BONTANG – Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Bontang siap memfasilitasi kemudahan ekspor untuk hasil industri dari Bontang. Hal tersebut sebagai dukungan dalam kondisi perang ekonomi ditengah momen Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Sehingga industri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah harus dikembangan.
Kepala KPPBC Bontang Iwan Setyaboedhi mengatakan, demi meningkatkan industri perdagangan di Indonesia khususnya Bontang, pihaknya siap memberikan fasilitas ekspor. “Misalnya kami beri pembebasan bea masuk serta bea impor agar rumpun,” ujar Iwan di kegiatan Coffee Morning di ruang pertemuan KPPBC Bontang, Kamis (27/4) kemarin.
Dikatakan dia, jangan sampai yang usahanya masih kecil sudah ditarik pajaknya. Sehingga membuat perekonomian tidak tumbuh. Sementara yang besar diberi fasilitas, agar pembayaran pajaknya lancar. “Nah, ini baru teori pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Untuk mengembangkan industri UMKM, pembina jasa bisa menjadi mediatornya. Kalau di Bontang, lanjut dia, bagaimana makanan khas Bontang bisa diekspor ke luar negeri. Misalnya, Gammi Bawis yang dikalengkan dan diekspor. “Karena hanya itu (Gammi Bawis, Red.) yang kami (Bontang, Red.) punya. Nanti kita jalin kerjasama dan apa yang bisa kami bantu untuk memudahkan,” ungkapnya.
Saat ini, sistem pelayanan di KPPBC Bontang sudah melalui online. Untuk ekspor juga pengirimannya bisa melalui Kantor Pos. Sehingga semua lebih mudah.
Menurutnya, industri kecil merupakan pahlawan bangsa. Karena hampir 97 persen masyarakat adalah pelaku UMKM. Tetapi yang disayangkan, barang ekspor hanya berkisar 16 persen saja. “Ini momennya sedang perang ekonomi, bagaimana memenangkan keunggulan ekonomi industri negara kita untuk kesejahteraan masyarakat,” bebernya.
Sementara di Bontang, pertumbuhan UMKM sudah mencapai 27 persen dalam kurun waktu 10 tahun. Kemajuan suatu daerah, dilihat dari pertumbuhan ekonominya. “Harapannya, mudah-mudahan bisa meningkatkan ekspor UMKM di Bontang,” harapnya.
Di tempat yang sama, mewakili Pemkot Bontang, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan Bontang, Mursyid mengatakan koordinasi ini bisa menjadi semacam pendorong bagi kegiatan UKM di Bontang. Karena memang diakui dia, permasalahan di Bontang banyak berkutat di kesulitan mengekspor barang. “Kami juga akan menyampaikan ke pelaku UKM yang sudah menjadi unggulan agar mereka bisa naik kelas,” ujarnya.
Ditambahkan Kabid Koperasi, Yusran menyatakan bahwa produk Bontang yang sudah masuk ekspor ialah rumput laut. Hanya saja, pengirimannya melalui pihak ketiga. Sehingga dari Bontang dikirim ke Surabaya, barulah dari sana diekspor ke luar. “Ini menjadi PR kami agar fasilitas ekspor bisa langsung dari Bontang dan tidak lagi melalui pihak ketiga,” pungkasnya. (mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: