bontangpost.id – Beberapa hari terakhir kasus Covid-19 tercatat melonjak tinggi. Per Kamis (3/11/2022), sebanyak 4.951 orang terpapar Covid-19, dan 42 orang di antaranya meninggal dunia. Lonjakan kasus ini diduga akibat dari Covid-19 subvarian Omicron XBB yang sudah masuk di Indonesia. Pasalnya, subvarian ini disebut-sebut lebih menular dibandingkan subvarian Omicron lainnya.
Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sekaligus spesialis paru RS Persahabatan dr Erlina Burhan, SpP(K), menyebut subvarian ini sangat unik lantaran lebih rentan menyerang orang yang belum pernah terinfeksi Covid-19. Hal ini ia ungkapkan mengacu pada catatan kasus subvarian XBB yang dilaporkan dari Singapura.
“ini didominasi oleh pasien yang belum pernah terinfeksi Covid-19 sebelumnya atau disebut juga Covid-naive,” ucapnya saat konferensi pers, Kamis (3/11/2022).
Karena hal itu, ia menyarankan bagi masyarakat yang belum pernah terinfeksi Covid-19 untuk berhati-hati. Segera melengkapi vaksinasi, baik primer (dosis satu dan dua) maupun booster (dosis ketiga) untuk mencegah risiko perburukan gejala dari subvarian ini.
Gejala Subvarian Omicron XBB
Adapun gejala yang dikeluhkan pada pasien Covid-19 dengan subvarian Omicron XBB mirip dengan varian Corona lainnya. Hingga saat ini belum ada laporan ilmiah resmi yang menyebut XBB lebih berbahaya.
“(Gejala meliputi) Ada demam, batuk, lemas, sesak, nyeri kepala, nyeri tenggorokan, pilek, mual, muntah, diare,” ungkapnya. (detik)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post