dievaluasi tak lolos dokumen kualifikasi yang di persyaratkan. Sehingga lelang kedua harus dilakukan.
Sementara, lanjut dia pelelangan item tas berjalan tanpa hambatan, lelang hanya dilakukan satu kali. “Nah untuk item seragam sama dengan sepatu juga dilakukan dua kali, ini prosesnya agak lama, karena kita harus nunggu lagi libur panjang. Sementar masih dibuka untuk lelang,” tuturnya.
Perihal desakan segera merealisasikan program prioritas duet Neni-Basri, pihaknya tak bisa memaksakan ULP harus segera mengumumkan pemenang. Alasannya, ia menghormati tahapan lelang yang sedang berjalan yang sepenuhnya merupakan kewenangan ULP.
“Kami memang kuasa pengguna anggaran, tapi soal lelang kami tidak boleh ikut campur,” ucapnya.
Pun begitu, mantan Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) ini memastikan lelang bantuan perlengkapan sekolah berjalan sesuai ketentuan yang berlaku. Bahkan untuk mensurvei kualitas barang tiga item tersebut, pihaknya melibatkan tim kejaksaan dan inspektorat, memantau langsung proses produksi dan kualitas barang.
“Kami ingin ini terbuka, tidak ada yang ditutup-tutupi, kami tidak punya niatan sama sekali untuk memperlambat. Bahkan Pak Saparuddin sebagai PPTK selalu saya tanyakan kapan selesai. Tapi kami pastikan tahun ini akan terdistribusi, sulit dikejar jika tahun ajaran baru, apalagi jumlah penerima sekira 38 ribu pelajar,” pungkasnya.
Di Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Bontang, belanja pakaian seragam sekolah masih dalam tahap evaluasi penawaran, evaluasi dokumen kualifikasi, dan pembuktian kualifikasi. Pemerintah menganggarkan Rp 6,04 miliar dan akan dibagikan kepada 38.727 anak didik.
Total untuk pengadaan perlengkapan sekolah sebesar Rp 18 miliar. Selain pengadaan seragam, Rp 6,7 miliar digunakan untuk pengadaan sepatu dan tas senilai Rp 5,9 miliar.
Sebelumnya diberitakan, komitmen Pemkot memberikan bantuan perlengkapan sekolah gratis bagi pelajar se-Bontang disoal anggota Komisi I DPRD Bontang Bilher Hutahaean. Pasalnya, memasuki pekan ketiga bulan Juni, belum ada pemenang lelang untuk item seragam sekolah di Unit Layanan Pengadaan (ULP) Setda Bontang. Padahal, 17 Juli bulan depan para siswa-siswi akan masuk sekolah.
Bilher menyayangkan tak adanya keseriusan dari dinas terkait, dalam hal ini Dinas Pendidikan (Disdik) yang dianggap lemah melakukan pengawasan. Sedianya, bulan Juni semua item yang bakal diberikan mulai dari sepatu, tas, dan seragam sudah rampung pengerjaannya. Nyatanya, baru item sepatu dan tas saja yang sudah ada pemenang lelang.
“Kedua item ini pun baru akan dikerjakan, sedangkan sebentar lagi anak sekolah masuk, bagaimana bisa terealisasi,” ujarnya saat menghubungi Bontang Post, Rabu (21/6) kemarin. (*/nug)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: