KEMATIAN seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kaltim Muhammad Riharza (38) di tangan Sarifuddin (52) mendapat reaksi keras dari publik Kaltim. Pasalnya, pelaku diduga mengidap penyakit stres atau gila. Salah satu reaksi dan kritik datang dari anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Siti Qomariah.
Meski begitu, Qomariah meminta agar membuktikan kebenaran kondisi kejiwaan pelaku. Sebab hingga kini Kepolisian Resort (Polres) Samarinda belum mengumumkan dan memastikan kondisi kejiwaan pelaku.
Menurutnya, pembunuhan tersebut bisa terjadi karena motif lain. Misalnya tekanan kerja, keluarga, dan hubungan yang kurang harmonis dengan korban. Atas dasar itu, praduga diperlukan sebelum kasus tersebut diungkap aparat kepolisian.
Namun jika benar pelaku mengidap stres dan sakit jiwa, Pemprov Kaltim diminta untuk menelusurinya. Salah satunya mengamankan orang gila yang masih berkeliaran di Kaltim.
“Artinya kita ini kan pengen rasa aman. Kalau kayak gitu, sama saja tidak aman lagi. Nah ini juga susah dideteksi. Maka harus dilakukan penelitian dan pendalaman kasus,” ujarnya, Selasa (17/7) kemarin.
Semakin maraknya orang gila yang berkeliaran membuat rasa aman masyarakat tergerus. Hal itu, kata dia, diperlukan langkah cepat agar tidak timbul korban baru.
Anggota Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) itu berpendapat, jika pelaku yang mengidap penyakit stres, perlu terlebih dulu dilakukan pendalaman kepada keluarga dekatnya. Karena bisa saja kondisi keluarga membuat pelaku tidak dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ). Sehingga dengan bebas berkeliaran.
“Makanya harus ada kerja sama dan sinergi antara masyarakat dan pemerintah. Karena bisa jadi masyarakat tidak tahu gimana caranya memasukkan anggota keluarganya di RSJ,” tuturnya.
Diketahui Muhammad Riharza meninggal dunia setelah dihantam palu oleh pria tidak dikenal. Kejadian tersebut berlangsung pukul 15.35 Wita di Jalan Pelita-Jalan Kemakmuran Samarinda.
Korban dipalu oleh pelaku di lokasi yang tidak jauh dari kontornya di Disnakertrans Kaltim di Jalan Kemakmuran. Riharza meninggal setelah mendapat pukulan berkali-kali oleh pelaku yang menggunakan palu.
Bahkan karena pukulan tersebut, helm korban pecah. Setidaknya terdapat empat kali pelaku menghantam korban menggunakan palu. Sehingga korban terkapar di jalan raya.
Pada saat kejadian tersebut, terdapat seorang anggota kepolisian yang sedang melintas. Melihat aksi pemukulan tersebut, anggota Polres Samarinda tersebut langsung melepaskan tembakan.
Namun pelaku berusaha menyerang aparat tersebut. Sehingga aparat itu melepaskan tembakan. Karenanya, Sarifuddin berhasil dilumpuhkan karena terkena timah panas.
Kapolres Samarinda, Kombes Pol Vendra Riviyanto mengaku, pelepasan timah panah tersebut sudah sesuai prosedur. Pasalnya pelaku berusaha menyerang anggota kepolisian yang berupaya menyelamatkan korban.
“Kalau tidak ada anggota kami, bisa jadi pelaku diamuk massa. Waktu kejadian hampir mau dipukul sama warga. Waktu itu anggota kami sedang bertugas di sana,” bebernya. (*/um)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: