Belum lama tiba di Kota Taman, Aditya Putra Kusuma sudah banyak mendapat permintaan melatih pembuatan cake & bakery. Tapi siapa sangka pria asal Tasikmalaya ini sebelumnya tidak pernah berpikir akan menjadi seorang tenaga ahli di bidang kuliner.
LUKMAN MAULANA, Bontang
Menjadi polisi adalah cita-cita Putra selepas SMA. Namun apa daya, dia gagal dalam ujian masuk kepolisian. Harapannya masuk perguruan tinggi negeri pun pupus ketika gagal dalam seleksi masuk di salah satu kampus ternama di Jawa Timur. Walhasil, daripada menganggur, dia lantas mengikuti saran temannya untuk kuliah di jurusan perhotelan di BPLK Malang, Jawa Timur tahun 1998.
Padahal sebelumnya dia sama sekali tidak tahu tentang dunia perhotelan. Barulah di semester ketiga ketika mengikuti praktik kerja lapangan (PKL), dia mulai menemukan minatnya. Kala itu dia melihat bagian dalam hotel lebih jauh. Ketika melihat kompleksnya persiapan kuliner di hotel, timbul keinginannya untuk mengambil penjurusan food & beverages spesialisasi cake & bakery.
“Dari situ saya mulai tertarik pada pembuatan kue dan roti. Padahal sebelumnya saya tidak pernah memasak ataupun membuat kue,” kenangnya.
Berbekal keinginan yang kuat, perlahan Putra mulai memahami dan menguasai teknik-teknik pembuatan kue dan roti. Bahkan sebelum lulus, dia sudah diterima bekerja sebagai karyawan magang di hotel Kusuma Agrowisata Batu tahun 1999 sebagai koki. Empat tahun bekerja di sana, Putra lantas berpindah ke Hotel Miramas Surabaya di tahun 2003. Kemudian dipercaya menjadi chef de pastry di Cake Disney Selangor, Malaysia tahun 2006.
Usai habis kontrak di tahun 2006, Putra pulang kembali ke Malang dan membuka usaha cake & bakery yang diberinya nama Mimi Bakery. Di sinilah dia mulai menggeluti profesinya sebagai technical atau tenaga ahli di bidang cake & bakery. Yaitu profesi chef yang tidak terikat pada perusahaan, dengan pekerjaannya memberikan pelatihan-pelatihan pembuatan kue dan roti. “Jadi bila ada bakery yang memerlukan sharing atau bimbingan mengenai pembuatan kue dan roti, bisa meminta bantuan ke saya,” jelasnya.
Dengan pengalaman dan kemampuan yang dimilikinya, Putra sering dipanggil sebagai tenaga ahli di berbagai instansi, mulai dari hotel, lembaga kursus, hingga pemerintah. Dua hotel yang pertama ditanganinya yaitu Hotel Purnama di Batu dan UB Hotel di Universitas Brawijaya Malang. Pekerjaannya di Hotel Purnama merupakan salah satu yang berkesan, di mana dia berhasil menciptakan gebrakan menu yang membangkitkan kembali variasi menu kue dan roti di hotel tersebut. “Waktu itu momen tahun baru. Selain mengajari karyawan, saya juga punya program membenahi menu yang ada di hotel tersebut,” ungkap Putra.
Kiprahnya sebagai tenaga ahli di Jawa Timur membuatnya dilirik salah seorang pengusaha roti di Bontang. Dia pun diundang datang ke Kota Taman untuk memberikan pelatihan selama sebulan, Mei 2016. Di luar dugaan, setelah pelatihan tersebut banyak pihak yang tertarik menggunakan jasanya untuk memberikan pelatihan. “Padahal awalnya saya hanya berencana satu bulan saja di Bontang. Tapi malah keterusan sampai sekarang,” katanya.
Putra sendiri mengaku heran kenapa banyak pihak yang tertarik menggunakan jasanya. Padahal, dia sama sekali tidak mempromosikan dirinya secara khusus. Justru pihak-pihak yang telah menggunakan jasanya yang kemudian memberikan referensi terkait jasanya kepada pihak lain. Dari situlah namanya perlahan mulai dikenal masyarakat Bontang.
