Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Juara I  

BONTANG – Prestasi membanggakan kembali diraih Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Bontang di tingkat provinsi. Tak tanggung-tanggung, DPK Bontang berhasil meraih juara pertama sebagai pemenang Panji-Panji Pembangunan Bidang Perpustakaan dan Arsip se-Kalimantan Timur 2017.

Meski bersaing ketat dengan beberapa kabupaten/kota lainnya, namun DPK Bontang berhasil memenuhi ragam kriteria penilaian Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota se-Kaltim dalam rangka pemberian Panji Keberhasilan Pembangunan.

Kepala DKP Drs Dobi Rizami, M.Si menuturkan kepada Bontang Post, ini bukan prestasi pertama DPK Bontang, sebelumnya pada medio 2011 telah meraih panji serupa. Beberapa kriteria penilaian merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki DPK Bontang dalam meraih kemenangan.

Diantaranya, komposisi gedung atau ruang perpustakaan yang berada di pusat kota, strategis, dan akses kendaraan mudah. Anggaran perpustakaan dalam jumlah per tahun (APBD, APBN, donasi). Memiliki manajemen perpustakaan yang terperinci dari kelembagaan (struktur organisasi), dasar pendirian, program kerja, tersusunnya laporan kegiatan, dan managemen lainnya.

Tak hanya itu, penilaian pun terdiri dari aspek sarana, prasarana, dan sumber daya elektronik yang dimiliki. Indikatornya mempunyai rak buku, majalah, rak surat kabar, rak audio visual, lemari, rak display buku, meja baca, meja kursi kerja petugas, jumlah televisi, jumlah rak buku anak-anak, komputer untuk petugas perpustakaan, hingga komputer untuk pemustaka.

“Sumber daya manusia juga sebagai penunjang penilaian. Dengan indicator penilaian status dan jenjang pendidikan kepala perpustakaan, jumlah diklat perpustakaan yang pernah diikuti, jumlah tenaga fungsional, jumlah tenaga perpustakaan berlatar pendidikan S2/S1/D3/D2, jumlah tenaga perpustakaan berstatus pustakawan, dan indikator lainnya,” papar Dobi.

Tim survei pun akan menilai layanan perpustakaan dari jadwal dan jam layanan, jumlah anggota aktif, jumlah pengunjung per hari, jumlah koleksi bahan pustaka yang dimiliki diluar terbitan berkala, jumlah koleksi majalah dan surat kabar (berlangganan), hingga jumlah pegawai bertugas dibagian layanan.

Tambahnya, layanan perpustakaan keliling, kerja sama perpustakaan daerah dengan perusahaan, sekolah-sekolah, dan kelurahan, serta memiliki aplikasi teknologi (IT) perpustakaan guna mendukung layanan perpustakaan, layanan online, hingga layanan internet juga menjadi indikator penilaian.

“Kami berharap, melalui prestasi ini dapat diimbangi dengan minat baca masyarakat yang tinggi. Membaca tidak harus berkunjung ke perpustakaan. Saat ini, dengan memiliki kuota internet dan handphone android, masyarakat bisa membaca dimana-mana. Dapat mengakses ilmu dengan mudah dan cepat,” harap Dobi. (ra/adv)