Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Bahrani Hasanal mengatakan mayarakat tidak perlu merasa khawatir atas peristiwa tersebut. Karena sifatnya hanya sementara menyerang anak.
“Ketika anak diimunisasi, tubuh anak dimasukkan vaksin yang sudah jinak,” ujar Bahrani.
Kemudian, tubuh akan memproduksi sebuah respon imun dengan cara yang sama seperti ketika tubuh sedang terkena penyakit. Tetapi tanpa tubuh menunjukkan gejala penyakit tersebut.
Ketika tubuh terpapar penyakit yang sama di masa datang, sistem imun tersebut dapat merespon dengan cepat untuk mencegah penyakit tersebut berkembang.
“Saat membentuk respon imun setelah anak diimunisasi inilah tubuh memberikan respon, seperti demam, gatal, dan nyeri pada bekas suntikan. Tubuh membentuk sistem kekebalan tubuh baru gabungan dari vaksin imunisasi yang dimasukkan ke dalam tubuh, sehingga menyebabkan suhu tubuh meningkat (demam),” jelasnya.
Ya, demam merupakan respon tubuh yang normal setelah mendapat imunisasi. Biasanya suhu tubuh anak akan naik di atas 37,5 C setelah mendapat imunisasi.
“Sebagai ibu hanya perlu menanganinya dengan baik agar demam cepat turun.Bagi anak yang masih menyusui, pemberian ASI yang lebih sering kepada anak dapat meringankan demam anak. Bisa juga dapat mengompres anak dengan air hangat sebagai upaya untuk menurunkan demam,” paparnya.
Jika sudah tidak menyusui, bisa menggunakan obat demam sesuai dengan dosisnya. Seperti pemberian paracetamol.
“Kalau ada KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi), demam tinggi lebih dari tiga hari, bengkak dilokasi suntik, segera bawa ke Rumah Sakit (RS),” pesannya. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: