bontangpost.id – Puncak kegiatan perluasan kilang Balikpapan pada tahun ini diperkirakan memerlukan 15 ribu tenaga kerja. Kebutuhan ini untuk mengejar target rampung tahap I refinery development master plan (RDMP) kilang Balikpapan, 2023 mendatang.
“Saat ini sudah 6.500 orang. Insyaallah di 2021, kami akan meningkatkan sampai 15 ribu pekerja,” kata Manajer HSSE PT Pertamina Kilang Balikpapan (KPB) Judy Pudji dalam sebuah pertemuan di Hotel Gran Jatra, Balikpapan, belum lama ini. Sementara pada saat operasional RDMP kilang Balikpapan pada 2023 nanti, jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan mulai dikurangi. Hanya dibutuhkan sekira 600–800 orang.
Berdasar data hingga pekan kedua Februari 2021, jumlah pekerja RDMP kilang Balikpapan dan jaringan pipa migas Lawe-Lawe sebanyak 6.779 orang. Dengan persentase penyerapan tenaga kerja sebanyak 52 persen dari luar Kalimantan. Sementara itu, hanya 39 persen yang merupakan tenaga kerja asal Balikpapan. Sisanya, 5 persen tenaga kerja merupakan warga Kaltim. Kemudian, 3 persen tenaga kerja dari provinsi lain di Kalimantan, 1 persen merupakan tenaga kerja asing atau TKA.
“Tenaga kerja asing (TKA) kurang lebih sekitar 1 persen dari total pekerja di RDMP,” ungkap pria yang akrab disapa Yudi ini. Dia mengungkapkan, sesuai target pengerjaan yang telah disusun PT KPB, pada tahun ini kegiatan perluasan kilang diharapkan mencapai 80 persen dari keseluruhan kegiatan. Salah satu kegiatan yang ditargetkan bisa diselesaikan pada triwulan pertama 2021 adalah pengujian operasional kantor dan gudang.
Kemudian pada triwulan kedua, pengujian flare yang sebelumnya direalokasi dan yang baru dibangun. Selanjutnya, pada triwulan ketiga 2021, target kegiatan adalah delivery to site wet gas compressor K-052-03, delivery to site C3-Splitter C-063-06, dan delivery to site main fractionator C-052-13. Lalu pada triwulan keempat, kegiatan yang direncanakan adalah delivery to site steam reformer package, dan delivery to site main air blower K-052-01. “Mudah-mudahan ini bisa kami kejar, sehingga target di 2021, kami akan mencapai kurang lebih 80 persen. Artinya 50 persen progres, akan kami kejar di 2021. Dan kami sangat membutuhkan kerja sama dengan pihak terkait terhadap PSN (proyek strategis nasional) ini,” katanya.
Dikonfirmasi terpisah, Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan, RDMP kilang Balikpapan sangat penting bagi pemerintah daerah. Saat perekonomian mengalami penurunan imbas pandemi Covid-19, kegiatan perluasan kilang Pertamina RU V jadi penyelamat. “Karena menyerap tenaga kerja yang banyak dengan nilai investasi yang besar. Dan mengubah wajah kota,” ucap dia. Walau demikian, wali kota punya beberapa catatan. Di antaranya, isu tenaga kerja.
Menurut Rizal, Pemkot Balikpapan memahami permasalahan kebutuhan tenaga kerja pada proyek perluasan kilang. Pada sisi lain, pihak pengguna jasa dalam hal ini PT KPB melalui subkontraktornya, membutuhkan tenaga kerja yang sesuai keperluan mereka. “Ini yang jadi persoalan. Tenaga kerja lokal tidak sesuai dengan skill yang diharapkan RDMP. Sempat pada zaman Gubernur Awang Faroek Ishak (2017-2018), BLK (Balai Latihan Kerja) melakukan pelatihan. Tetapi tidak terlalu banyak terserap. Karena waktunya yang terbatas,” ungkapnya.
Hal lainnya, tutur politikus Nasional Demokrat (NasDem) ini, penerimaan tenaga kerja sebagai salah satu penyumbang pasien positif Covid-19 di Balikpapan. RDMP kesulitan dengan subkontraktor yang agak kurang tertib dengan protokol Kesehatan, sehingga menjadi penyumbang Covid-19 di Balikpapan,” pungkas dia. (kip/riz/k16)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post