Hampir semua ibu menginginkan bayinya mendapatkan asupan ASI yang cukup agar kebutuhan gizinya terpenuhi dan tak mudah sakit. Alhasil, sebagai ibu, Anda menjadi semangat sekali dalam memberikan ASI kepada sang buah hati. Sayangnya, semangat tersebut menurun ketika si bayi muntah setelah minum ASI.
Di satu sisi, Anda sedih dan berpikir bahwa mungkin ada yang salah dengan ASI Anda. Namun di sisi lain, Anda juga berpikir pasti ada penyebab lain yang melatarbelakangi hal ini.
Bayi gumoh, wajarkah?
Kondisi saat bayi muntah setelah minum ASI sering disebut sebagai gumoh. Gumoh dianggap normal jika tidak disertai dengan kondisi rewel ataupun sesak napas.
Kondisi ini disebabkan oleh susu yang sebelumnya telah ditelan, naik kembali ke kerongkongan. Hal ini dapat terjadi karena bagian kerongkongan dan lambung bayi masih lemah sehingga memicu terjadinya refluks.
Kecilnya lambung bayi membuat organ pencernaan tersebut cepat penuh sehingga hal tersebut membuat isi perut kembali ke atas. Selain itu, refluks juga terjadi karena kerongkongan bayi belum sempurna untuk menahan isi lambung.
Kondisi gumoh biasanya berlangsung hingga si Kecil berusia 4-5 bulan. Bila kondisi kesehatannya baik-baik saja, usai menginjak usia tersebut, muntah setelah minum ASI akan hilang dengan sendirinya.
Menurut dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter, bila bayi Anda hanya mengeluarkan cairan sedikit-sedikit, kemungkinan gumoh disebabkan oleh jumlah cairan yang masuk terlalu banyak.
“Namun, jika bayi muntah dengan jumlah yang cukup banyak, perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut dengan pemeriksaan fisik ke dokter spesialis anak. Hal ini untuk mengetahui apakah ada masalah terkait dengan saluran cerna buah hati Anda,” ujar dr. Sepriani.
Pemicu muntah usai minum ASI
Masalah saluran cerna yang bisa saja dialami oleh bayi terkait gumoh adalah gastroenteritis. Umumnya, bayi yang mengalami gastroenteritis juga akan mengalami diare.
Selain gastroenteritis, beberapa faktor lain yang dapat memicu muntah pada bayi usai minum ASI, antara lain alergi, pilek, infeksi telinga, infeksi saluran kemih, dan stenosis pilorus atau penyempitan lambung.
Perhatikan juga beberapa gejala yang datang usai si Kecil memuntahkan ASI. Bila gumoh disertai gejala di bawah ini, maka bisa jadi itu bukan sekadar kekenyangan atau terlalu banyak cairan yang masuk. Anda pun harus segera memeriksakannya ke dokter.
Adapun gejala yang dimaksud, ialah:
- Muntah disertai darah atau cairan hijau
- Sesak napas
- Perut bengkak
- Muntah terus-menerus lebih dari 1 atau 2 hari
- Demam
- Timbul ruam
- ulit tidur dan rewel
- Tidak mau menyusu sama sekali setelah itu
- Ubun-ubun menonjol
- Mengalami dehidrasi dengan tanda-tanda bibir kering, menangis tanpa air mata, ubun-ubun cekung, dan jarang buang air kecil
Untuk mencegah bayi muntah setelah minum ASI, sebaiknya selalu posisikan kepala bayi lebih tinggi dari tubuhnya saat menyusu. Satu hal lagi yang tak kalah penting untuk meminimalkan terjadinya gumoh, yaitu hindari menggoyang-goyangkan bayi atau membuat bayi aktif saat menyusu.
Jangan lupa juga untuk membuat bayi bersendawa usai menyusu agar tidak kembung. Biasakan juga si kecil menyusu secukupnya, jangan sampai terlalu kenyang. Dengan hal-hal tersebut, frekuensi gumoh pun bisa dikurangi.(HNS/RVS/klikdokter/jpnn)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: