bontangpost.id – Basri Rase bakal kembali berduet dengan Najirah dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Bontang.
Pengamat Politik Universitas Mulawarman (Unmul) Budiman mengatakan dengan bersatunya Basri-Najirah maka menepis segala rumor yang beredar beberapa waktu belakangan.
“Ini sangat mengejutkan. Karena belakangan ada rumor keretakan,” kata Budiman.
Seperti menyangkut penentuan formasi kepala dinas tanpa persetujuan keduanya. Belum lagi porsi wakil wali kota yang kurang. Tetapi Budiman juga menyebut pasangan ini tentu telah melakukan kalkulasi terkait peta pertarungan politik yang ada di Bontang. Terlebih Partai Golkar telah mengumumkan adanya surat penugasan untuk pilkada kepada Neni Moerniaeni.
“Jika mereka sendiri-sendiri maka suara akan terbelah. Sementara Neni masih utuh. Ini yang mungkin dibaca keduanya,” ucapnya.
Belum lagi jika terdapat poros ketiga nantinya. Sebab hanya Golkar yang bisa mengusung cawali dan cawawali sendiri. Ditambah PKB dan PDI Perjuangan yang bakal berkoalisi. Maka masih ada beberapa partai yang bisa saja membuat poros baru. Sebut saja PAN, NasDem, PKS, Gerindra, Demokrat, dan Gelora. Karena partai itu belum menetapkan pengusungannya.
“Jalan satu-satunya ialah mereka berpasangan kembali,” tutur dia.
Budiman juga menerangkan penantang memiliki kelebihan dibandingkan petahana. Utamanya menyangkut ketidakberhasilan program petahana. Meski petahana mengklaim telah merealisasikan janji politiknya. Minus pembangunan rumah kreasi milenial. Tetapi masih ada pekerjaan rumah yang belum tuntas.
“Salah satunya terkait penanganan banjir. Itu pasti menjadi senjata penantang,” terangnya.
Basri pun kepada Kaltim Post mengaku siap bertarung di Pilwali, November mendatang. Terkait dengan pasangannya, ia masih mempercayakan kepada Najirah. “Kami bakal kembali bersama di pilkada. Mohon doanya,” kata Basri.
Basri menilai di masa kepemimpinan bersama Najirah, seluruh janji politiknya sudah terealisasi. Minus rumah kreasi milenial. Mengingat di tahun ini dianggarkan untuk pembangunannya di Lapangan HOP, Satimpo.
Sementara Najirah memilih irit bicara. Kendati sudah diajak oleh Basri untuk ikut dalam kontestasi politik tahun ini. “Saya mengikuti saja,” ucapnya.
Sekretaris DPC PKB Bontang Firman mengaku kaget mendapatkan informasi tersebut. Ia menjelaskan saat ini proses komunikasi politik terus berjalan. Termasuk dengan PDI Perjuangan.
PKB yang meraih empat kursi tentu tidak bisa mengusung pasangan calon sendiri. Mengingat secara ketentuan harus memiliki minimal lima kursi di legislator pada Pileg 2024 untuk mengusung kandidat. “Lobi masih berjalan,” tutur dia.
Sementara Ketua DPC PDI Perjuangan Maming mengaku selama ini partainya tidak pernah berpisah dengan Basri-Najirah. Namun demikian harus menunggu tahapan Pilkada. Sebab terlalu dini jika membicarakan pilwali saat ini. Apalagi di PDI Perjuangan ada tahapan yang harus diikuti.
“Menunggu instruksi pendaftaran seluruh Indonesia nanti. Siapa pun boleh mendaftar untuk pilkada,” tandasnya.
Mengacu Pilwali sebelumnya, total dari tiga kecamatan, Basri-Najirah mengumpulkan 45.164 suara. Sementara Neni-Joni 40.792 suara atau terpaut 4.372 suara. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post