Memberikan pelayanan terbaik pada tamu bukan sekadar kewajiban pekerja hotel. Tapi juga memunculkan ketagihan untuk terus berulang melakukannya. Itulah yang dirasakan Estetika Putri selama berkiprah sebagai executive secretary and marketing communication di Horison Hotel Samarinda.
LUKMAN MAULANA, Samarinda
“Rasanya menyenangkan saat tamu mengucapkan terima kasih atas pelayanan yang saya berikan. Dari situ saya jadi ingin terus berusaha melakukan yang terbaik. Rasanya ketagihan untuk memberikan pelayanan terbaik,” kata perempuan yang karib disapa Teti ini saat ditemui Metro Samarinda, Jumat (28/7) kemarin.
Sejak Mei 2015, Teti sudah melakoni profesi executive secretary and marketing communication di Horison Hotel Samarinda. Ini merupakan pekerjaan profesional pertama yang dilakoninya selepas lulus kuliah dari Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Mulawarman Samarinda.
Bukan sekadar membantu kebutuhan-kebutuhan general manager (GM) hotel dalam menjalankan manajemen hotel, Teti juga merangkap sebagai public relations (PR) dan pemasaran hotel. “Latar belakang saya gabung di hotel awalnya karena ingin mengaplikasikan ilmu saat kuliah. Kebetulan saya dulu jurusan PR di kampus,” terang Teti
Dia mengisahkan, menjadi pekerja hotel sebenarnya bukan cita-cita yang ia gantungkan saat remaja. Teti mengaku kala itu menggemari hal-hal yang berhubungan dengan membangun dan mendesain sesuatu. Kegemaran inilah yang lantas membuat dia memilih Teknik Sipil saat pertama kali mengenyam pendidikan tinggi di Politeknik Negeri Samarinda selepas lulus SMA tahun 2009.
Namun kuliahnya tersebut hanya bertahan satu tahun. Keinginan Teti mengejar mimpi menjadi penyanyi band beraliran pop-rock merupakan alasan kuliahnya putus di tengah jalan. “Saat kuliah saya terlibat dalam kegiatan band. Saya jadi vokalis di band bernama Merci. Nah, band saya ini mendapat kontrak dari Sony Music untuk tampil di Jakarta,” jelasnya.
Dengan aliran pop-rock yang digelutinya, Teti mengaku dulu sempat menjadi sosok yang tomboi. Bahkan saking tomboinya, banyak yang salah mengira dia seorang lelaki. Kepiawaian olah vokal dan kesempatan manis di depan mata pun tak disia-siakannya. Teti terbang ke ibu kota bersama band-nya yang dimotori Novi Umar.
“Saya pergi ke Jakarta dengan komitmen untuk tetap melanjutkan kuliah. Keinginan saya waktu itu bisa manggung sembari kuliah di Jakarta,” kenang pengagum vokalis Paramore, Hayley William ini.
Sayangnya, keinginan untuk tetap menuntut ilmu hanya sekadar keinginan. Kesibukan sebagai anak band membuat Teti tak punya waktu untuk kuliah. Alhasil oleh keluarganya, dia diminta kembali ke Kota Tepian. Demi pendidikan dan masa depan, Teti mesti megundurkan diri dari band. Asanya untuk meraih popularitas sebagai vokalis band pun mesti ia kubur.
“Setelah satu setengah tahun di Jakarta, keluarga meminta saya kembali untuk menyelesaikan kuliah,” tambah Teti.
Sekembalinya ke Samarinda, anak kedua dari empat bersaudara ini menyadari kemampuannya berpikir menurun setelah lama meninggalkan bangku kuliah. Makanya alih-alih melanjutkan kuliah di Teknik Sipil, Teti lebih memilih mempelajari Ilmu Komunikasi di Universitas Mulawarman (Unmul). Kepribadian yang percaya diri dan gemar cuap-cuap membuatnya merasa cocok untuk kuliah Ilmu Komunikasi.
“Saya tertarik untuk menggeluti ilmu komunikasi, khususnya yang berhubungan dengan PR. Secara tidak langsung mengasah kemampuan saya dalam hal public speaking yang sering saya lakukan saat jadi anak band,” ungkap penggemar kuliner buntut balado ini.
Saat mengenyam pendidikan di Unmul, Teti mulai berkenalan dengan profesi pekerja hotel. Rupanya, sang kakak bekerja di bagian human resources manager (HRM) pada salah satu hotel di Samarinda. Tepat di saat libur kuliah, Teti mendapat kabar dari kakaknya bahwa hotel tersebut membutuhkan pegawai magang.
“Kebutuhannya untuk tiga bulan. Kebetulan libur kuliah juga tiga bulan. Karena ingin mencari pengalaman, saya menawarkan diri bekerja magang di sana,” kisahnya.
Alhasil, selama tiga bulan Teti magang di hotel tempat kerja kakaknya tersebut. Dia ditempatkan sebagai tenaga purchasing di bagian akunting. Meski hanya tiga bulan, Teti mendapat banyak pengalaman dari proses magangnya tersebut. Dia banyak mencari tahu tentang berbagai jenis profesi yang ada di hotel.
“Dari magang itu saya dapat gambaran tentang bagaimana pekerjaan di hotel. Saya menyadari sebagai jasa pelayanan, keberadaan hotel tak terlepas dari peran PR yang ada di dalamnya,” sambung Teti.
