Program CSR PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) mengantarkan Suaji menggapai kesuksesan. Berujung diganjar penghargaan.
LUTFI RAHMATUNNISA’, Bontang
Suaji tiba-tiba menghentikan laju mobil yang ia kendarai. Matanya tertuju pada sekelompok tanaman herbal liar di pinggir jalan. Buru-buru ia memungut dan bergegas untuk kembali bekerja. Kala itu, ia masih tercatat sebagai sopir di RS PKT.
September 2013. Bak menang undian, Suaji kegirangan saat berhasil mengumpulkan beraneka jenis tanaman yang berbeda. Mulai dari kembang, sayur hidroponik, dan beberapa tanaman herbal seperti jahe, kunyit dan temulawak. Rasa itu ia miliki sebab kecintaannya yang begitu besar terhadap lingkungan. Khususnya tanaman herbal.
Pria murah senyum ini mulanya tak tahu banyak soal tanaman herbal. Pelan tapi pasti. Keingintahuannya terhadap dunia herbal begitu besar. Sehingga ia mencoba mencari tahu dengan membaca artikel berdiskusi dengan pegiat tanaman herbal.
Waktu itu, hanya beberapa bibit tanaman herbal yang ia punya. Sesekali ia meminta sebatang tanaman milik tetangga. “Orang-orang di sini itu banyak yang punya tanaman herbal tapi mereka tidak tahu kalau itu tanaman herbal. Jadi saya minta sedikit,” kata Suaji ketika disambangi di kediamannya, di Kelurahan Guntung, Bontang Utara, Rabu (8/9/2022).
Sebulan berselang, sekira 30 jenis tanaman herbal berhasil dikumpulkan dan ia rawat dengan baik. Usahanya dilirik oleh lurah Guntung dan Pupuk Kalimantan Timur (PKT). Saat itu, PKT menawarkan Suaji untuk menjadi bagian dari mitra binaan. Melihat kesempatan itu, Suaji langsung mengiyakan. Dalam hati kecilnya, ia yakin suatu saat usahanya ini akan berkembang. Bantuan pertama yang ia terima ialah green house. Dengan bantuan itu ia lebih leluasa mengembangkan tanaman herbal.
Pada 2015, PKT melihat keseriusan Suaji dalam mengembangkan tanaman herbal. BUMN itu kembali mengulurkan bantuan dengan memberangkat Suaji ke Yogyakarta selama dua pekan. Tujuannya, untuk menimba ilmu lebih dalam soal tanaman herbal sekaligus belajar mengolah menjadi minuman kesehatan.
“Saya tidak mengajukan proposal untuk mengembangkan usaha ini. Semua murni dibantu untuk keberhasilan usaha saya,” aku Suaji.
Sepulang dari Yogyakarta, Suaji mengaplikasikan ilmu yang ia dapat dengan memanfaatkan lahan seluas 40×9 meter yang terletak di samping rumah untuk ditanami tanaman herbal. Seluruh aktivitas itu dilakukan Suaji bersama sang istri.
“Sempat dibuat kelompok gitu. Tapi, tidak bertahan lama. Karena mereka sudah tahu ilmunya dan bisa mengembangkan sendiri, jadi saya lepas mereka. Bahkan sekarang mereka membuat usaha batik enggang,” tuturnya.
Akhir 2020 keseriusannya mendalami tanaman herbal lagi-lagi membuatnya kembali mendapat bantuan dari PKT berupa rumah produksi. Rumah itu berdiri ditujukan agar Suaji bisa mengembangkan produk minuman kesehatan dari tanaman herbal. Lalu ia menamakan usahanya itu dengan Enggang Herbal. Nama itu diambil sebab lokasi ia menanam herbal berada di Jalan Tari Enggang.
“Agar memudahkan orang lain yang ingin berkunjung saja,” kata Suaji.
Dari rumah produksinya itu, ia berhasil mengolah produk pertamanya yakni mengubah temulawak menjadi minumunan kesehatan bubuk. Berbekal alat seadanya dan ilmu yang di dapat, eksperimen tersebut berhasil.
Suaji menjelaskan bagaimana ia mengolah. Mulanya temulawak di cuci bersih kemudian di blender. Setelah itu diperas kemudian di saring. Hasil saringan itu diendapkan selama tiga sampai lima jam. Tak berhenti di situ, endapan tadi kemudian di saring lalu didiamkan hingga kering. Dari hasil itulah minuman kesehatan temulawan dihasilkan.
“Saya tidak berani bilang produk ini jamu ataupun obat. Sebab dari hasil pelatihan kemarin tidak disarankan apabila tidak memiliki persyaratannya. Seperti harus punya izin BPOM, apoteker, dan lab. Maka dari itu saya namankan minuman kesehatan saja,” bebernya.
Seiring berjalannya waktu, produk minuman kesehatan yang ia kelola mulai berkembang. Kini ia mampu memasarkan 9 jenis tanaman herbal. Seperti brutowali, temulawak, jahe, secang, bawang dayak, kapulaga, cengkeh, kayu manis, dan kemukus.
