Setiap 24 Maret diperingati sebagai hari tuberkulosis. Di Bontang, penderitanya mengalami peningkatan.
bontangpost.id – Dinas Kesehatan Kota Bontang mengklaim kasus anak yang menderita tuberkulosis (TBC) mengalami peningkatan tajam. Bahkan hampir tiga kali lipat pada 2022 lalu.
Berdasarkan data yang dihimpun, pada 2022 anak yang mengidap TBC mencapai 237 kasus. Jumlah tersebut mengalami kenaikan jika dibandingkan 2021 yakni 81 kasus.
Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan Penyakit Menular Diskes Bontang Muhammad Ramzi mengatakan, pada awal Januari hingga Februari 2023 sudah terdeteksi 24 kasus.
“Melihat lonjakan kasus pada awal tahun, bisa jadi pengidap TBC pada anak bertambah. Dan berpeluang besar tahun ini total kasus akan meningkat juga,” ucapnya.
Ratusan kasus TBC pada anak di Bontang ditemukan dari laporan rumah sakit dan investigasi kontak erat dari pasien TBC. Kasus TBC pada anak tersebut, katanya, diakibatkan karena adanya kontak dengan orang dewasa.
“Kasus TBC antara anak itu tidak menular. Jadi anak bisa tertular TBC melalui orang dewasa di sekitarnya,” ujarnya.
Gejala yang ditimbulkan pada anak apabila mengalami TBC ialah batuk yang berlangsung lebih dari tiga minggu. Biasanya berdahak dan terkadang disertai darah. Lebih lanjut, TBC tidak hanya menyerang paru-paru tapi juga tulang, usus, bahkan kelenjar.
“Penularannya bisa jadi melalui percikan liur saat berbicara atau batuk dan bersin. Makanya lebih baik menjaga jarak antara orang dewasa dan anak apabila dalam satu ruang lingkup,” sambungnya.
Ramzi bilang, pihaknya juga fokus pada penyakit ini. Karena bisa menjadi pemicu masalah gizi kronis yang berujung pada stunting. Seperti diketahui, TBC dapat mengakibatkan hilangnya nafsu makan, selain gejala batuk berdahak yang berkepanjangan jika menyerang paru.
“TBC pada anak berkaitan erat dengan stunting. Makanya kami juga fokus untuk menangani penyakit ini. Dengan melakukan monitoring,” timpalnya.
Oleh sebab itu, apabila orangtua merasakan gejala tersebut pada anak diminta untuk segera melakukan pemeriksaan di fasilitas kesehatan terdekat. Sehingga pengawasan lebih mudah dilakukan untuk menyembuhkan sang anak.
“Bisa disembuhkan. Asalkan rutin mengkonsumsi obat sesuai resep dokter,” singkatnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post