DALAM dua hari, ular kembali meneror permukiman warga. Selasa (15/1/2019) dan Rabu (16/1/2019), Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkartan) Bontang berhasil mengevakuasi tiga ular yang dilaporkan muncul di sekitar permukiman warga.
Ular pertama yang dievakuasi yaitu piton pada Selasa malam. Piton berukuran 2,8 meter ini diketahui bersembunyi di septic tank toilet tak terpakai di RT 14 Jalan Brokoli Raya, Kelurahan Gunung Elai, Bontang Utara.
Binatang melata itu pertama kali diketahui setelah warga mendengar suara gaduh di lokasi penemuan ular. Rupanya, seekor ular sedang berupaya memangsa bebek milik warga yang berada di dalam kandang.
Proses evakuasi mulai dilakukan sekira pukul 22.28 Wita. Hingga akhirnya berhasil ditangkap petugas Disdamkartan pada pukul 23.40 Wita dengan dibantu warga sekitar. Untuk kemudian ular dibawa ke Taman Nasional Kutai (TNK).
Kemudian Rabu pagi sekira pukul 07.40 Wita, seekor kobra sepanjang 1 meter dilaporkan muncul dari dalam parit belakang rumah warga. Tepatnya di Jalan Danau Sentani HOP 3 RT 17 Kelurahan Satimpo, Bontang Selatan. Diketahui, ular ditemukan warga pemilik rumah yang hendak membersihkan pekarangan belakang, dalam posisi sedang berhadapan dengan seekor kucing.
Kobra baru bisa dievakuasi sekira pukul 09.00 Wita, setelah sebelumnya petugas memasukkan kayu ke dalam lubang. Yang dicurigai menjadi tempat persembunyian ular berbisa tersebut. Petugas langsung melakukan penangkapan dengan peralatan lengkap saat terdengar suara semburan.
Ular terakhir yang dievakuasi yaitu piton sepanjang 3,2 meter. Tepatnya di Jalan Gatot Subroto RT 24 Nomor 158, Kelurahan Berbas Pantai, Bontang Selatan. Dilaporkan sekira pukul 12.15 Wita, keberadaan ular piton ini diketahui tiga orang warga saat melakukan pengurukan tanah di kediaman salah seorang warga.
“Ternyata itu lubang yang tempo hari pernah dievakuasi petugas Damkar. Dimasuki ular yang baru untuk bersarang,” ujar Anas Taneng selaku Kasi Penyelamatan dan Investigasi Disdamkartan Bontang dalam siaran persnya.
Dijelaskan, ular terpanjang dalam dua hari evakuasi tersebut sempat diusik warga. Sehingga bergeser pindah ke bawah pondasi WC. Alhasil, tim Disdamkartan mesti melakukan pembongkaran. Namun sempat terkendala ramainya masyarakat yang menonton proses evakuasi.
“Sampai-sampai petugas Damkar merasa pengap dan kepanasan,” sambung Anas.
Bukan hanya menyusahkan petugas, ramainya masyarakat yang menonton dan memotret saat evakuasi berlangsung membuat ular kerap bergeser. Hingga akhirnya benar-benar berhasil dievakuasi sekira pukul 13.50 Wita. (luk)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post