SANGATTA – Kutai Timur (Kutim) merupakan salah satu daerah yang menjadi pintu masuk negara. Hal tersebut menjadi alasan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutim melakukan pertemuan penyusunan rencana kontijensi kegawatdaruratan kesehatan di Hotel Royal Victoria Sangatta Utara, Kamis (19/4).
Kepala Dinkes Kutim, Bahrani menjelaskan Kutim khususnya Sangatta merupakan jalur transportasi yang sering dilalui untuk kegiatan nasional maupun internasional. Terlebih banyaknya Warga Negara Asing yang bekerja di daerah ini. Hal tersebut berisiko menjadi pemicu penularan penyakit.
“Kutim ini kaya Sumber Daya Alamnya. Pasti banyak pekerja dari luar Negeri. Selain itu, pelabuhan pun sebentar lagi akan rampung. Akses masuk ke daerah kita semakin mudah dijangkau. Hal itu bisa saja menjadi penyebab penyakit dari luar masuk ke Indonesia dengan mudah,” kata Bahrani dalam sambutannya.
Sama seperti penanggulangan bencana, Kutim pun membentuk tim penanggulangan kedaruratan kesehatan sebagai antisipasi.
“Kami sudah bentuk tim penanggulangan kesehatan, untuk menanggulangi kemungkinan yang terjadi,” terangnya.
Selain itu, Tim penanggulangan nantinya juga diharapkan dapat menggerakkan masyarakat dalam meningkatkan partisipasi dalam kegawatdaruratan kesehatan.
“Saya harap masyarakat kedepannya dapat berperan serta dan berpartisipasi, jika nantinya terjadi kedaruratan kesehatan,” harapnya.
Dijelaskan pada workshop tersebut, beberapa hal yang dapat menyebabkan kedaruratan kesehatan masyarakat diantaranya, evolusi, resistensi terhadap antobiotik, globalisasi, industrilisasi, perubahan iklim, peningkatan drastis jalur hewan patogen, dan jalur vektor patogen serta makananan, nubika dan lain-lainnya.
Di tempat yang sama, Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinkes Kutim, Yuwana Sri menjelaskan Indonesia dituntut harus memiliki kemampuan dalam deteksi dini dan respon cepat terhadap munculnya penyakit atau kejadian yang berpotensi menyebabkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD).
“Kutim dianggap pintu masuk negara. Maka sangat rentan terjangkit penyakit, seperti flu burung maupun MRC. Sehingga kami dituntut untuk mampu menangani pencegahan penyakit dengan tanggap,” jelasnya.
Menurutnya warga negara yang baru kembali ke tanah air, kondisinya sangat rentan.
Dirinya berharap warga yang pulang melaksanakan ibadah umrah atau haji tidak membawa pulang penyakit.
“Kami berupaya melakukan pencegahan, yang dipantau oleh kementerian kesehatan. Selain itu, peserta yang akan melaksanakan umrah diberi vaksin. Agar tidak membawa pulang penyakit dari luar negeri. Karena hal tersebut menjadi perhatian serius bagi kami,” tuturnya. (*/la)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post