Selain dikenal sosok yang rendah hati, Wakil Gubernur (Wagub) Kaltim Hadi Mulyadi juga karib dengan sikapnya yang gemar berbagi motivasi kepada siapapun orang yang dia temui. Baginya, bisa berbagi kebaikan adalah jalan hidup yang harus dilalui setiap orang.
DIRHAN, Samarinda
SILATURAHMI Metro Samarinda dengan Wagub Kaltim Hadi Mulyadi, Rabu (17/10) lalu, memberikan banyak wawasan baru. Di antaranya pentingnya menyusun perencanaan atas apa yang akan dilakukan. Begitupun kala memutuskan ke mana tujuan hidup akan dibawa.
Bagi anggota Dewan Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, ada tiga hal yang perlu dipahami seseorang terhadap fase kehidupannya. Sebagaimana banyak tertuang dalam ilmu psikologis. Fase itu disebut dengan dewasa dini, dewasa pertengahan, dan dewasa sempurna.
Ketiga fase itu wajib diketahui dan dipahami jika ingin menggapai apa yang dicita-citakan. Karena setiap orang bakal melaluinya. Bagi mereka yang bisa melewati itu dengan baik, maka ia akan mudah meraih yang telah direncanakan. Begitupun sebaliknya.
Kata dia, fase dewasa dini yakni antara usia 20-30 tahun, dewasa pertengahan usia 30-40 tahun, dan dewasa sempurna yakni usia 40 tahun ke atas. Di setiap tahapan itu, seseorang sudah harus memiliki perencanaan dalam hidupnya.
Seperti usia dewasa dini, seseorang minimal harus melakukan tiga perencanaan yakni, kuliah, kerja, dan menikah. Supaya saat memasuki usia dewasa pertengahan, seseorang sudah dapat melakukan perencanaan lain.
“Jika di usia dewasa dini memantapkan kerja, maka pada usia dewasa pertengahan harapannya sudah bisa membangun rumah, membeli kendaraan, anak-anak sudah mulai sekolah, dan kehidupan sosial sudah baik,” terangnya.
“Ada orang yang tidak diterima dikehidupan sosialnya. Tidak nyaman. Ini masalah. Ini bisa karena tidak matang pada masa usia dewasa dininya,” tambah pria yang juga menjabat Dewan Penasihat Ikatan Alumni Keluarga Pelajar Mahasiswa Kalimantan Timur (KPMKT) ini.
Sedangkan ketika seseorang sudah memasuki usia dewasa pertengahan, maka kebutuhan sandang, pangan, dan papan telah terpenuhi sepenuhnya. Dengan demikian, pada usia dewasa sempurna seseorang sudah mulai memberikan kontribusi kepada masyarakat.
“Tapi itu tidak akan bisa tercapai kalau ada dari tahapan yang tidak terpenuhi dengan baik. Namun jangan juga menunggu sempurna dari setiap tahapan itu. Harus learning by doing. Sambil jalan sambil belajar. Cuma perencanaan harus dibuat dengan baik. Harus ada rencana kehidupan,” tutur Hadi.
Ia bercerita, tidak sedikit dari mereka yang telah menginjak usia dewasa sempurna atau dewasa pertengahan menyesal karena tidak menyusun perencanaan hidup dengan baik. Terutama menjalankan setiap fase kedewasaan itu.
“Karena tidak merencanakan dengan baik, banyak teman-teman saya yang sudah usia 30-40 tahun menyesal. Dulu padahal orang tuanya serba berkecukupan, bisa kuliah, tapi tidak punya keahlian apa-apa. Habis waktu 30 tahun dengan begitu saja,” katanya.
“Tapi kalau ada perencanaan, maka bisa dilakukan evaluasi. Misalnya di tahun depan saya sudah melakukan ini dan itu. Soal takdir urusan belakang. Tapi takdir itu terkait juga dengan niat dan rencana kita. Itu yang dikatakan, Allah akan memberikan sesuai dengan persangkaan kita,” tuturnya.
“Kalau kita tidak punya niat atau persangka yang baik, maka sampai di situ saja. Tetapi ketika kita punya obsesi dan keinginan untuk kebaikan banyak orang, pasti diberikan jalan. Saya tidak ingin menggurui, tapi saya merasakan banyak hal itu,” imbuh Hadi.
Dalam kehidupan, kata Hadi Mulyadi, ada tiga hal yang harus dipaksakan yakni menikah, bangun rumah, dan ke tanah suci. “Kalau menunggu lengkap, sempurna, ya enggak akan bisa nikah-nikah. Ya apa adanya. Begitu juga bangun rumah, jangan tunggu ngumpul duit baru bangun rumah. Misalnya beli tanahnya dulu,” katanya.
“Sama halnya dengan ke tanah suci, dimulai dari menabung. Alhamdulillah ketiga hal itu juga sudah saya lalui. Teorinya ikhlas, kerja keras, dan profesional. Setelahnya biarlah rezeki Allah yang mengatur,” tandas mantan Dosen Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia Ujung Padang (Makkasar) tersebut. (***)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post