“Angkanya terus melorot. Bahkan di November ini paling sedikit dibandingkan bulan sebelumnya,” kata Imah.
Jumlah itu tersebar di 11 kelurahan. Artinya hanya empat kelurahan yang tercatat tanpa kasus DBD. Meliputi Satimpo, Bontang Kuala, Guntung, dan Kanaan. Sementara kasus terbanyak menyasar kelurahan Loktuan dengan lima penderita.
“Disusul Gunung Elai di urutan kedua dengan empat kasus,” ucapnya. Selanjutnya Bontang Baru dengan dua kasus. Delapan kelurahan lain memiliki satu kasus. Angka ini juga di bawah pola maksimal maupun minimal kurun lima tahun terakhir.
Mengingat kasus tertinggi di November terjadi pada 2021 lalu dengan 46 penderita. Terendah satu tahun berikutnya di angka 26 kasus. Diketahui pada Oktober jumlah kasus penderita DBD tercatat 38. Adapun di September menembus 69 penderita. Meski ada penurunan, Diskes meminta warga tetap waspada. Apalagi beberapa hari belakangan Bontang selalu diguyur hujan. Tempat penampungan air harus diperhatikan.
“Jangan sampai menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk,” tutur dia.
Selain itu, lingkungan juga harus dijaga kebersihannya. Sampah plastik dan botol jangan dibiarkan supaya tidak menampung air sebagai sarana perkembangbiakkan nyamuk aedes aegypti. Warga juga diminta untuk menutup tempat penampungan air, menaruhkan bubuk abate di bak mandi, hingga memperhatikan tempat penampungan air. Meliputi vas bunga, tatakan dispenser, hingga drum.
Upaya pengasapan bukanlah menjadi jurus ampuh. Pasalnya fogging hanya bisa membunuh nyamuk dewasa. Sementara jentik tetap bisa berkembangbiak meski dilakukan langkah tersebut. Melalui gerakan 3M ini bisa memberantas hingga sumber permasalahan. Utamanya di kawasan yang kerap ada penampungan air. (*)
“Angkanya terus melorot. Bahkan di November ini paling sedikit dibandingkan bulan sebelumnya,” kata Imah.
Jumlah itu tersebar di 11 kelurahan. Artinya hanya empat kelurahan yang tercatat tanpa kasus DBD. Meliputi Satimpo, Bontang Kuala, Guntung, dan Kanaan. Sementara kasus terbanyak menyasar kelurahan Loktuan dengan lima penderita.
“Disusul Gunung Elai di urutan kedua dengan empat kasus,” ucapnya. Selanjutnya Bontang Baru dengan dua kasus. Delapan kelurahan lain memiliki satu kasus. Angka ini juga di bawah pola maksimal maupun minimal kurun lima tahun terakhir.
Mengingat kasus tertinggi di November terjadi pada 2021 lalu dengan 46 penderita. Terendah satu tahun berikutnya di angka 26 kasus. Diketahui pada Oktober jumlah kasus penderita DBD tercatat 38. Adapun di September menembus 69 penderita. Meski ada penurunan, Diskes meminta warga tetap waspada. Apalagi beberapa hari belakangan Bontang selalu diguyur hujan. Tempat penampungan air harus diperhatikan.
“Jangan sampai menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk,” tutur dia.
Selain itu, lingkungan juga harus dijaga kebersihannya. Sampah plastik dan botol jangan dibiarkan supaya tidak menampung air sebagai sarana perkembangbiakkan nyamuk aedes aegypti. Warga juga diminta untuk menutup tempat penampungan air, menaruhkan bubuk abate di bak mandi, hingga memperhatikan tempat penampungan air. Meliputi vas bunga, tatakan dispenser, hingga drum.
Upaya pengasapan bukanlah menjadi jurus ampuh. Pasalnya fogging hanya bisa membunuh nyamuk dewasa. Sementara jentik tetap bisa berkembangbiak meski dilakukan langkah tersebut. Melalui gerakan 3M ini bisa memberantas hingga sumber permasalahan. Utamanya di kawasan yang kerap ada penampungan air. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: