Bisa bertemu dan berkenalan dengan orang-orang baru merupakan salah satu hal yang disukai Tri Handayani sebagai pekerja hotel. Dipercaya sebagai sales executive di Amaris Hotel by Santika, Tri mesti bisa berinovasi dalam memperkenalkan hotelnya di tengah kondisi ekonomi yang serba tak menentu.
LUKMAN MAULANA, Samarinda
Karier Tri di dunia perhotelan sama lamanya dengan keberadaan Amaris Hotel di Kota Tepian. Dia sudah menjadi bagian Amaris Hotel sejak hotel bintang dua ini berdiri di tahun 2014. Rupanya menjelang kelulusan di SMK Negeri 3 Samarinda, Tri mendapat tawaran pelatihan untuk bekerja di Amaris Hotel.
“Waktu itu Amaris Hotel baru akan mulai beroperasi. Kebetulan jurusan saya di SMK yaitu jurusan perhotelan. Jadi mereka mencari tenaga-tenaga fresh graduate yang sudah memiliki latar belakang perhotelan,” kenang Tri saat ditemui Metro Samarinda (Kaltim Post Group), Selasa (18/4) kemarin.
Tawaran ini pun tidak disia-siakan Tri. Dia tertarik untuk mengaplikasikan ilmu yang didapatkan semasa sekolah. Apalagi Tri memang memiliki keinginan untuk bekerja di hotel. Saat sekolah dulu, dia sempat diperkenalkan dengan suasana pekerjaan di hotel. Dari situlah Tri mulai jatuh hati dengan profesi ini. Karena menurutnya bekerja di hotel bisa berhubungan dengan banyak orang.
“Setelah melihat bagaimana pekerjaan di hotel, saya jadi tertarik. Saya bukan tipe pekerja di ruangan yang hanya duduk dan melihat komputer. Saya maunya bisa bertemu dengan banyak orang, dalam hal ini para tamu hotel. Jadi menurut saya bekerja di hotel sudah tepat,” urainya.
Melalui serangkaian tes, akhirnya Tri diterima bekerja di Amaris Hotel dan mengikuti pelatihan. Dia pertama kali ditempatkan di bagian food & beverages sebagai waitres atau pelayan. Dengan tugas menangani kebutuhan makan dan minum para tamu.
Setelah tujuh bulan menjadi waitres, Tri lantas dipindahkan ke bagian front office. Dia menjadi resepsionis yang bertugas menangani administrasi para tamu. Baru setelah itu dia dipindah ke posisinya sekarang sebagai sales executive.
“Bila sebelumnya saya melayani tamu, di sales executive ini saya yang mesti mencari tamu dan menjaga hubungan dengan para tamu,” ungkap Tri.
Sebagai sales executive, pekerjaan yang dilakukan Tri meliputi kegiatan-kegiatan promosi untuk menarik para tamu menginap di Amaris Hotel. Dia mesti pandai mencari peluang-peluang baru yang bisa dimaksimalkan dalam mempromosikan hotelnya. Apalagi Amaris Hotel sebagai budget hotel, mengusung konsep smart hotel yang belum banyak dikenal masyarakat.
“Sekarang ini banyak cara-cara penjualan yang bisa dilakukan. Misalnya secara online melalui internet. Ini yang sedang kami gencarkan salah satunya melalui pemberian hot promo. Meski begitu penjualan secara direct atau langsung harus tetap dilakukan,” terangnya.
Kegiatan promosi yang tengah dilakukannya saat ini misalnya, melalui keikutsertaan Amaris Hotel dalam event Kaltim Fair yang dibuka Senin (17/4) lalu. Amaris Hotel memberikan diskon hingga 30 persen bagi pengunjung yang melakukan pemesanan secara langsung di stan yang ada di pameran tersebut. Di samping itu Tri juga turut melakukan promosi melalui e-commerce dengan selalu memperbarui promo-promo yang apa.
“Harus pintar mencari peluang. Dalam hal ini kami juga berkoordinasi dengan pusat agar bisa ikut mempromosikan ke daerah-daerah yanhg menjadi asal tamu kami,” papar Tri.
Menurut Tri, promosi hotel bukan hanya menjadi tanggung jawab bagian penjualan. Melainkan juga menjadi tanggung jawab semua pegawai dari setiap divisi yang ada. Sehingga bukan hanya dirinya, para pegawai lain juga tahu semua fasilitas dan promo yang diberikan pihak hotel. Dalam hal ini di setiap rapat penjualan, selalu diinfokan mengenai kondisi hotel berikut promo yang diberikan.
“Jadi setiap pegawai di sini bisa menjelaskan kepada para tamu apa saja bentuk layanan yang ditawarkan Amaris Hotel,” ujarnya.
Pun begitu dengan Tri, dia juga tidak hanya terpaku pada pekerjaan di bagian penjualan. Bila dibutuhkan Tri juga siap membantu divisi-divisi lain di Amaris Hotel. Dengan efisiensi yang diterapkan manajemen hotel, setiap pegawai termasuk Tri mesti bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan kegiatan hotel. Tentunya dengan tidak mengurangi tanggung jawab terhadap posisi yang diamanahkan kepadanya.
“Misalnya ada resepsionis yang sakit, saya bisa menggantikannya sementara selama tidak mengganggu pekerjaan saya sebagai sales executive,” kata Tri.