“Termasuk usaha yang kita lakukan bisa jadi sarana promosi tersendiri. Misalnya dari rasa dan tampilan produk kue yang enak dan menarik. Karena di situ kemampuan kita benar-benar dikeluarkan,” jelasnya.
Kiprah Putra sendiri bukan sekadar menjadi tenaga ahli dan sebatas memberikan pelatihan terkait pembuatan roti. Melainkan juga kerap diundang sebagai pembicara dalam tema-tema wiraswasta serta juri dalam lomba kuliner. Maka tak mengherankan bila kiprahnya ini membuat Putra dipercaya menjadi ketua Indonesian Chef Association (ICA) Badan Pengurus Cabang (BPC) Bontang periode 2016-2021.
“Saya tidak mengajukan diri, teman-teman yang memasukkan saya sebagai salah satu kandidat ketua. Mungkin karena melihat kiprah saya sebelumnya sebagai tenaga ahli. Saya sendiri tidak percaya bisa dipilih sebagai ketua,” urai anak kedua dari empat bersaudara ini.
Dengan jabatan sebagai ketua ICA BPC Bontang, Putra pun kini mantap menetap di Kota Taman. Karena memang periode kepengurusannya terbilang lama. Sebagai ketua ICA, dia ingin menjadikan para pelaku kuliner di Bontang saling bersinergi satu sama lain. Salah satunya bisa bersatu memberikan persembahan kepada Kota Bontang melalui kreasi kuliner.
“Misalnya seperti nasi tumpeng setinggi tiga meter yang ditampilkan pada pergantian tahun kemarin di Stadion Langlang,” ujar Putra.
Lewat perannya di ICA nantinya, Putra berharap bisa semakin menggali potensi-potensi kuliner asli Bontang. Menurutnya, bila menu-menu khas daerah bisa dikreasikan sedemikian rupa, bukan tidak mungkin bisa menciptakan menu baru. Yang nantinya ikut memperkenalkan potensi wisata kuliner daerah tersebut.
Selain itu, melalui kepemimpinannya di ICA, dia ingin menggiatkan pelatihan-pelatihan kuliner untuk masyarakat Bontang. Bukan hanya pelatihan dalam pembuatan produk, melainkan juga pelatihan manajamen penjualan berikut sarana promosinya. Dengan pelatihan-pelatihan yang menggandeng anggota-anggota ICA ini, diharapkan dapat meningkatkan sumber daya manusia (SDM) Bontang dalam bidang kuliner.
“Karena membuka usaha bakery ini tidak bisa sembarangan. Butuh manajemen yang baik, termasuk dalam SDM, pemasaran, kualitas bahan, termasuk juga sanitasi,” tuturnya. Bukan hanya sinergi antar pelaku kuliner yang diharapkannya terwujud, melainkan juga sinergitas dengan masyarakat dan Pemkot Bontang. Tujuannya bisa memperkenalkan kuliner khas Bontang secara luas.
Dengan pencapaiannya saat ini, Putra mengaku semakin mencintai profesinya di bidang kuliner. Karenanya, dia selalu merasa senang melakoni setiap bagian dari pekerjaannya tanpa merasa lelah. Apalagi bila senang bisa membagikan dan menularkan ilmunya kepada SDM kuliner yang ada di Bontang.
Melalui profesinya ini dia bisa semakin mengenal banyak orang, khususnya para pengusaha. Pun begitu dia bisa semakin mengenal jenis-jenis kuliner yang ada di Indonesia. Serta bisa berinovasi menciptakan kreasi-kreasi baru yang belum pernah ada sebelumnya.
“Buat saya tidak ada sesuatu yang tidak mungkin. Di saat kita benar-benar berusaha, fokus dan menikmati prosesnya, segalanya terasa mungkin,” tandas pria kelahiran Tasikmalaya, 38 tahun lalu ini. (bersambung)
Tentang Putra
Nama: Aditya Putra Kusuma
TTL: Tasikmalaya, 6 Juni 1978
Orangtua: Abas Riana Saputra (ayah), Mimi (ibu)
Pendidikan:
- SDN Cisayong Tasikmalaya (lulus 1992)
- SMP Taman Dewasa Probolinggo (lulus 1995)
- SMA Probolinggo (lulus 1998)
- BPLK Malang Jurusan Perhotelan (lulus 2001)
Alamat: Jalan Brokoli Raya Nomor 24 RT 14 Gunung Elai
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: