SANGATTA – Sekitar 55 ribu warga Kutai Timur (Kutim) yang belum merekam data Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el), sebaiknya bergegas ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil). Sebab, jika hingga akhir tahun tak melakukan perekaman, data kependudukan yang bersangkutan akan diblokir.
Hal ini diterangkan oleh Kepala Disdukcapil, Januar HPLA. Katanya, pihaknya akan memblokir data penduduk yang tidak mau merekam KTP-el. Pemblokiran ini sejalan dengan arahan dari pemerintah pusat. Sebab memasuki musim pesta demokrasi, keikutsertaan warga diharapkan dapat menekan angka golongan putih (golput).
“Ini akan diberlakukan khusus kepada warga usia 23 tahun ke atas. Batas waktunya sampai 31 Desember 2018, jika telat, akan diblokir sementara, sampai mereka mendatangi kantor Disdukcapil maupun perwakilan di kecamatan untuk melakukan perekaman,” tegas Januar.
Dampak data kependudukan yang diblokir, terang dia, yakni tak bisa menikmati berbagai layanan publik. Antara lain, BPJS, samsat, perbankan, umrah, haji, dan lain sejenisnya yang berkaitan dengan data kependudukan. “Tentu masyarakat sendiri yang akan dirugikan jika tak melakukan perekaman KTP-el,” ucap dia.
Dia menjelaskan, pelayanan publik yang tak bisa digunakan bakal menyulitkan kehidupan warga. Contohnya saat sakit, seorang warga yang belum mengurus KTP-el bakal tak bisa menggunakan pengobatan yang difasilitasi BPJS. Yang seharusnya gratis, pasien terpaksa merogoh kocek. Begitu pula dengan fasilitas publik lainnya.
Januar mengingatkan, KTP-el sudah disosialisasikan sejak 2010. Tapi sampai kini, ia heran masih cukup banyak warga yang belum melakukan perekaman. Januar menerangkan, pemerintah saat ini berkaca pada pelaksanaan pemilu lima tahun lalu. Banyak kerawanan penyalahgunaan data kependudukan akibat masyarakat tidak melakukan perekaman KTP-el.
“Jadi, masyarakat juga perlu berkoordinasi dengan Disdukcapil maupun kecamatan setempat jika berpindah tempat, agar tidak double data,” ulasnya.
Januar bahkan siap jemput bola bagi masyarakat yang sulit aksesnya, seumpama penghuni pelosok Kutim yang jauh dari peradaban perkotaan. Atau warga lain yang belum lama ini dijemput bola di lokasi sekolah. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: