Telan Rp 24,5 Miliar, Pemasangan Tiang Pancang di 70 Titik
BONTANG – Groundbreaking pembangunan jalan lingkar pesisir zona utara Bontang akan segera dimulai. Oleh karena itu, sebagai langkah awal Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) mengadakan sosialisasi kepada masyarakat Loktuan. Kepala Dinas PUPRK Tavip Nugroho mengatakan, sosialisasi ini untuk memberikan gambaran terhadap masyarakat Loktuan bagaimana proyek pembangunan ini.
“Penyampaian kepada masyarakat tentang rencana kegiatan besar ini, supaya waktu kami memulai pengerjaan, warga tidak ada ganjalan,” katanya.
Dinas PUPRK akan memulai pengerjaan segmen pertama dengan biaya sebesar Rp 24,5 Miliar. Berdasarkan biaya tersebut, bentuk pengerjaannya yang dilakukan ialah pemasangan sebagian tiang pancang sesuai dengan trase yang sudah dipetakan oleh Dinas PUPRK.
“Sekitar 70 titik tiang pancang, sudah habis dananya,” ungkapnya.
Jalan lingkar ini nantinya akan memiliki panjang sejumlah 2,2 kilometer dengan lebar 15 meter. Berwujud dua lajur dan terdapat trotoar dengan ukuran satu meter masing-masing sisinya.
Pengerjaan ini membutuhkan waktu selama 2 tahun yakni dari 2017 hingga 2019. Perihal sistem pembayaran proyek ini akan berlangsung secara multiyears dengan membutuhkan waktu 4 tahun. “Total anggaran yang dibutuhkan Rp 700 milyar,” sebutnya.
Pengerjaan jalan lingkar ini dibagi dalam tiga segmen. Segmen pertama yakni menghubungkan Loktuan dengan Tanjung Limau, segmen kedua menjembatani Tanjung Limau menuju Bontang Kuala, sedangkan segmen terakhir membuat jalur dari Bontang Kuala ke Tanjung Laut Indah.
Pembangunan jalan lingkar ini memiliki fungsi menguraikan lalu lintas, penanggulangan becana, memperpendek jarak, dan destinisi tempat wisata yaitu tempat parkir yang berdekatan dengan mangrove
Dijelaskan dia, setiap tahun jumlah kendaraan mengalami peningkatan sejumlah 10 persen, sedangkan peningkatan tersebut tidak dibarengi dengan pelebaran badan jalan. Selain hal tersebut, permodelan sirkulasi jalan memiliki sistem terpusat (menjari) artinya dari semenanjung kembali lagi ke pusat.
“Jika terjadi permasalahan di pusat, seperti jalan MT Haryono dan Bhayangkara, orang tidak bisa keluar. Maka diperlukan penghubungan semenanjung tersebut untuk memperpendek jalan dan penanggulangan bencana sebagai tempat eksodus,” ujarnya.
Jalan lingkar ini nantinya juga dijadikan sebagai destinasi wisata. Berdasarkan topografi, jalan lingkar ini akan berdekatan dengan hutang mangrove Bukit Sekatup Damai. “Rencananya akan ada rest area di tempat tersebut,” singkatnya.
Harapan Pemkot Bontang melalui pembangunan jalan lingkar ini, dengan berkembangnya terkait keramaian lokasi, maka dapat menumbuhkan perekonomian daerah. Proyek ini sebenarnya sudah dicanangkan dari tahun 2013 silam , namun baru terealisasi di tahun ini.
Dalam hal ini, Pemkot Bontang meminta partisipasi masyarakat untuk memberikan dukungan akan rencana Pemkot Bontang tersebut. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post