SEJAK pagi hari, ratusan warga Kaltim telah terlihat memadati gedung Olah Bebaya Kompleks Kantor Pemprov Kaltim, Rabu (29/8) kemarin. Bukan karena ada antrean sembako murah atau pembagian daging gratis, melainkan mereka datang ke tempat tersebut dengan satu tujuan yakni melakukan perekaman dan pencetakan KTP-el.
Direktur Jenderal (Ditjen) Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) melalui Pemprov Kaltim melakukan launching Gerakan Indonesia Sadar Adminduk (GISA). Lewat kegiatan itu, pemerintah sekaligus menyediakan perekaman dan pencetakan KTP-el bagi warga Kaltim pada tanggal 29-28 Agustus 2018.
Langkah itu diambil lantaran masih banyaknya warga Kaltim yang tidak memiliki KTP-el atau bahkan hanya memegang surat keterangan (suket) selama bertahun-tahun. Namun, lagi-lagi warga yang datang ke tempat itu harus lebih bersabar.
Dalam proses pencetakan kemarin, database sebagian warga tidak terbaca di sistem Disdukcapil. Sehingga, masyarakat yang datang ke tempat tersebut harus gigit jari jika ingin KTP-el mereka dicetak pada hari itu juga.
Salah satunya Nur Krisna (19). Mahasiswa IKIP PGRI ini telah memegang Suket sejak tahun 2016. Lelah karena memegang selembar kertas selama bertahun-tahun, ia pun datang ke tempat tersebut dengan harapan segera mendapat KTP-el dalam bentuk kepingan.
Namun, mau tidak mau ia harus langsung balik badan. Sebab sistem yang ada sedang bermasalah sehingga KTP-el tidak dapat dicetakkan pada hari itu juga. Setiap warga hanya mengumpulkan berkas agar dapat dihubungi hari ini.
“Tadi kata panitianya sistem lagi bermasalah, jadi tidak bisa cetak KTP-el hari ini (kemarin, Red.). Disuruh pulang saja, nanti baru dihubungi via sms atau telpon,” kata dia.
Hal serupa juga dialami Ari Anggara (20). Remaja tanggung asal Tenggarong ini rela izin kerja hanya untuk membuat KTP-el di Samarinda. Dengan harapan, KTP-el dapat jadi pada hari itu juga. Namun, kenyataan pahit harus ia telan setelah mengantre selama berjam-jam untuk perekaman. Karena KTP-el pun tidak dapat dicetak pada hari itu.
“Katanya tunggu dihubungi. Tidak tahu sampai kapan, mudah-mudahan tidak lama,” ujarnya.
Ari pun menuturkan, selain sibuk bekerja, alasannya hingga saat ini belum membuat KTP-el adalah dikarenakan lamanya waktu yang dibutuhkan hanya untuk memperoleh satu keping indentitas kependudukan tersebut.
“Saya dengar harus tunggu bertahun-tahun dulu kalau mau KTP-el jadi. Selain itu, antreannya lama dan berdesakan. Sedangkan saya juga sibuk bekerja. Makanya saya baru bikin sekarang, mumpung ada program ini. Tapi sekarang disuruh pulang dulu, nanti baru dihubungi,” ucapnya.
Begitupun dengan Kristina, siswi kelas 3 SMA Negeri 6 Palaran. Bersama teman-temannya ia mengaku, sudah hampir setahun memegang suket, namun dengan berbagai macam alasan hingga kini pihak kecamatan belum dapat mencetakkan KTP-el.
“Alasannya blangko habislah, tinta habislah. Bahkan ketika kami menanyakan, sempat dibentak. Atau gara-gara kami masih SMA ya makanya diperlakukan seperti itu,” beber dia.
Sehingga Kristina juga datang ke tempat itu dengan harapan dapat segera mendapat KTP-el. Di lain pihak, jika KTP-el tidak dapat dicetak hari itu juga, ia khawatir jika harus izin lagi dari sekolah. Pasalnya, ia bersama teman-temannya telah izin dari sekolah untuk membuat KTP-el.
“Hari ini (kemarin, Red.) sudah izin, kalau KTP-el tidak jadi masa izin lagi besok,” tutur dia.
Data dihimpun media ini, hingga pukul 12.00 Wita, Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim telah berhasil mencetak hingga seribu lebih keping KTP-el. Sekira 180 orang telah melakukan perekaman.
Menurut kabar yang beredar, kerusakan sistem terjadi pada server yang dimiliki Disdukcapil Samarinda hingga memperlambat proses pencetakan KTP-el.
Dikonfirmasi terkait hal itu, Sekretaris Disdukcapil Samarinda, M Subhan mengatakan, bahwa server yang bermasalah tersebut tidak hanya server yang dimiliki Samarinda, namun juga kota-kota lainnya. Namun, ia tak dapat berkomentar banyak mengenai hal itu, karena sudah masuk urusan teknis.
Hanya saja, ia berkata, bahwa semua server yang ada di Kaltim dikumpulkan dan dikelola oleh pemerintah pusat. Sehingga ia pun tidak begitu tahu apa yang menjadi penyebab kerusakan tersebut.
“Memang malam pas uji coba sudah bisa, tapi begitu pagi down lagi. Sehingga, untuk kembali muncul datanya perlu waktu sekira 2 jam makanya waktu pembukaan pelayanan molor,” kata dia.
Selain itu, Subhan berkata, untuk pelayanan perekaman KTP-el di Disdukcapil Samarinda selama dua hari terakhir ini bakal dialihkan ke Gedung Olah Bebaya Etam. Pasalnya, server yang digunakan Disdukcapil Samarinda sedang dipinjam DKP3A Kaltim.
“Jadi masyarakat yang ingin melakukan perekaman dan pencetakan kami arahkan ke sini. Dilakukannya program ini juga dengan harapan agar seluruh masyarakat dapat segera memiliki KTP-el,” pungkasnya. (*/dev)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: