bontangpost.id – Kelangkaan gas subsidi tiga kilogram di Kota Bontang dalam sepekan terakhir tepatnya usai lebaran Iduladha akhirnya terkuak. Hal itu diketahui saat Pemerintah Kota Bontang melakukan monitoring lapangan pada Kamis (6/7/2023).
Setidaknya, dalam monitoring yang dipimpin Kepala Bagian Perekonomian dan SDA Setkot Bontang Moch Arif Rochman dan didampingi Diskop-UKMP Bontang itu mengunjungi 5 titik lokasi.
Lokasi pertama di area Kelurahan Loktuan. Yakni Agen PT Pantai Subur dan Pangkalan Rusma. Kemudian, bergeser ke Pangkalan Adaruddin di Kelurahan Belimbing lalu berpindah ke Agen PT Akawy Usaha Mandiri dan sebuah pangkalan gas yang terletak di Kelurahan Api-Api.
Dari pantauan di lokasi disimpulkan ada 4 penyebab gas melon di Bontang langka pasca Iduladha. Pertama, adanya kebijakan baru dari Pertamina. Yakni perubahan jadwal penyaluran dari SPBE ke agen di Bontang.
Biasanya, agen di Bontang menerima penyaluran gas melon setiap hari. Bahkan saat hari libur pendistribusian dari SPBE ke agen tetap dilakukan. Justru, di hari libur agen mendapat kuota tambahan gas melon. Namun jumlahnya berbeda dari hari biasanya.
Namun, saat ini SPBE menerapkan jadwal terbaru. Yakni tidak manyalurkan saat tanggal merah. Artinya, selain Minggu, asalkan tanggal merah tidak ada pendistribusian gas melon dari SPBE ke agen. Imbas yang dirasakan agen adalah adanya pengurangan jumlah pendistribusian gas melon.
“Kalau jadwal sebelumnya kan Minggu tetap ada penyaluran dan kuotanya ditambah. Kalau sekarang kuotanya malah berkurang,” aku Administrator Agen LPJ Akawy Etti saat monitoring.
Dalam sehari, Etti bilang pihaknya menerima 1.680 tabung gas melon dari SPBE. Itupun, langsung disalurkan kepada 32 pangkalan di bawah naungannya. Setiap pangkalan menerima gas melon dengan jumlah yang berbeda. Mulai 30 buah hingga 75 buah. Dalam sebulan setiap pangkalan menerima tak lebih dari 1.850 tabung gas.
“Setiap agen memiliki kuota yang berbeda. Kalau kami dapat segitu penyalurannya,” timpalnya.
Penyebab berikutnya diutarakan Arif ialah adanya antrean panjang di SPBE untuk mengisi gas melon. Hal itu terjadi akibat hadirnya kebijakan baru yang melarang pendistribusian gas melon saat tanggal merah.
Akibat libur panjang yang bertepatan dengan Iduladha membuat pengiriman pasokan gas melon ke tingkat pangkalan pun macet. Sebab, saat tanggal merah pengiriman gas melon tidak dilakukan.
“Bukan karena antrean mobilisasi ke Bontang ya. Tapi antrean di SPBE,” ucapnya.
Kondisi itulah yang menyebabkan gas melon sulit dijumpai dan membuat masyarakat panic buying. Sebab, saat Iduladha kebutuhan gas melon meningkat.
Terlebih, adanya pelaku usaha yang memiliki omset lebih dari Rp 800 ribu per hari turut menggunakan gas melon. Bahkan satu pelaku usaha ada yang memiliki 21 tabung gas elpiji 3 kilogram. Alhasil, pemerintah melakukan penyitaan dan mengganti dengan gas nonsubsidi 5 kilo.
“Nah, soal pelaku usaha bisa mendapatkan puluhan tabung itu yang masih kami dalami. Sebab, satu pelaku usaha itu mendapat jatah dua tabung saja per hari. Itupun belinya wajib menyertakan fotokopi KTP,” bebernya.
Mengenai, pelaku usaha “nakal” yang memiki omset di atas Rp 800 ribu per hari dan masih menggunakan gas melon, kata Arif monitoring akan diperluas.
“Enggak mungkin ada pelaku usaha yang bisa mengakses banyak tabung kalau enggak ada yang ‘bermain’. Makanya mau kami evaluasi dulu setelah itu monitoring akan menyasar pelaku usaha,” tandasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post