Dia menerangkan, para pegawai di Amaris Hotel memang mendapatkan kesempatan pelatihan secara rutin agar bisa menangani berbagai bentuk pekerjaan di hotel. Pun begitu, para pegawai dididik kebersamaan dan saling mengisi satu sama lain. Dalam suatu event besar di hotel, semua pegawai ikut terlibat dalam setiap kegiatannya.
“Kami saling mengisi satu sama lain. Bila ada operasional yang kurang, kami lengkapi. Misalnya saat ada event pernikahan, saya juga ikut menjaga buffet,” tuturnya.
Sempat merasakan beberapa bidang kerja di hotel, Tri mengaku merasa paling nyaman bekerja di bagian penjualan. Pasalnya dalam melakukan pekerjaannya ini, dia bisa bepergian ke tempat-tempat baru. Dia pun bisa menjadi lebih dekat dengan para tamu. Dalam hal ini prinsipnya bagaimana menjadikan tamu bukan sekadar relasi, melainkan juga seorang teman.
“Saya memang suka bertemu orang-orang baru. Rasanya kalau ada orang baru, saya ingin bertanya dan berkenalan dengannya. Karena kan prinsipnya tak kenal maka tak sayang. Rasanya menyenangkan bila saya bisa mengenal orang lain, dan mereka juga bisa mengenal saya,” jelas lajang kelahiran Muara Bengkal, 22 tahun lalu ini.
Suka dan duka telah dirasakan Tri selama tiga tahun bekerja di hotel. Melalui pekerjaannya, dia bisa mengenal orang-orang baru, termasuk para petinggi dan pejabat baik perusahaan maupun pemerintahan. Sementara dukanya, dia kerap dilanda rindu pada orang tuanya yang ada di Kutai Timur (Kutim). Namun kerinduannya ini bisa tersalurkan melalui teman-temannya di hotel yang sudah dianggapnya keluarga sendiri.
“Karena dari pagi sampai sore selalu bersama mereka, jadi sudah seperti keluarga sendiri. Kebersamaan dengan mereka begitu terasa. Rasa kekeluargaannya tinggi,” cerita pehobi bulutangkis ini.
Duka lainnya yang dialami Tri yaitu ketika mendapatkan penolakan saat menawarkan kerja sama dengan dalam upaya meningkatkan hunian hotel. Namun begitu penolakan ini menjadi motivasi bagi dirinya untuk tetap berusaha hingga apa yang ditawarkannya dapat diterima. Dalam hal ini, dia mempelajari penyebab penolakan yang terjadi untuk bisa diperbaiki.
“Cari tahu kenapa penawaran saya ditolak. Ini tantangan bagi saya bagaimana agar bisa dikenal sehingga apa yang saya tawarkan dapat diterima,” ungkapnya.
Mendapatkan komplain dari para tamu pun sudah jadi hal biasa bagi Tri. Menyadari benar bahwa pelayanan harus diberikan tulus dari hati, Tri selalu menghadapi komplain dengan baik. Yaitu dengan tetap profesional dan bersahabat. Karena memang bekerja di hotel mesti harus mengutamakan senyum dan keramahan.
Menurutnya, adanya komplain dari tamu menunjukkan bahwa tamu tersebut membutuhkan perhatian. Karena itu dia mesti memberikan perhatian kepada mereka. Komplain dari tamu menunjukkan ada hal yang tidak sesuai. Inilah yang menurutunya harus jadi bahan introspeksi untuk diperbaiki.
“Jangan justru anti terhadap komplain. Selama komplain itu sifatnya positif dan masih bisa diterima akal. Kalau seperti itu saya malah patut ucapkan terima kasih. Karena dari situ bisa mengetahui apa yang kurang dari pelayanan yang diberikan hotel,” beber bungsu dari tiga bersaudara ini.
Selama bekerja di hotel, Tri menyebut pengalaman menggelar event pernikahan Januari silam sebagai yang paling berkesan. Pasalnya kala itu Tri bersama rekan-rekannya di hotel sama sekali belum memiliki latar belakang menggelar resepsi pernikahan. Apalagi dalam promo hotel tersebut, tamu pernikahan mencapai 200-an orang. Namun dengan semangat kerja tim, Amaris Hotel sukses menyelenggarakan event pernikahan pertama mereka.
“Dalam event itu semuanya turun tangan. Mulai dari mencari vendor, promosinya, masakannya, kamarnya, hingga dekorasinya, semua kami yang menangani sendiri. Alhamdulillah kegiatannya berjalan sukses,” papar Tri.
Di tengah pergaulan lingkungan kerja maupun bermasyarakat, Tri punya prinsip untuk selalu mengikuti aturan yang ada. Dia cukup tahu bila ada suatu hal yang tidak benar dan berupaya untuk tidak ikut-ikutan. Dalam menjalani profesi sebagai tenaga penjualan misalnya, Tri mengenal banyak orang dengan beragam latar belakang. Menurutnya, setiap orang punya nilai positif yang bisa dijadikan pelajaran.
“Jadi diambil sisi positifnya saja. Bila dirasa baik, bisa saya tiru untuk saya terapkan di lingkungan saya,” tandas perempuan yang hobi traveling ini. (***)
TENTANG TRI
Nama: Tri Handayani
TTL: Muara Bengkal 22 Desember 1995
Ortu: Yohanes Ghawa (ayah), Ratmi (ibu)
Pendidikan:
- SD 012 Samarinda
- SMPN 22 Samarinda
- SMKN 3 Samarinda (lulus 2014)
Alamat: Jalan Dr Sutomo Gang Delapan, Kel. Sidodadi, Smd Ulu.
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: