Buat Skenario Jadi Korban Tabrak Lari
BONTANG – Tega nian apa yang dilakukan Ardi (30). Warga Gang Arwana I RT 17 Kelurahan Tanjung Laut Indah ini membunuh anak tirinya sendiri, Navita (3). Penyebabnya akibat sang istri, Nita yang lebih banyak memperhatikan anak kandungnya ketimbang suaminya. Tak ingin aksinya diketahui orang banyak, Ardi dan Nita akhirnya membuat skenario sang anak menjadi korban tabrak lari.
Mendapat informasi bahwa salah satu warganya ada yang menjadi korban kecelakaan lalu lintas, Bhabinkamtibmas Kelurahan Tanjung Laut Indah, Aipda Mulyono pun segera mengkrosceknya. Kejanggalan mulai terungkap saat Mulyono meminta keterangan dari Ardi. Ia disidang di teras rumah salah satu anggota DPRD Bontang, Ridwan dengan disaksikan Lurah Tanjung Laut Indah, Rosianton Herlambang serta Ketua RT 17, Abdul Hakim. “Ada kejanggalan dari keterangan Ardi dan istrinya,” jelas Mulyono.
Ardi dihadapan Mulyono mengaku, pada Senin (1/5) pagi sekira pukul 04.30 Wita, ia baru pulang dari Melak bersama anak dan istrinya. Sampai di Pasar Rawa Indah, istrinya meminta diturunkan di Gang Arwana II untuk membeli makanan ke pasar. Sementara Ardi kembali ke Tenda Biru untuk servis truknya. “Belum sampai di Tenda Biru ada telepon dari istri kalau anak kami diserempet motor, jadi saya langsung kembali menggunakan mobil travel,” aku Ardi yang baru menikah dengan Nita selama setahun.
Melihat kondisi Navita, dia segera membawanya ke rumah kontrakannya sekira pukul 05.30 Wita. Kata dia, anaknya dalam kondisi kejang dan hendak dibawa ke rumah sakit. Namun ditengah perjalanan tepatnya di dekat lampu merah jalan tembus, dia memegang denyut nadi Navita sudah hilang. “Karena sudah tak bernyawa akhirnya tidak saya bawa ke rumah sakit, tapi langsung dibawa ke Prangat untuk dimakamkan,” ujarnya.
Alasan dia menguburkan di Prangat karena tak punya keluarga di Bontang. Sementara dari keterangan istri, Mulyono mengatakan bahwa Navita merupakan anak hubungan Nita dan Ardi. Mengetahui ada perbedaan yang membuatnya janggal, Mulyono pun akhirnya menggiring keduanya ke Polsek Bontang Selatan untuk dimintai keterangan.
Salah satu saksi, Sobirin mengaku dua minggu yang lalu, Navita mengalami bengkak di kedua pipinya serta memar-memar. Ibunya mengaku bahwa anaknya jatuh. Kemudian seminggu lalu, pipinya terlihat bengkak lagi. Alasannya kala itu sakit gigi. “Tiga hari belakangan biasanya saya dengar suara tangisan, tetapi ini tak ada suara tangisan,” ujarnya. Dia juga tak melihat pada Senin pagi ada Ardi dan Nita yang menggunakan motor.
Lurah Tanjung Laut Indah, Rosianton mengaku niat awalnya ingin melayat warganya yang meninggal. Namun ternyata kejadiannya diluar dugaan. Saat diperiksa di Polsek Bontang Selatan, Nita mengaku bahwa anaknya tewas dibunuh suaminya atau ayah tirinya. Alasannya Ardi cemburu karena Nita lebih memperhatikan Navita. Nita juga tak berkutik jika Ardi sedang menganiaya Navita. Dalam hatinya dia berontak tetapi tak bisa berbuat apa-apa.
Salah satu sumber yang namanya enggan dikorankan mengatakan, anak tersebut dianiaya di perjalanan dari Prangat. Mulai dari ditonjok, ditendang, hingga dilempar ke bak truk. Sementara sang istri sempat melawan, namun mendapat ancaman juga. Sehingga dibawah tekanan, Nita tak bisa berbuat apa-apa. Dalam keadaan terancam, Nita sepakat bersama Ardi membuat skenario jika Navita diserempet motor.
Sampai berita ini diturunkan, Nita dan Ardi masih menjalani pemeriksaan untuk proses pengembangan dan penyidikan. Polisi pun belum bisa memberikan keterangan resmi mengingat keduanya masih dalam tahap pemeriksaan. Kemarin malam, Polisi langsung mendatangi TKP lokasi pemakaman korban yang diakui Ardi dimakamkan di Prangat. (mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post