JAKARTA – Ajakan untuk tidak memilih alias golput mulai bermunculan di media sosial. Seiring dengan itu, aroma politik uang tercium di beberapa daerah. Tak ingin gerakan tersebut mengganggu coblosan besok (17/4), NU dan Muhammadiyah sama-sama mengeluarkan seruan resmi. Kemarin, dua ormas Islam terbesar di Indonesia itu meminta semua pihak untuk menyukseskan pemilu.
Pernyataan sikap itu disampaikan di kantor masing-masing. Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, pihaknya mendukung sepenuhnya Pemilu 17 April yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
“Itu komitmen seluruh komponen dan kekuatan nasional,” terangnya saat konferensi pers di kantor PP Muhammadiyah Jalan Menteng Raya kemarin (15/4). Menurut dia, penyelenggara pemilu, partai politik, pasangan calon presiden-wakil presiden, jajaran pemerintah, aparatur keamanan, media massa, dan seluruh masyarakat harus bekerja sama untuk menyukseskan pemilu. Harus dipastikan pelaksanaan pemilu dari awal sampai akhir berlangsung aman, damai, tertib, lancar, dan terselenggara dengan baik tanpa kecurangan dan penyimpangan.
Haedar mengajak semua pihak menciptakan suasana tenang, aman, dan damai. Baik menjelang maupun sesudah pemilihan. Waktu yang ada harus dimanfaatkan untuk menumbuhkan spiritualitas kolektif, merekatkan ikatan persaudaraan, dan menurunkan tensi ketegangan politik.
“Semua pihak harus menaati ketentuan yang berlaku serta tidak melakukan pergerakan atau aktivitas politik apapun yang dapat mengganggu ketenangan serta mencederai proses pemilu,” paparnya. Media sosial dan media massa hendaknya ikut menciptakan suasana yang kondusif dan harmoni, serta tidak melakukan penyebaran hoaks, fitnah, dan hal-hal yang dapat memanaskan situasi pelaksanaan pemilu.
Haedar meminta KPU dan Bawaslu bekerja profesional, netral, terpercaya, jujur, dan adil untuk memastikan setiap warga negara yang memiliki hak pilih dapat memilih secara bebas, aman, dan rahasia. Penyelenggaraan pemilu harus berjalan sesuai perundang-undangan. Hal itu juga perlu untuk menjawab kritik sebagian masyarakat yang meragukan kompetensi dan independensi melalui penyelenggaraan dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan konstitusional.
Dia mengajak semua pemilih menggunakan hak politiknya dengan penuh tanggung jawab, cerdas, menjaga persatuan, menjunjung tinggi moralitas, toleransi, dan kesantunan. “Jauhi politik uang dan segala transaksi yang dilarang oleh agama, moralitas, dan hukum yang berlaku,” tuturnya.
Tokoh kelahiran Bandung itu mengatakan, semua pihak hendaknya bisa menerima hasil pemilu dengan sabar, jiwa besar, tenggang rasa, dan saling menghormati. Siapapun yang memperoleh mandat rakyat hendaknya bersikap rendah hati, menjauhi euforia dan keangkuhan, serta menjadikan kepercayaan rakyat sebagai amanat untuk kemajuan Indonesia. “Bagi yang belum memperoleh mandat rakyat, terimalah dengan lapang hati dan jiwa kenegarawanan yang tinggi,” ungkapnya.
Jika terjadi sengketa pemilu, kedua belah pihak bisa menyelesaikannya secara konstitusional sesuai perundang-undangan. Dia mengimbau agar tidak ada mobilisasi massa, provokasi, dan aksi-aksi politik. “Yang dapat menimbulkan ketegangan, konflik horizontal maupun vertikal, dan anarki yang merugikan kehidupan bersama,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Umum PB NU Said Aqil Siraj juga mengajak masyarakat untuk tidak golput. “Gunakan hak pilih dengan nalar nurani dan memilih calon presiden-wakil presiden serta calon wakil rakyat yang memenuhi kriteria sidiq, tabligh, amanah, dan fatonah,” terang dia saat konferensi pers kemarin.
Dia juga mengajak seluruh jajaran KPU, Bawaslu, DKPP, serta sentra gakkumdu untuk menjamin penyelenggaraan pemilu seadil-adilnya, sejujur-jujurnya, dan sebersih-bersihnya. “Jangan pernah kompromi dengan politik uang yang terbukti merusak demokrasi dan menimbulkan cacat legitimasi,” tegasnya.
Menurut Said, Pemilu 2019 adalah pemilu serentak pertama yang digelar di Indonesia. Pesta demokrasi itu menjadi batu uji kesiapan Indonesia berdemokrasi secara maju dan beradab. Dia mengatakan, kesuksesan penyelenggaraan pemilu tahun ini akan mengokohkan persepsi dunia bahwa Indonesia dapat menyandingkan Islam dan demokrasi dalam satu tarikan nafas. (lum/oni/jpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: