SANGATTA – Pemkab Kutim membentuk tim untuk mencegah penyebaran virus Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-Cov). Pemkab melibatkan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kutim Bahrani. Dia mengatakan tujuan dibetuknya tim pencegahan penyakit berbahaya tersebut, guna sebagai antisipasi jika Kutim
terindikasi penularan.
“Dikhawatirkan jika di sini terdapat kasus itu, Kutim sudah siap, karena timnya sudah ada. Kemudian paham tugas masing-masing, tidak panik lagi. Beberapa OPD kami ajak bergabung, bahkan tim ini dilindungi oleh bupati, wakil bupati, dan sekda. Kebetulan ketuanya saya sendiri,” ujar Bahrani saat diwawancarai di Kantor Bupati belum lama ini.
Menurutnya penyakit ini merupakan kumpulan dari gejala saluran nafas yang ditimbulkan dari COV, yang juga turunan dari virus SARS. Lebih lanjut, dirinya menjelaskan proses penularannya dari droplet atau liur.
Bahkan dari barang yang terpegang, seperti buah dari pasar.
“Penyakitnya sejenis, hanya saja SARS tingkat kematiannya hanya 10 persen, berbeda dengan corona yang lebih ganas, bahkan angka mematikannya bisa mencapai 50 persen. Penularannya terbilang sangat cepat,” tandasnya.
Beberapa upaya terus dilakukan pihaknya. Bahrani mengatakan Indonesia tekhusus Kutim merupakan jamaah haji dan umrah yang sangat tinggi. Maka dari itu pihaknya akan terus melakukan sosialisasi. Selain itu membentuk tim pencegahan oleh tim medis di pelabuhan sesuai SOP sebagai antisipasi.
“Setiap setiap hari warga kita ada saja yang umrah, jamaah haji pun rutin berangkat saat bulan haji, juga banyaknnya tenaga kerja Indonesia bekerja di luar negeri. Mereka semua akan kembali ke tanah air dan berpotensi membawa virus yang berasal dari unta dan kelelawar itu. Jadi kami harus bekerja ektrsa, cegah daerah agar tidak KLB. Terlebih daerah pelabuhan, bahkan sebentar lagi pelabuhan kenyamukan akan dibuka. Maka kita semua harus berjaga-jaga,” terangnya.
Dia mengimbau pada seluruh masyarakat agar dapat menjaga kesehatan, dirinya menjelaskan penyakit tersebut belum memiliki vaksin. Sehingga warga Kutim mampu membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
“Jaga daya tahan tubuh, biasakan menggunakan masker saat keluar rumah, mengonsumsi makanan bergizi, olahraga rutin, bahkan warga yang baru pulang dari mekah akan kami pantau terus kesehatannya selama 14 hari. Kita semua harus saling menjaga,” tuturnya. (*/la)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: