Oleh:
Yusva Alam Redaktur Bontang Post
Siapa bilang tak boleh bicara politik di dalam masjid. Tentu saja boleh dan sangat boleh. Yang mengatakan tak boleh itu, mungkin saja orang yang belum paham. Atau yang membenci Islam sampai sebegitunya. Atau bisa juga orang yang takut presidennya maju dua periode he..he…semua kemungkinan itu bisa saja.
Berbicara politik di dalam masjid itu sah dilakukan. Karena Rasulullah SAW juga melakukannya dulu. Rasulullah memfungsikan masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah ritual (shalat, zikir, iktikaf, dll), namun rasul juga kerap membicarakan ataupun menyelesaikan permasalahan keumatan di dalam masjid. Mulai dari permasalahan ekonomi, sosial kemasyarakatan, hingga membahas strategi perang. Bahkan masjid juga berfungsi untuk keperluan medis, berlatih perang, ataupun pendidikan.
Nah, yang dimaksud bicara politik dalam Islam itu, ya membicarakan masalah keumatan itu. Definisi politik Islam itu jauh berbeda dengan definisi politik zaman now. Menurut Al-‘Allamah Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani, politik (as-siyâsah) dalam Islam didefinisikan sebagai: pengaturan urusan-urusan masyarakat dalam dan luar negeri berdasarkan syariah Islam.
Bagaimana mengurus urusan masyarakat dengan syariah Islam. Bagaimana agar syariat Islam bisa diterapkan di tengah-tengah masyarakat. Agar setiap permasalahan yang terjadi di tengah umat bisa terselesaikan menggunakan syariah Islam. Sehingga masyarakat bisa aman dan sejahtera.
Sedangkan politik zaman now merupakan politik ala Niccolo Machiavelli. Upaya untuk merebut dan mempertahankan kekuasaan. Menghalalkan segala cara demi melanggengkan kekuasaan atau mencapai tujuan yang diinginkan. Yang terjadi ya sekarang ini. Seperti kita lihat di televisi, di media sosial, atau dengan mata kepala sendiri. Kerusakan dan kemaksiatan merajalela.
Bagi mereka-mereka yang mengamalkan politik Machiavelli, tentu saja tidak senang jika ada yang membahas politik ala Islam. Lha kenapa? karena merasa terancam eksistensinya. Begitupula yang sedang ingin merebut kekuasaan dengan amalan politikus asal negeri pizza ini, mereka akan menggunakan segala cara. Tidak melarang bicara politik di masjid, tapi masuk masjid atau pesantren mengamalkan politik Machiavelli. Masuk ke masjid atau pesantren-pesantren untuk mencari “suara.” Minta didukung agar duduk di tampuk kekuasaan…lha apa ini namanya kalo bukan sami mawon alias sama saja.
Karenanya, membahas masalah umat sudah seharusnya jadi budaya umat Islam. Jangan alergi. Kalau perlu menjadi sebuah habits, di masjid sekalipun. Karena saat ini umat butuh pertolongan. Butuh penerapan syariat Islam agar keluar dari semua permasalahan saat ini. Campakkan politik ala Machiavelli yang tak kunjung menunjukkan hasil, dan tak akan pernah berhasil.
Upaya penerapan syariat Islam harus terus dibicarakan. Politik Islam harus terus digaungkan. Agar masyarakat semakin paham, sehingga mau dengan sukarela menerapkan syariat dari Allah SWT ini untuk diamalkan di tengah-tengah mereka. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post