SAMARINDA – Meroketnya harga jual daging ayam di sejumlah pasar tradisional mendapat sorotan tajam dari mahasiswa. Salah satunya datang dari mahasiswa Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda. Kamis (2/8) kemarin, para mahasiswa asal kampus pelat merah tersebut menggelar aksi di depan kantor Balai Kota Samarinda sebagai bentuk protes atas pasifnya pemerintah dalam mengurai masalah tersebut.
Dalam aksi itu, mahasiswa yang mengatasnamakan Aliansi Garuda Mulawarman itu menuntut pemerintah untuk menstabilkan harga ayam dan telur. Selain itu, mahasiswa juga mendesak Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang untuk melakukan operasi pasar dan memberantas para mafia penyelundup ayam dan telur di sejumlah pasar yang ada di Kota Tepian.
“Masyarakat telah resah dan mengeluhkan kekosongan ayam ini. Di lapangan harga ayam sudah mencapai Rp 80 ribu. Beberapa warung bahkan terpaksa harus tutup karena tidak adanya stok ayam di pasaran,” kata Ketua Aliansi Garuda Mulawarman, Freijae Rakasiwi.
Bahkan usai orasi, para mahasiswa ini nekat menyembelih ayam, kemudian darahnya dikucurkan ke foto Alphad Syarief dan Syaharie Jaang . Hal ini dilakukan sebagai bentuk kekecewaan karena ketidakbecusan pemerintah dalam mengendalikan harga pasar selama ini.
Ia menuturkan, bahwa aksi kemarin merupakan aksi lanjutan yang telah digelar pihaknya di Stadion Madya Sempaja, Minggu (29/7) lalu. Apabila aksi tersebut tidak ditanggapai serius oleh pemerintah, mahasiswa berjanji akan kembali menggelar demo dengan membawa massa yang lebih banyak.
“Kami akan melakukan aksi lanjutan dengan massa yang lebih banyak. Kami juga akan melakukan aksi yang lebih ekstrem. Karena saat ini masyarakat tengah resah terkait kenaikan harga ayam. Namun, tidak ada agenda konkret dari pemkot untuk menanggulangi hal ini. Baik itu DPRD maupun wali kota,” ketusnya.
Dalam kesempatan itu, aksi unjuk rasa hanya ditemui oleh Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemkot Samarinda, Nina Endang Rahayu dan Kepala Bagian (Kabag) Ekonomi Sekretariat Kota (Setkot) Samarinda, Maria Wati. Pasalnya, saat aksi itu Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang diketahui sedang tidak berada di tempat.
Mereka menegaskan bahwa pemerintah tidak pernah mengabaikan setiap keluhan masyarakat termasuk mengenai harga daging ayam. Maria mengatakan, sangat mengapresiasi kehadiran mahasiswa yang datang membawa aspirasi masyarakat itu.
“Kami sangat mengapresiasi kehadiran adik-adik di sini. Namun, bukannya kami tidak peduli dengan keluhan masyarakat. Kami juga telah melakukan tinjauan. Dan kenaikan harga ini terjadi secara nasional,” ujarnya.
Nina menambahkan, saat ini ada kebijakan baru dari pemerintah pusat dengan memberikan antibiotik kepada ayam. Dan hal ini tidak baik bagi kesehatan, terutama jika dikonsumsi anak-anak. “Sehingga memang ada pembatasan ayam dari pusat,” pungkasnya. (*/dev)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post