SMKN2 Teken MoU dengan STP
POTENSI laut Kutim sangat melimpah. Mulai dari perikanan, rumput laut, kerang, garam, dan lainnya. Hanya saja saat ini pengeloaannya masih sangat minim. Berdasarkan hal itu SMKN2 Sangatta Utara menggelar Memorandum of Understanding (MoU) dengan Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Jakarta, Kamis (27/4) kemarin.
Dikatakan Kepala Sekolah SMKN2 Sangatta Utara, Taufik Hidayat, kerjasama tersebut menghasilkan beberapa kesepakatan. Diantaranya menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) baik guru maupun siswa, bimbingan teknis pengelolaan kelautan, sertifikasi, pembenahan kurikulum, dan lainnya.
Jalinan kerjasama itu tentunya untuk mencetak generasi perubahan dalam menggarap laut Kutim saat ini dan ke depan. Pasalnya, tanpa SDM yang handal maka semua potensi laut Kutim tidak bermanfaat secara maksimal.
“Potensi laut kita sangat melimpah, laut kita luas. Kalau tidak dimanfaatkan sangat rugi sekali. Bahkan kita beli ikan sama daerah lain padahal itu ikan kita sendiri. Itu laut kita, ikan kita tetapi kita beli sama orang lain. Banyak juga daerah lain yang mengambil ikan kita. Nah untuk itu kami mencetak anak-anak agar nantinya bisa mengelola laut Kutim. Mereka semua cikal bakal kelautan dan perikanan Kutim,” kata Taufik.
Sementara itu, Ketua SPT Jakarta Muhammad Heri Edy mengaku kerja sama tersebut dijalin dengan SMKN 1 Sangatta Utara lantaran tingginya potensi kelautan yang ada di Kutim. Tidak hanya itu, maraknya pencurian ikan, minimnya pengelolaan potensi laut serta banyaknya penyalahgunaan obat pengawet menjadi salah satu latar belakang terjalinnya kerjasama tersebut. Ditambah, merupakan mimpi utama dalam mencetak generasi yang handal dan mempuni dalam memanfaatkan potensi laut Kutim.
“Anak pelaku utama untuk memanfaatkan SDA kita khususnya bidang kelautan. Karena anak-anak yang terdidik nantinya akan mensejahtrakan masyarakat. Karena bisa memanfaatkan potensi Kutim dengan sebaik mungkin,” katanya.
Dirinya juga meminta kepada masyarakat agar tidak melakukan penangkapan ikan dengan cara yang dilarang. Sebab hal itu akan merugikan diri sendiri terlebih orang lain. Untuk itu laut Kutim perlu dijaga sebaik mungkin.
“Jangan menangkap ikan dengan bom, racun, terol, dan alat tangkap yang membahayakan bagi isi laut. Karena kasihan anak cucu nantinya tidak bisa menikmati hasil laut kita. Untuk itu perlu dijaga sebaik mungkin,” katanya.
Hal ini juga dibenarkan Staf Ahli Bidang Pemerintahan Hukum dan Politik, Abdul Mutalib. Dia mengaku jika potensi laut Kutim masih kurang dikelolah dengan sebaik mungkin. Karenanya ia berharap agar kiranya siswa SMKN1 Sangatta Utara bisa menjadi contoh dan memanfaatkan sebaik mungkin potensi laut Kutim. “Kepada anak-anak di SMKN1 Sangatta Utara ini kita semua berharap untuk mengelola laut Kutim,” katanya. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: