SAMARINDA – Belasan asrama mahasiswa milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim di sejumlah daerah sudah bertahun-tahun tidak dipelihara. Sehingga kondisinya kumuh dan tidak layak huni. Hal ini sudah berkali-kali dikeluhkan mahasiswa Benua Etam yang belajar di luar daerah.
Ketua Komisi III DPRD Kaltim, Agus Suwandy mengatakan, sedikitnya terdapat 16 asrama yang tidak layak huni yang tersebar di Malang, Surabaya, Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Makassar, dan Banjarmasin.
“Kita sudah melihat asrama-asrama itu. Kondisinya bukan tidak baik. Tetapi tidak layak untuk ditempati mahasiswa. Sebagai bentuk pelayanan kita untuk mahasiswa yang belajar di luar daerah, harusnya ada belanja yang cukup untuk memperbaikinya,” imbuh dia, Rabu (28/11) lalu.
Politisi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) itu menyarankan Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Kaltim mengalokasikan anggaran Rp 5 miliar untuk perbaikan sejumlah asrama tersebut.
“Silakan saja dibagi-bagi anggaran itu di semua asrama. Misalnya ada yang Rp 100 juta atau Rp 200 juta. Yang penting asrama itu bisa layak huni. Tempat tidurnya layak dan yang lain-lainnya juga layak,” katanya.
Sejatinya, terdapat sejumlah asrama yang harus dilakukan perbaikan total. Karenanya, membutuhkan anggaran besar. “Yang perbaikan total itu kita kesampingkan dulu. Yang penting dahulukan perbaikan. Yang bocor-bocor itu diperbaiki. Yang tempat tidurnya tidak layak itu dibuat layak. Kasur-kasurnya (diganti),” sarannya.
Dana perbaikan asrama mahasiswa itu sempat dimasukkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kaltim 2019. Namun belakangan, pos anggaran itu dihapus oleh Pemprov Kaltim.
Dia merasa heran dengan pemerintah yang tidak mendahulukan kegiatan pelayanan untuk kepentingan mahasiswa tersebut. Padahal, perbaikan asrama itu bentuk perhatian untuk kenyamanan putra dan putri Kaltim yang menimba ilmu.
“Malu juga kita tidak perhatian dengan itu. Masa sih kita tidak bisa memperbaikinya. Padahal banyak uang. Jangan urus yang mercusuar saja. Jalan tol, jembatan, dan proyek besar-besar. Yang kecil-kecil ini yang harus dilayani. Apalagi itu sudah puluhan tahun enggak dirawat,” tutupnya.
Keluhan terhadap kondisi arsama itu bukan hal baru. Pada 2016 lalu, Risman, salah satu mahasiswa Kaltim yang tinggal di Makassar, mengatakan pemerintah kurang peduli dengan asrama mahasiswa. Dia mengatakan, perawatan asrama pernah dilakukan pemerintah pada 2013.
Padahal kondisi bangunan asrama sudah waktunya direnovasi. Mewakili mahasiswa Kaltim lainnya, ia berharap pada anggota DPRD yang melihat kondisi bangunan asrama dapat membantu dan menyampaikan kepada pemerintah daerah.
“Sejatinya kami sangat bersyukur dapat dikunjungi. Agar anggota DPRD Kaltim dapat melihat langsung kondisi yang ada. Kami berharap agar kondisi ini dapat dilaporkan kepada pemerintah agar segera dilakukan renovasi,” harapnya. (*/um)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: