bontangpost.id – Sepanjang 2022, Dinas Peternakan Kota Bontang mencatat sekira 29 hewan ternak terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK).
Kasi Pelayanan Kesehatan Hewan Dinas Peternakan DKP3 Bontang drh Riyono mengungkapkan akibat adanya kasus tersebut saat ini Kota Bontang masuk dalam zona merah PMK. Kendati demikian kasus tersebut berhasil ditangani. Alhasil, saat ini Bontang nol kasus PMK.
“PMK masih ada. Tapi sudah terkendali. Dan tahun ini Bontang nol kasus,” ujarnya.
Disebutkannya, 28 hewan ternak tersebut terdiri dari 27 sapi dan 1 kerbau. Pasca terpapar PMK, puluhan sapi berhasil disembuhkan. Sedangkan satu kerbau tidak terselamatkan dan harus dilakukan stamping out atau dipotong paksa. Sesuai prosedur, hal itu harus dilakukan untuk mencegah adanya penularan yang lebih luas.
“Peternak itu sudah tahu apa yang harus dilakukan kalau hewan ternaknya terpapar PMK. Karena sudah diberi pembekalan. Pun, hewan ternak sudah menerima vaksin PMK,” bebernya.
Adapun, penyebab puluhan hewan ternak di Bontang terjangkit PMK ialah tertular dari hewan ternak yang didatangkan dari luar daerah. Kata Riyono, upaya pencegahan telah dilakukan dengan maksimal. Yakni melakukan vaksinasi PMK dan melakukan sterilisasi kandang ternak.
Saat ini, pihaknya memperjuangkan agar tak ada lagi kasus PMK di Bontang. Dengan begitu, Bontang akan berubah menjadi zona putih. Yang artinya, daerah tersebut pernah terpapar PMK dan berhasil bebas kasus melalui pengawasan dan survey selama tiga sampai empat bulan lamanya.
“Alhamdulillah, semua sapi di Bontang sudah kami vaksin. Insyallah, tahun ini tidak ada kasus. Justru yang kami waspadai saat ini ialah penyakit kulit. Meskipun, di Bontang belum ada kasus,” tandasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post