BONTANG – Lesunya perekonomian kala pandemi dirasakan betul para pengusaha. Baik kecil maupun besar. Sektor konstruksi, maupun usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) terkena imbasnya.
Ketua Kadin Bontang, Herman Saribanong menerangkan, saat ini pemerintah tengah fokus untuk penanganan Covid-19. Imbasnya, beberapa proyek harus ditunda, sehingga berdampak terhadap kontraktor. Tidak hanya itu, UMKM Bontang juga mengalami penurunan omset sejak virus corona merebak di Bontang.
Penerapan physical distancing atau jaga jarak memengaruhi daya beli masyarakat. Selain itu, beberapa tempat umum dan sekolah tempat para pedagang ini mengais rezeki juga harus tutup.
“UMKM ini di awal-awal Covid ini hampir semuanya (terdampak) ya,” ungkapnya saat ditemui di kantornya, Komplek Perumahan Halal Square, Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Api-Api, Kecamatan Bontang Utara, Kamis (14/5/2020).
Pihaknya pun telah menyiapkan beberapa rencana yang perlu dilakukan, agar nantinya perekonomian di Bontang usai virus corona ini berakhir dapat kembali normal. Namun sayangnya, dia enggan menerangkan apa saja strategi yang disiapkan tersebut. Karena dia menilai, ini menyangkut masalah bisnis. “Ini teman-teman sedang menggarap suatu proyek, proyek itu dijalankan ketika Covid itu sudah selesai,” ucapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Ketenagakerjaan Kadin Bontang. Bahtiar Majid menambahkan ada segi positif yang bisa diambil oleh tenaga lokal Bontang di tengah Pandemi ini. Melihat adanya pembatasan sosial di seluruh daerah, sehingga tenaga ahli dari luar tersebut tidak dapat datang ke Bontang untuk mengerjakan pekerjaannya. Dengan begitu, pekerjaan itu dapat diambil oleh warga Bontang yang memiliki keahlian. “Saya rasa tenaga skill (Bontang) bisa mengerjakan itu,” katanya.
Namun dia menginginkan, agar para pekerja lokal yang diterima nantinya dapat melakukan pekerjaan sesuai protap kesehatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan maupun dari perusahaan.
Sementara itu, Dosen Ekonomi Universitas Trunajaya, Chairul Tanjung senada dengan Kadin yang melihat daya beli warga mulai menurun saat Covid-19. Pria yang kerap ke pasar ini melihat, penurunan pengunjung di pasar tradisional di Bontang karena warga takut untuk keluar rumah. Dengan begitu, stok bahan pokok stagnan. Serta harga bahan pokok juga dianggap stabil, bahkan ada harga pokok yang menurun lantaran stok melimpah namun daya beli yang berkurang, seperti telur, lantaran toko roti yang mengurangi produksinya akibat Covid-19.
Sebab itu, dengan daya beli berkurang, para pedagang pun mengalami penurunan omset. Sehingga diperkirakan akan kesulitan memulai usahanya kembali ketika permintaan mulai meningkat. Lantaran keuangan yang mulai tergerus. Dengan begitu, perlu adanya pembicaraan antara pedagang dan Pemerintah untuk bantuan suntikan modal. “Karena duitnya sudah habis untuk biaya sehari-hari,” ucapnya.
Bantuan modal itu dapat berupa dana bergulir dari Pemerintah untuk menambah modal pelaku usaha. Sehingga dapat memproduksi atau menyediakan permintaan konsumen. “Bisa berupa pinjaman lunak dari pemerintah,” katanya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post