Usai menyelesaikan kuliah, langkah kaki putri pasangan Elisander Hia dan Leram Tingai ini tak sabar untuk bisa mengaplikasikan ilmunya di dunia kerja. Ketika Horison Hotel Samarinda membuka lowongan executive secretary and marketing communication tahun 2015, Teti menjajal peruntungannya. Deskripsi pekerjaan yang meliputi fungsi PR menarik minatnya.
“Sebelum wisuda, saya sudah diterima bekerja. Selain tugas utama sebagai executive secretary and marketing communication, saya dipercaya sebagai project manager dalam pengembangan kafe di pool side hotel,” terangnya.
Sebagai project manager di awal-awal masa kerjanya, Teti mendapat banyak pelajaran berharga. Bersama sang GM, dia menjadi konseptor yang merancang kafe yang bertempat di lantai teratas hotel. Dalam membuat konsep kafe ini, Teti belajar banyak hal tentang usaha kafe. Mulai dari interior, sound system, inventaris, dan tentunya menu yang hendak disajikan.
“Lima bulan membuat konsep, kami akhirnya berhasil membuka kafe hotel yang kami beri nama La Luna Bistro. Tepatnya November 2015,” sebut lajang kelahiran Samarinda, 26 tahun lalu ini.
Teti berkisah, tahun pertamanya bekerja di hotel merupakan masa-masa yang berat. Karena merupakan tahap belajar dan adaptasi terhadap dunia kerja yang baru pertama kali dirasakannya. Tanpa canggung Teti mengakui, awalnya dia sulit mengikuti irama kerja di Horison Hotel Samarinda. Dengan setumpuk pekerjaan yang mesti ditangani, Teti mengaku sempat mengalami stres.
“Tanggung jawab dan tekanan pekerjaan yang besar, sementara saya masih belajar. Karena masih sulit menyesuaikan dengan ritme kerja, saya kerap dimarahi oleh GM. Saya sering down dan menangis setiap hari sepulang kerja,” bebernya.
Tekanan-tekanan yang begitu berat dirasakan membuat Teti beberapa kali ingin berhenti bekerja. Namun dengan dukungan dan motivasi dari sang GM, Teti memutuskan bertahan. Dari sang GM dia mendapat banyak pelajaran tentang kerasnya dunia kerja. Diakui Teti, didikan dari sang GM ikut berperan dalam membentuk mentalnya sebagai pekerja hotel.
“Setelah melewati tahun pertama, saya bisa menyesuaikan diri dan menemukan irama kerja saya. Merangkap PR dan marketing, saya juga menangani desain grafis, media relation, dan menyiapkan semua marketing kit,” papar Teti.
Kemajuan teknologi informasi menjadi strategi tersendiri baginya dalam memasarkan layanan hotel. Yaitu dengan menggunakan berbagai jenis media, mulai dari media cetak, radio, televisi, serta media sosial seperti instagram dan path. Berbagai informasi tentang hotel meliputi layanan kamar dan promo-promo menarik dipublikasikannya melalui media-media tersebut.
Teti pun tak segan mempelajari berbagai teknik videografi dan fotografi. Agar video-video dan foto-foto yang memuat informasi tentang Hotel Horison bisa semakin menarik perhatian masyarakat. Serta memberikan edukasi tentang hotel bintang tiga tersebut sebaik mungkin.
“Penggunaan media-media seperti ini berpengaruh dalam pemasaran hotel. Khususnya media sosial yang mudah dijangkau masyarakat,” terangnya.
Kata dia, Horison Hotel punya banyak Keunggulan dan nilai jual. Salah satunya yaitu lokasinya yang berada di jantung Kota Samarinda. Sehingga akses pada fasilitas-fasilitas publik bisa lebih dijangkau. Fasilitas-fasilitas yang ditawarkan pun terbilang lengkap, meliputi kolam renang, spa, fitness, bahkan ballroom. Keunikan lainnya, di setiap kamar Hotel Horison menyediakan mini bar gratis.
“Walaupun hotel kami kelasnya bintang tiga, namun rasanya seperti bintang empat,” sambung Teti yang juga gemar berolahraga ini.
Sebagai pekerja hotel, Teti mengaku merasa senang bisa memberikan pelayanan berkualitas kepada para tamu. Dia memang selalu berusaha memberikan yang terbaik yang bisa dilakukannya. Setiap ada masukan, menjadi bahan evaluasi agar pelayanannya semakin berkesan. “Do the best” memang sudah menjadi prinsip dalam hidup Teti.
Apalagi dengan bekerja di hotel, Teti punya kesempatan bertemu dengan banyak orang. Dia belajar banyak dari pengalaman hidup orang lain yang ditemuinya. Misalnya ketika Metropolitan Golden Management yang menaungi Hotel Horison menggelar pelatihan rutin.
“Di pelatihan saya bertemu dengan teman-teman dari hotel-hotel Horison yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Dari situ kami sama-sama belajar dan berbagi pengalaman. Menambah ilmu dari masalah-masalah yang berbeda satu sama lain. Buat saya pengalaman itu yang paling berkesan,” pungkasnya. (***)
TENTANG TETI
Nama: Estetika Putri Niasty Hia S Ikom
TTL: Samarinda, 24 Agustus 1991
Ortu: Elisander Hia (ayah), Leram Tingai (ibu)
Pendidikan:
- SDN 008 Samarinda
- SMPN 1 Samarinda
- SMA St Fransiskus Assis
- S1 Ilmu Komunikasi FISIP Unmul
Alamat: Perum Mutiara Indah B/4 Nomor 15, Sempaja
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: