BONTANG – Permasalahan banjir masih menjadi pekerjaan rumah (PR) Pemkot Bontang. Salah satu bentuk penanggulangan berdasarkan hasil rekomendasi Pansus Banjir DPRD ialah pembangunan polder di sejumlah titik. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) Tavip Nugroho mengatakan dua polder bakal dibangun tahun depan.
“Lokasinya di Bontang Kuala dan Gunung Telihan,” kata Tavip.
Kini, keduanya masih dalam penyusunan detail engineering design (DED). Adapun lokasi rencana pembangunan di Bontang Kuala menyasar depan SDN 001 Bontang Utara. Dengan luasan sekira dua hektare. Titik polder Gunung Telihan di sebidang lahan Jalan Surabaya 2. Lahan tersebut berukuran lebih kecil yakni satu hektare.
“Ini lebih cepat karena kepemilikan lahan hanya satu orang. Mudah sehubungan pembebasan lahan,” ucapnya.
Tavip memprediksi pembangunan kedua polder ini membutuhkan anggaran sekira Rp 10 miliar. Bersumber dari APBD Bontang 2020. Pos anggaran terbesar tersedot pada pembebasan lahan. “Untuk pengerukannya murah. Mungkin sama nanti teknis pembangunan, apakah menggunakan sheet pile (dinding turap). Karena hasil perencanaannya belum terlihat,” tutur dia.
Menurutnya teknis penurapan bisa tiga pilihan. Meliputi penggunaan dinding turap dari baja, beton, maupun pemasangan batu. Dari ketiga ini, biaya termurah ialah penurapan dengan memasang batu.
“Kalau sheet pile itu mahal karena bahannya itu buatan pabrik,” sebutnya.
Termasuk dengan konsep polder tersebut belum dapat dipastikan. Umumnya, polder tidak hanya berbentuk kolam penampungan air. Namun disertai dengan konsep lingkungan yang tertata. Meliputi ruang terbuka hijau (RTH) maupun lintasan lari.
Sementara untuk rencana polder di tanjung Laut menemui kendala. Sebab, kepemilikan lahan lebih dari satu orang. “Tentunya ini membutuhkan waktu yang agak lama dibanding dengan lahan milik satu orang,” terang Tavip.
Selain tiga ini, Pemkot berupaya membangun polder di dua lokasi lain. Meliputi Kelurahan Bontang Lestari dan Satimpo. Keduanya saat ini memasuki tahapan yang berbeda. “Untuk Bontang Lestari dalam penyusunan DED sedangkan Satimpo masih berkutat di feasibility study (FS),” pungkasnya. (*/ak/prokal)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post