( Oleh : Mujahidul wathoni, M,Pd : Ketua 5 PD. Muhammadiyah Kab. Kutai Timur)
Pengertian berkah menurut bahasa berarti az-ziyadah ( pertambahan ), an-nama` ( pertumbuhan ), dan as-sa`adah ( kebahagiaan ) ( Al-mu`jam al-wasith;52), sedangkan menurut istilah, berkah adalah pertambahan dan pertumbuhan nikmat dan anugerah yang mendatangkan kebahagiaan.
Bulan ramadhan adalah bulan yang penuh dengan berkah, diantara wujud berkah bulan ramadhan adalah dibukanya pintu-pintu surga, ditutupnya pintu-pintu neraka, di belenggunya syetan-syetan, dan didalamnya terdapat malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Oleh karena itu jangan sampai seorang muslim terhalang untuk meraih daripada keberkahan di bulan ramadhan.
Berkah itu sesuatu yang tidak dapat dilihat dengan mata, namun dapat kita rasakan efek dan pengaruhnya, berdasarkan pengalaman empiris dan nash-nash syar`i, dapat dijelaskan beberapa karakteristik berkah :
Pertama, berkah itu sedikit keberadaanya, sebagaimana sabda nabi Muhammad Saw. “ Apabila salah seorang di antara kamu makan maka hendaknya ia menjilati jari-jemarinya , dalam riwayat lain, hendaknya salah seorang di antara kamu membersihkan sisa-sisa makanan yang ada di piringnya, karena ia tidak tahu di manakah di antara makanan itu yang mengandung berkah” ( HR. Muslim ).
Betapa sedikitnya keberadaan berkah ini, di mana dari sepiring nasi, bisa jadi yang mengandung berkah hanya beberapa butir nasi saja, atau bahkan hanya di bagian luar dari butiran nasi yang menempel di piring dan jari-jemari, juga disendok, sehingga Nabi Muhammad saw. Memerintahkan kita untuk menjilatinya.
Kedua, Berkah itu besar dampak dan pengaruhnya, Keberadaan berkah itu sedikit jumlahnya, namun berkah ini memberikan pengaruh yang luar biasa, sebagaimana dikisahkan oleh Anas bin Malik r.a.
“ Abu Talhah menyuruhku untuk mengundang Rasulullah Saw. Karena ia telah memasak makanan, ketika aku datang Rasulullah saw. Sedang bersama orang-orang, lalu beliau memandangku sehingga aku merasa malu, lalu aku berkata, ‘mohon engkau dapat menghadiri undangan Abu Talhah.” Beliau pun berkata kepada orang-orang, berangkatlah kalian bersamaku.” Abu Talhah berkata,” wahai Rasulullah aku hanya mampu memasak sedikit makanan untukmu.” Rasul Saw.
Pun menyentuh makanan itu dan mendo`akan keberkahan untuknya, kemudian beliau bersabda, “ masuklah sepuluh orang dari sahabatku, “ lalu bersabda makanlah kalian,” Beliau mengeluarkan sedikit makanan kepada mereka dengan jari-jemari beliau. Mereka pun memakan makanan itu sampai kenyang lalu setelah itu mereka keluar. Kemudian beliau barsabda.” Masuklah sepuluh orang lagi,” lalu mereka masuk dan memakan sampai kenyang. Beliau terus-menerus memasukan sepuluh orang dan mengeluarkan sepuluh orang yang lain sehingga tidak ada seorang pun di antara mereka, melaikan telah masuk dan memakan sampai kenyang. Kemudian setelah itu, beliau menyiapkan makanan itu, ternyata makanan itu sama sekali tidak berkurang seperti keadanya ketika mereka hendak makan .” ( HR. Muslim )
Ketiga, Berkah itu senantiasa menhadirkan kebaikan, Pertambahan dan pertumbuhan berkah itu senantiasa mengahdirkan kebaikan-kebaikan dan bukan keburukan. Abu said al-Khudri r.a. menuturkan,
“ Suatu saat Rasulullah saw. Duduk di atas mimbar dan kami duduk di sekitar beliau, lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya yang aku khawatirkan atas diri kalian sepeninggalku tidak lain adalah bunga dunia dan hiasanya yang dibukakan untuk kalian,” lalu ada seorang laki-laki bertanya,” apakah kebaikan itu akan mendatangkan keburukan? Rasulullah Saw. Mendiamkanya lalu bersabda, “ apakah orang yang bertanya tadi masih hadir? Sesungguhnya kebaikan itu tidak akan mendatangkan keburukan, sesungguhnya harta ini bersifat segar dan manis. Sebaik-baik pemilik harta adalah seorang Muslim yang mau memberikan sebagian hartanya untuk anak yatim, orang miskin, dan ibnu sabil. Sesungguhnya seorang yang mengambil harta dengan cara tida baik seperti orang yang makan tidak pernah kenyang, dan harta itu akan menjadi saksi yang memberatkanya pada hari kiamat nanti,” ( HR. Nas`i )
Jadi , harta yang berkah adalah harta yang diperoleh dengan cara benar dan mendorong pemiliknya untuk melakukan berbagai aktivitas kebaikan yang membahagiakan dirinya dan orang lain, dan jika berkah itu dicabut dari harta seorang maka harta itu hanya akan membuatnya semakin kikir, rakus, dan kemanfaatanya hanya untuk berbagai aktivitas keburukan sehingga pada hari kiamat nanti menjadi sanksi yang memberatkanya, bahkan menjerumuskanya dalan neraka.
Di atas tadi telah dijelaskan bahwa berkah itu keberadaanya sedikit jumlahnya namun pada bulan Ramadhan ini terdapat limpahan berkah, maka ini adalah omentum yang tepat agar kita memperoleh sebagian daripada berkah bulan ramadahan. Di antara keberkahan itu adalah dibukanya pintu surga, maka seorang muslim lebih mudah untuk menjelajah surga dengan hati dan jiwa sehinga muncul dorongan yang amat kuat untuk melakukan berbagai amalan kebaikan di malam hari dan juga disiang hari. Kemudian pintu nerakan ditutup, maka seorang muslim lebih mudah untuk menumbuhkan optimisme dalam dirinya agar bebas dari siksa api nereka. Dan terdapat malam yang lebih baik daripada seribu bulan yaitu malam lailatul qadar. Maka hendaknya setiap kita bertekad menjadikan malam ini sebagai malam untuk mengoptimalkan berbagai amalan ibadah sehinggga mampu menjadi pengingkut nabi Muhammad saw. Yang patut dibanggakan di depan ummat-ummat sebelumnya di akhirat nanti.(*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: