Tidak Ada Penanganan Khusus dari Dinas
BONTANG – Krisis harga cabai yang melambung tinggi bukan hanya terjadi di Kota Taman. Melainkan terjadi di berbagai penjuru di negeri ini. Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan (dulu Disperindagkop) menyatakan tidak memiliki program khusus dalam penanganan krisis ini. Karena penyebabnya berasal dari kurangnya pasokan cabai secara nasional.
“Bukan hanya di Bontang, di daerah-daerah lain juga begitu (harga naik, Red.). Dari kami tidak ada program khusus untuk penanganannya,” kata Mursyid, kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan Bontang saat dihubungi media ini, Ahad (12/2) kemarin.
Hal ini menanggapi keinginan Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Bontang yang sebelumnya berharap Pemkot melalui dinas terkait bisa menstabilkan harga. Kata Mursyid, sejauh ini yang bisa dilakukan pihaknya sebatas memantau perkembangan harga komoditas termasuk cabai di tiga pasar yang ada di Indonesia.
“Pasokannya masih belum stabil karena gangguan cuaca. Kalau kondisinya membaik harganya pasti akan kembali stabil,” tambahnya.
Sementara terkait keinginan APPSI agar dilibatkan dalam peninjauan harga pasar, Mursyid mempersilakan bila memang berkeinginan begitu. Dalam hal ini, APPSI bisa menjalin komunikasi dengan dinas. Namun dia menekankan, bahwa dalam peninjauan ini, dinas tidak memiliki anggaran khusus. Hal ini diikarenakan kondisi defisit keuangan yang sedang terjadi.
“Meski tidak ada anggarannya, tapi kami tetap melakukan peninjauan harga di pasar satu kali dalam sepekan. Karena hal tersebut sudah menjadi tugas dan kewajiban kami. Bila asosiasi ingin ikut serta, ya silakan saja,” jelas Mursyid.
Diberitakan sebelumnya, belum stabilnya pasokan membuat harga cabai masih tinggi. Di Bontang, harga cabai biasa mengalami kenaikan signifikan. Di Pasar Rawa Indah misalnya, harga cabai biasa yang pekan lalu senilai Rp 95 ribu per kilonya, mengalami kenaikan sebesar Rp 25 ribu menjadi Rp 120 ribu di pekan ini. (luk)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post