BONTANG – Terlantarnya 32 jemaah umrah asal Bontang di Jakarta masih menyisakan kisah pilu bagi korban. Bahkan, salah satu korban Joko (bukan nama sebenarnya) mengaku sempat dipalak oleh oknum pihak travel DTG. Ia menuturkan awalnya mendapatkan informasi dari tetangganya. Tepatnya sebelum memasuki Ramadan.
“Tetangga bilang katanya travel DTG itu bagus. Dia (tetangga) itu menceritakan bahwa anaknya telah berangkat. Lalu saya dikasih lokasi kantor. Dan kebetulan dekat bahkan searah dengan lokasi kerja saya,” kata Joko.
Tak hanya di situ, ia lantas mengambil sebuah brosur petunjuk umrah di lokasi travel. Dalam brosur tertera bahwa travel dibackup oleh Traguna Jaya Mandiri. Lantas, Joko melakukan penelusuran terkait pihak tersebut.
Baca juga: Puluhan Jemaah Terlantar, Travel Belum Kantongi Izin
“Ketika saya browsing mendapatkan informasi bahwa Traguna Jaya Mandiri memiliki izin dalam perjalanan umrah dan haji,” ucapnya.
Selanjutnya, konsultasi pun dilakukan dengan istri Joko. Akhirnya keduanya bersepakat untuk menggunakan jasa travel DTG untuk umrah. Semula pembayaran tiap orangnya dikenakan biaya Rp 4 juta. Rinciannya, Rp 3 juta berupa uang muka sementara Rp 1 juta merupakan biaya pendaftaran.
Kemudian pihak travel meminta lagi Rp 20 juta per orang. Nominal ini merupakan biaya pelunasan perjalanan umrah. Dikatakan dia, pembayaran paling lambat sebulan sebelum berangkat. “Akhirnya saya menyetor Rp 40 juta untuk dua orang. Saya dan istri saya. Ini saya lakukan setelah berunding dengan keluarga. Nominal ini menurut saya masih masuk akal,” tutur dia.
Disebutkan Joko, ia tidak diberi informasi mengenai berangkat menggunakan pesawat apa dan menginap di mana setelah tiba nantinya. Keterangan yang diberikan ialah harga ini untuk paket sembilan hari.
“Saya tahunya hanya ibadah umrah dan perjalanan dari berangkat hingga tiba di Bontang memakan waktu 12 hari,” sebut Joko.
Di tengah perjalanan, ternyata oknum travel meminta sejumlah uang kembali. Nominalnya Rp 1,4 juta tiap orang untuk pengurusan VISA. Anehnya VISA tidak disertai dengan tiket penerbangan. Alhasil, jamaah terlantar di Jakarta.
Tak hanya itu, Rp 6 juta juga diminta. Besaran ini diujarkannya untuk deposit dari pihak Arab Saudi. Seluruh jumlah uang akan dikembalikan kepada jamaah setelah nanti tiba di Indonesia. Ancamannya jika tidak dibayar maka jamaah batal berangkat. Sementara uang yang telah disetor sifatnya hangus.
“Pada saat diminta ini saya merasa ini sudah tidak benar. Saya memutuskan tidak mau membayar. Ada unsur pemalakan,” ujarnya.
Begitu tiba di Jakarta, jemaah ditelantarkan. Kasus ini telah ditangani oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI dan kepolisian. (*/ak/prokal)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post