Kisah Inspiratif Warga Bontang: Markawi (198)
Setiap membuka usaha, halangan dan rintangan pasti selalu ada. Sama seperti yang dirasakan Markawi saat pertama kali berdagang sate. Berbagai bentuk hinaan dan perlakuan tak pantas sering didapatkannya. Namun, Markawi punya cara mengatasinya dengan baik.
Muhammad Zulfikar Akbar, Bontang
MERANTAU dari Surabaya pada 1989 silam, Markawi kala itu nekat berjualan rujak di daerah Loktuan. Nyaris 15 tahun lamanya berjualan rujak, seketika saja Markawi memutuskan banting setir menjadi pedagang sate pada 2004. Meski keadaan ekonomi keluarga kala itu masih susah, Markawi nekat saja berganti haluan. Berbekal gerobak sate yang dibuatnya, suami dari Rempuyanti ini kemudian berkeliling menjajakan satenya.
Pilihan Markawi berdagang sate kala itu mendapat tantangan besar. Dirinya punya pengalaman pahit, saat gerobak sate dagangannya kala itu dibuang ke tempat sampah. Tak sampai disitu saja. Pengusiran pun kerap dialami saat Markawi menempati suatu tempat untuk berdagang. “Lampu tiba-tiba diputusin, diusir dari tempat dagang. Bahkan saat pindah ke pasar, di bawah rombong (gerobak, Red.) saya dikasih kotoran,” kenang Markawi.
Namun, Markawi ternyata tak pernah menaruh dendam sedikit pun pada mereka. Justru, bapak empat anak ini berdoa jika dirinya adalah calon orang sukses di kemudian hari. “Saya berpikir positif saja. Saya hanya berdoa, mungkin saya calonnya orang enak. Tidak pernah misuh (memaki, Red.),” ujar pria asli Lamongan ini.
Suatu ketika, Markawi bermimpi mendapatkan rumah yang diidam-idamkannya. Namun meskipun hanya mimpi, Markawi pun mengamininya.”Namanya sudah ingin punya rumah,” katanya.
Terang saja, beberapa waktu kemudian Markawi mendapati satu rumah yang baru dijual oleh Bank Dhanarta. Melihat rumah tersebut baru dijual, dia pun nekat menemui manajemen bank tersebut untuk berniat membeli rumah tersebut. “Saya meskipun tidak punya uang tapi berani bertanya. Waktu itu oleh mereka, rumah tersebut dikasih harga Rp 550 juta,” ujarnya.
Namanya sudah berniat ingin mendapatkan rumah, Markawi pun mencari berbagai cara agar rumah tersebut bisa terbeli. Setelah berpindah-pindah mencari pinjaman, dia pun memutuskan menemui Bank Rakyat Indonesia (BRI). Tampaknya, keputusan tepat Markawi mendatangi bank tersebut. Baru sekali bertemu, bank tersebut akhirnya sepakat memberikan pinjaman kepada Markawi sebesar Rp 550 juta untuk membeli rumah tersebut. “Setelah mendapatkan rumah ini, baru dagangan sate saya pindah ke sini,” ucapnya.
Markawi memang tak berbicara banyak terkait omset yang didapatkannya saat ini. Namun, berkat usahanya, dia pun kini juga memiliki aset kebun. Bahkan, cicilan pembayaran rumahnya kepada bank pun akan segera terlunasi dalam waktu dekat. Segala capaiannya hingga saat ini, merupakan buah dari berpikir positif yang selama ini dilakukan Markawi. “Saya hanya berharap, kedua anak laki-laki saya mendapatkan pendidikan dan kehidupan yang lebih baik di masa depan, melalui usaha saya ini,” pungkas Markawi. (bersambung)
==Tentang Markawi==
Nama: Markawi
TTL: Lamongan, 1963
Alamat: Jalan Slamet Riyadi (samping BRI Loktuan)
Istri: Rempuyanti
Anak: 4 anak
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: