Belakangan ini berita hoax atau hoaks (berita palsu) merajarela di berbagai media sosial. Dengan juga semakin berkembangnya teknologi masa kini, akses terhadap informasi membuat segala hal yang belum jelas asal-usulnya jadi mudah dikonsumsi publik.
Maka ketika mendapati informasi yang seolah-olah menyajikan fakta dan logika, serta disajikan secara menarik, seringkali pembaca menganggapnya lebih benar. Yang disayangkan adalah, jika mereka berhenti di situ dan tidak mau melakukan cross check atau tabayyun dengan mencari informasi lebih lanjut. Dan akhirnya, butuh kecerdasan dan wawasan dari masing-masing individu untuk memfilter mana berita yang benar dan yang palsu. Salah satunya dengan menerapkan disiplin verifikasi saat membaca sebuah berita.
Lihat saja media sosial seperti facebook, yang dulu isinya cinta-cintaan, curhat, dan canda-candaan, kini mulai banyak berita palsu yang tersebar. Karena orang seringkali share tanpa berpikir panjang.
Tanpa mengecek validitas atau keabsahan sumber berita, masyarakat terlebih dulu terpancing emosi dan bereaksi. Masalah pernyebaran berita palsu atau hoaks ini sudah menjadi fenomena global yang meresahkan semua kalangan tanpa terkecuali.
Terutama di negara dengan populasi besar seperti Indonesia, di mana tiap harinya informasi dari 200 juta lebih penduduk berputar tanpa kendali. Dari hasil survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia tahun 2016, total pengguna internet di Indonesia sebanyak 132,7 juta orang.
Konten media sosial yang sering dikunjungi netizen adalah facebook sebanyak 71,6 juta, diikuti instagram 19,9 juta orang. Sedangkan twitter berada di peringkat kelima dengan 7,2 juta orang. Jika tidak mau jadi korban hoaks, harus ada kesadaran pribadi untuk berhati-hati menanggapi berita yang dibaca.
Nah, mengadaptasi rubrik “Jawa Pos Clearing House of Information” Bontang Post lewat rubrik yang sama juga mencoba menyajikan ulasan terkait berita-berita yang belum jelas kebenarannya. Isu-isu hoaks lokal, hingga nasional bakal kami coba untuk “bersihkan” kesimpangsiurannya.
Kami berharap, pembaca menjadi terbantu dalam mencari kebenaran sebuah berita yang kadung viral dan membuat resah. Jadi, sebelum terlanjur dongkol termakan isu hoaks, ada baiknya membaca rubrik Clearing House of Information, hoaks atau bukan? (**)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post