bontangpost.id – DPD II Golkar Bontang tidak mempermasalahkan adanya poros ketiga yang dibuat oleh Partai Gerindra pada kontestasi politik Pilwali mendatang.
Ketua DPD II Golkar Andi Faizal Sofyan Hasdam mengatakan pada dasarnya tiap politikus memiliki impian untuk menjabat sebagai pemimpin eksekutif.
“Tujuan akhir setiap politikus itu pasti ingin menjadi kepala daerah,” kata Andi Faiz.
Ia menilai semakin banyak pasangan calon maka bagus untuk Kota Bontang. Karena makin beragam pemikiran atau gagasan demi pembangunan Kota Taman ke depan. Sejatinya di awal Partai Golkar selalu membangun komunikasi kepada Gerindra.
“Secara informal sering berkomunikasi. Apalagi sebagian legisator di Bontang Lestari (Sekretariat DPRD) merupakan pimpinan partai,” ucapnya.
Sehingga komunikasi sering dilakukan. Tetapi untuk secara mendalam belum dilakukan kepada pimpinan parpol. Golkar juga tidak mempermasalahkan jika ada poros keempat maupun kelima saat Pilwali. Artinya sesuai dengan ketentuan. Baik melalui jalur parpol maupun independen.
“Sah-sah saja untuk menciptakan peluang di pilkada nanti,” tutur dia.
Saat ini Golkar masih melakukan penjajakan terhadap pasangan dari yang diusungnya. Diketahui DPP Golkar sudah memberikan penugasan kepada Neni Moerniaeni untuk bertarung di Pilwali mendatang.
“Terkait pasangannya masih dilakukan pemetaan melalu survei di masyarakat. Sebagai kekuatan untuk memperoleh kemenangan,” terangnya.
Golkar pun mengaku telah berkomunikasi dengan Gelora maupun PKS. Tetapi itu masih sebatas informal. Ia menyebut pasca Idulfitri komunikasi secara resmi bakal dilakukan.
Diberitakan sebelumnya, rencana bertarungnya Agus Haris yang merupakan Ketua DPC Gerindra Bontang dalam pilkada mendatang, belum menentukan nama kandidat pasangannya. Ia mengungkapkan, masih menunggu hasil survei masyarakat yang dilakukan DPD Provinsi Kalimantan Timur.
“Sabtu (23/4) malam sudah ada rakor soal pilkada. Keputusannya (calon pasangan) masih menunggu survei,” ungkap dia.
Adapun survei akan dilakukan setelah Lebaran. Lalu bakal dilanjutkan dengan penjajakan koalisi. Biasanya, kata dia, durasi waktu yang dibutuhkan untuk survei sekitar tiga pekan. Kemudian dilakukan pemaparan hasil.
“Nah dari sana nanti diketahui tingkat penerimaan masyarakat seperti apa,” ujarnya.
Diketahui, majunya pria yang menjabat sebagai ketua DPC Partai Gerindra Kota Bontang itu dalam pilkada telah mengantongi restu. Bahkan memperoleh dukungan dari Ketua DPD Gerindra Kaltim Andi Harun.
Pengamat Politik Universitas Mulawarman (Unmul) Budiman mengatakan DPC Gerindra Bontang sangat jeli melihat fenomena yang ada saat Pileg beberapa waktu lalu. Pasalnya dari 25 kursi, 13 berstatus pendatang baru. “Ini yang dibaca oleh Gerindra kalau memang benar membentuk poros baru. Apalagi dua nama yang sudah declare ialah orang lama,” kata Budiman.
Diketahui Neni pernah menjabat wali kota periode 2016-2021. Sementara Basri-Najirah merupakan petahana saat ini. Belum lagi Gerindra saat ini berada di atas angin setelah di pusat, pasangan presiden yang diusung partai berlambang kepala burung garuda itu memenangkan pertarungan.
“Tentu ada efeknya. Meski itu kembali lagi bagaimana roda partai bergerak di pilkada,” ucapnya.
Potensi lain ialah adanya paketan antara Pilgub dengan Pilwali. Hingga kini memang belum ada nama yang ditetapkan untuk kursi kaltim satu dan dua dari partai yang ada. Tetapi tidak menutup kemungkinan Gerindra mengambil bagian di kontestasi politik tersebut.
“Golkar santer ada jagoannya. Nah Gerindra ini berpeluang demikian. Kalau itu benar maka bisa skema paketan. Karena pertarungannya sama,” tutur dia.
Meski demikian Gerindra harus membentuk koalisi jika mewacanakan poros ketiga. Sebab perolehan kursi yang didapat hanya tiga. Mengacu ketentuan untuk Pilwali Bontang minimal lima kursi. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post