SANGATTA – Setelah beberapa pekan lalu hadir di Kecamatan Kaliorang dan Sangkulirang, rombongan Tim Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), Dinas Kesehatan Kutai Timur (Dinkes Kutim) selanjutnya menyambangi Kecamatan Kaubun tepatnya di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) V Kaubun, Selasa (22/8) lalu. Untuk menggelar kegiatan sosialisasi dan pembentukan kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) untuk tingkat anak sekolah.
Kegiatan tersebut dipimpin Kepala bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit (P2P) Yuwana didampingi Kepala Seksi (Kasi) P2PM Ahsan Zainuddin. Dihadiri Wakil Ketua Forum Kabupaten Sehat (Forkahat) Abu Faqih, Staf P2PM Rika Oktora, Harwati, Wawan, Kepala UPT Pendidikan Muhammad Nur, Kepala UPT Puskesmas dr Fikasa dan beberapa perwakilan murid sekolah serta guru UKS dari SD, SMP, SMA kecamatan Kaubun.
Sekitar 50 siswa siswi terpilih dari setiap sekolah. Yuwana Sri Kurniawati mewakili Kepala Dinkes mengatakan, bahwa kader Jumantik cilik akan bertugas sebagai pemantau jentik. Dengan tujuan mencegah penyebab penyakit demam berdarah (DBD) yang bersumber dari nyamuk aedes aegypti.
“Faktor utama penyebab penyakit demam berdarah adalah nyamuk aedes aegypti yang menularkan penyakit melalui gigitan kepada orang lain. Artinya nyamuk aedes aegypti sebagai sumber penyakit DBD yang harus segara diberantas,” tuturnya.
Dalam kesempatan ini, Ahsan Zainuddin pula menerangkancara kerja kader jumantik cilik dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN) menuju sekolah bebas jentik. Dengan berbagai tahapan seperti para siswa mendapatkan pembinaan atau penyuluhan teknis dari guru Unit Kesehatan Sekolah (UKS).
“Kepala sekolah melalui guru berperan sebagai penanggungjawab PSN. Nanti setiap kepala sekolah memberikan laporan rutin per bulan kepada Puskesmas berdasarkan hasil rekap pelaksanaan PSN Jumantik anak sekolah setiap minggunya,” jelasnya.
Ahsan menambahkan, kader Jumantik cilik ini wajib ada disetiap kelas dengan kriteria mampu membaca, menulis, dan menjadi motivator bagi rekan-rekan siswa siswi yang lain. Serta mau bekerjasama dengan petugas Puskesmas, guru dan petugas kebersihan sekolah.
Kemudian peran dan tanggung jawab Jumantik anak sekolah adalah dengan melakukan kegiatan memantau dan membuat catatan laporan hasil pemantauan jentik dan PSN di sekolah serta tempat tinggalnya, kepada guru penanggungjawab PSN sekolah dengan menggunakan formulir hasil pemantauan dan sosialisasi PSN 3M Plus dan pengenalan DBD.
“Jadi bisa disimpulkan, PSN adalah tindakan pemberantasan sarang nyamuk melalui kegiatan menutup, menguras dan menimbun plus memanfaatkan barang bekas yang masih bernilai ekonomis (3M) plus.Terencana secara terus menerus dan berkesinambungan. Ini cara paling efektif untuk mencegah terjadinya penyakit DBD serta mewujudkan kebersihan lingkungan dan perilaku hidup sehat,” tuturnya.
Kepala UPT Pendidikan Muhammad Nur menyambut baik kegiatan ini. Dia mengatakan kegiatan ini sangat bermanfaat bagi generasi penurus agar nanti dapat diaplikasikan di sekolah maupun masyarakat. “Harapan saya apa yang diberikan oleh Dinkes akan tercipta generasi yang sehat jasmani dan rohani,” harapnya. (hms10/ver)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post