Oleh : Muthi’ Masfu’ah / Yattini
(Owner Rumah Kreatif Salsabila Bontang dan Koordinator Literasi DPW Kaltim)
Masih tak lepas dari ingatan kita jumat malam kemarin, ditemukan bayi yang tak bernyawa lagi di closet Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan. Sekitar Jumat 23.32 Wita dilakukan upaya evakuasi terhadap bayi laki-laki yang baru lahir tersebut. Ternyata… Pelaku pembuangan bayi tersebut adalah ibunya sendiri yang masih pelajar SMA kelas 3!
Akhir-akhir ini memang semakin banyak berita mengenai pembuangan bayi. Baik di media lokal maupun media nasional. Angka pembuangan dan aborsi bayi di Indonesia setiap tahun semakin meningkat. Pembuangan bayi tak berdosa ini membuat keprihatinan banyak pihak karena tindakan ini tidak berperikemanusiaan.
Lebih mengerikan bahwa kasus pembuangan bayi itu juga menimpa para pelajar dan mahasiswa. Berarti kehadiran sang bayi tidak dikehendaki oleh ayah dan ibunya yang mungkin hanya mau coba-coba atau senang-senang saja. Kasus terakhir ini hendaknya menjadi catatan serius bagi kita yang masih memiliki hati nurani dan keimanan yang baik. Jika hal ini tidak mendapatkan perhatian serius maka ke depannya akan lebih banyak lagi kasus pembuangan bayi yang tak berdosa itu. Bayi yang lucu dan masih tak berdosa menjadi korban keadaan.
8 faktor yang mempengaruhi perilaku ini agar menjadi perhatian kita bersama adalah diantaranya :
1. Seks bebas, fenomena remaja hamil di luar nikah menjadi pemicu pembuangan bayi. Membuang bayi seakan menjadi solusi terbaik bagi mereka karena takut, malu dengan sekitar, dan belum siap dengan tanggung jawab. Seks bebas seakan menjadi hal lumrah saat ini, bahkan tak jarang remaja-remaja sekarang memamerkan kemesraan di depan umum atau di media sosial.
2.Minumnya peran orangtua. Perhatian dan peran orang tua menjadi sangat penting dalam hal ini. Para remaja yang masih berfikiran labil perlu kontrol dan pemantauan intens dari orang tua. Dalam hal ini peran orang tua diharapkan bisa menjadi kontrol terbaik bagi mereka. Mengarahkan pergaulan anak secarik positif perlu dilakukan orangtua sejak dini agar mereka tidak salah melangkah.
3.Minimnya spiritual juga sangat berpengaruh. Kurangnya pemahaman nilai agama menjadikan mereka tidak lagi takut akan Allah dan resikonya. Sehingga jalan pintas menjadi pilihan mereka. Kekurangan didikan agama yang merupakan panduan dan pedoman hidup telah menyebakan mereka hilang arah dalam kehidupan dan terlibat dalam gejala-gejala negatif seperti pergaulan bebas dan berakibat kehamlan di luar nikah. Peran agama dalam kehidupan sangat penting untuk membentuk pegangan hidup yang teguh dan bukannya menuruti hawa nafsu semata-mata.
4.Masyarakat yang tak perduli. Sikap masyarakat yang suka mengkritik dan menghukum turut menyebabkan pembuangan bayi semakin marak. Apabila seorang remaja perempuan melahirkan anak di luar nikah, maka masyarakat setempat akan menggunjingnya, menjadikan bahan gossip dan memandang remeh padanya. Secara tidak langsung remaja perempuan pastinya dianggap mencoreng nama baik keluarga.
5.Rasa malu yang tak terbendung. Rasa malu mengajarkan rasa belas kasih kepada buah hatinya sendiri. Dengan rasa malu yang tak terbendung tadi, menjadikan remaja akan merasa tertekan dengan beban yang ditanggung seorang diri. Demi menjaga nama baik keluarga dan dirinya sendiri, tak jarang remaja tersebut mengambil jalan pintas dengan membuang bayinya dan mengabaikan resiko dari perbuatannya, karena yang ada dipikirannya hanya bagaimana caranya dia tidak mencoreng nama keluarga.
6.Kendala ekonomi, akhir-akhir ini faktor ekonomi juga menjadi pemicu maraknya pembuangan bayi. Dengan alasan kendala ekonomi, tidak bisa menghidupi karena miskin dan punya banyak anak yang harus mereka cukupi. Kehadiran anak lagi menurut merea hanya akan menjadi beban dan mempersulit ekonomi mereka. Mereka tega meninggalkan bayi di teras rumah orang, di tempat pelayanan kesehatan. Tak jarang mereka membuang bayi mereka sembarangan bahkan di pinggir jalan. Mereka selalu punya alasan membuang bayi mereka dengan teganya.
7.Perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi dan era reformasi juga mengambil bagian dalam maraknya pembuangan bayi. Remaja dengan mudahnya mengakses video dan gambar dari media online. Dibarengi remaja yang memiliki rasa ingin tahu yang besar mencoba-coba mengikuti hal-hal negatif yang mereka tonton. Bahkan ada juga kasus remaja yang membuat video mesum.
8.Hukuman bagi sang pelaku. Selain faktor-faktor diatas, peran penegak hukum dan hukum yang berlaku untuk si pelaku memang perlu ditegakkan untuk memberi efek jera karena telah dengan sengaja membunuh buah hatinya.
Sungguh masalah ini tentu harus menjadi perhatian kita semua. Karena kalau dibiarkan begitu saja, bukan hanya tidak mungkin pembuangan bayi akan terus-menerus terjadi. Dan bayi-bayi tak berdosa itu tidak akan pernah tahu siapa orang tua kandung mereka bahkan bayi-bayi lucu itu tak jarang ada yang belum sempat merasakan indahnya dunia. Seperti pesan cinta Allah SWT kepada kita bahwa :”Jangan kamu membunuh anak-anakmu lantaran takut kelaparan, Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka maupun kepadamu; sesungguhnya membunuh mereka suatu dosa besar.” (al-Isra’: 31)
Peran agama, orang tua, guru/pendidik, penegak hukum dan masyarakat menjadi sangat penting dalam fenomena ini. Bagaimana pun bayi memiliki hak untuk diberi perlindungan dan mendapatkan kasih sayang, mereka adalah titipan Allah SWT. Bukankah masih banyak keluarga di luar sana yang sangat menginginkan buah hati tetapi mereka kesulitan untuk mendapatkannya.
*) Penulis pernah meraih Kaltim Edukasi Award 2010, Juara 2 dan 3 dalam Lomba Penulisan Buku juga Inovasi Pembelajaran Tingkat Nasional, serta berbagai penghargaan tingkat nasional lainnya, telah menulis lebih dari 23 buku dan terus akan menulis.
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post