Produk yang ia kemas beragam. Mulai berbentuk teh, tanaman herbal yang dikeringkan, bubuk, bahkan berbentuk minyak. Produk yang paling diminati kata Suaji ialah bawang dayak. Bahkan pemasaran produk tersebut laris hingga pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi.
“Nah, semua tanaman herbal di sini tidak kami olah semua. Alasannya karena minat masyarakat di sini kurang. Maka dari itu, hanya tanaman herbal tertentu yang kami olah,” ucapnya.
Dianggap mampu mengelola tanaman dan mengembangkan usaha minuman kesehatan herbal serta menghasilkan profit. Pada 2018 PKT melepas Enggang Herbal sebagai mitra. Status mitra bergeser menjadi pengawasan. Tak tanggung-tanggung dalam satu bulan omset yang diperoleh Suaji dari usahanya itu, yakni Rp 7 hingga Rp 9 juta.
Pada tahun itu ia mendapat banyak tawaran dari sekolah untuk berkunjung. Sebab dinilai sebagai wadah edukasi. Baik itu untuk murid TK, SD, SMP, SMA, mahasiswa bahkan ibu-ibu PKK. Semua itu dilakukan tanpa pungutan biaya.
“Sejak pandemi sampai sekarang belum lagi menerima kunjungan. Kondisi pandemi covid-19 masih mengkhawatirkan. Tapi, karena aturan sudah dilonggarkan kalau ada tawaran kunjungan ya saya terima,” serunya.

Suaji tak menyangka jerih keringatnya berbuah manis. Mulanya ia tak sengaja berkecimpung menjadi pegiat lingungan. Sebab bercocok tanam merupakan hobinya sejak lama. Sebagai pegiat lingkungan sejak 2016 ia berhasil memperoleh penghargaan dari Menteri Kesehatan untuk kategori tanamanan toga terbaik. Bahkan pada September 2017 ia kembali menyabet penghargaan terbaik ketiga dari Kementrian PPN/Bappenas dengan mengirimkan karya tulis berjudul Budidaya Tanaman Obat Keluarga.
Puncaknya pada momen Hari Lingkungan Hidup 2022. Pria murah senyum itu menerima Kalpataru kategori Penyelamat Lingkungan yang diberikan Gubernur Kaltim Isran Noor, Senin (6/6) lalu. Itu merupakan buah dari upayanya atas jasanya dalam lingkungan hidup.
Warga Jalan Tari Enggang, RT 6, Kelurahan Guntung, itu tersenyum ketika mengetahui namanya ujug-ujug tercatat sebagai penerima penghargaan.
“Sekarang saya tidak begitu berharap dengan hal kayak gitu (penghargaan). Kalau dapat, ya, Alhamdulillah. Kalau tidak, ya, sudah. Yang saya pikirkan saat ini ialah fokus untuk mengabdikan diri pada lingkungan dengan mengembangkan dan mengolah tanaman herbal,” tandasnya.
APRESIASI PEMERINTAH
Wali Kota Bontang Basri Rase sangat mengapresiasi perusahaan yang ada di Kota Bontang melalui corporate social responsibility (CSR) yang sudah mendukung dan memberdayakan masyarakat.
Basri menyadari, keterlibatan perusahaan sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat. Terlebih untuk meningkatkan sektor perekonomian melalui tanaman herbal atau toga.
“Selain pemanfaatan lingkungan kegiatan tersebut dapat menumbuhkan ekonomi masyarakat. Jadi, sangat membantu sekali,” kata Basri.
Basri berpesan, CSR perusahaan tidak hanya berfokus kepada mitra binaan. Melainkan kepada kelompok masyarakat lainnya yang fokus pada bidang pengelolaan tanaman.
“Ke depan kami akan teken MoU (nota kesepahaman, Red) kepada PT Pupuk Kaltim dalam hal memberdayakan kelompok masyarakat lainnya. Harapan saya mereka bisa berkontribusi dalam menyumbang pupuk,” bebernya.
Ia berharap, masyarakat khususnya ibu rumah tangga, lansia, hingga para pensiunan memiliki agenda kegiatan atau tetap produktif. Hal itu penting bukan hanya urusan penghasilan tetapi juga kesehatan.
“Kegiatan semacam ini harus terus menular. Jadi, pemanfaatan pekarangan rumah lebih maksimal,” tukasnya.
Sementara, Wakil Ketua DPRD Bontang Agus Haris menyebut bahwa keberadaan PKT banyak membantu warga. Tidak hanya bufferzone. “Bantuan yang mereka berikan menyebar di Bontang,” terangnya.
Di samping itu, sebagai perusahaan raksasa, ribuan warga Bontang bekerja di sana. Baik di PKT, maupun anak usahanya. “Untuk itu keberadaan mereka harus didukung,” tegasnya.
Tidak heran, kata Agus Haris, roda ekonomi di Bontang khususnya bagian utara, banyak bergantung kepada pemilik pabrik urea terbesar di ASEAN itu. “Perekonomian
(*)
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Saksikan video menarik berikut ini:
Komentar Anda