SAMARINDA – Sejumlah pedagang di Samarinda mulai cemas dengan melonjaknya harga beras. Pasalnya, sudah tiga pekan terakhir, harga kebutuhan pokok itu terus melambung naik. Akibatnya, konsumen mengeluh lantaran keuntungan yang mereka dapat kian menipis.
Salah seorang pedagang beras di Pasar Segiri, Ani (25) mengungkapkan, kenaikan harga beras ini sangatlah tidak wajar. Menurutnya, dibandingkan dalam beberapa tahun lalu, harga beras di tahun ini naik terbilang cukup drastis.
“Rata-rata kenaikan harga beras Rp 1.000 per kilogram. Misalnya, harga sebelumnya Rp 13 ribu, naik jadi Rp 14 ribu. Harga naik bertahap. Seminggu kadang naik Rp 10 ribu tiap karung,” ungkap Ani, Jumat (26/1) kemarin.
Saat ini, beras 10 kilogram harganya Rp 125 ribu. Sebelum itu, harganya hanya Rp 115 ribu. Jadi setiap karung beras, naik Rp 10 ribu. Kenaikan beras ini berlaku untuk semua merek. “Pelanggan banyak yang mengeluh. Tapi tidak mempengaruhi penjualan, karena ini kebutuhan pokok,” ungkapnya.
Ia menyebutkan, penyebab kenaikan harga beras ini karena petani baru satu bulan lalu menanam padi. Sedangkan panen akan dilakukan dua bulan yang akan datang, karenanya harga beras diperkirakan akan bertahan sampai musim panen.
Amirullah (35) mengungkapkan, kenaikan harga beras ini berpengaruh terhadap omzetnya setiap hari. Namun jumlah pembeli tidak menurun, karena ia sudah memiliki pelanggan tetap. “Ada keluhan dari pelanggan, tapi mau gimana lagi, sudah dari sananya (distributor, Red.) naik. Terpaksa harga beras di sini juga ikut naik,” ujarnya.
Diakui Amirullah, pemerintah melalui Badan Urusan Logistik (Bulog) Samarinda beberapa hari yang lalu sudah melakukan operasi pasar. Bulog mengingatkan agar harga beras tidak melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET). “Tapi kualitas beras Bulog kurang bagus, makanya kami jual murah, enggak sampai Rp 10 ribu. Harga beras kualitas tinggi masih sama, tidak berpengaruh karena ada operasi pasar ini,” ungkapnya.
Wakil Wali Kota Samarinda, Nusyirwan Ismail menyatakan akan segera memanggil Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM untuk mengambil langkah stabilisasi harga beras.
“Jika sudah melampau HET yang ditetapkan pemerintah, kami akan kembali melakukan operasi pasar. Tapi sebelum itu, saya akan rapat lebih dulu dengan dinas terkait. Insyaallah secepatnya kami akan mengambil langkah untuk menyelesaikan masalah ini,” tegasnya. (*/um/drh)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: