TANJUNG SELOR – Hujan deras yang terjadi selama dua hari terakhir mengakibatkan Jembatan Sungai Karai hanyut, Minggu (7/1) lalu. Pasca putusnya Jembatan Sungai Karai, masyarakat yang biasa menggunakan jembatan meminta pemerintah bertindak cepat agar perekonomian warga tidak ikut terhambat.
Rahmat (28), salah seorang yang menyaksikan jembatan itu putus mengatakan, jembatan terbawa arus sungai diperkirakan terjadi pukul 11.20 Wita. Saat itu, kondisi air memang cukup besar setelah Bulungan dilanda hujan dengan intensitas tinggi. “Saya mau ke Peso, tapi karena kondisi jalan putus dan air juga besar, mau tidak mau saya tidur di sini (sekitar Sungai Karai, Red.) sambil menunggu air surut,” jelasnya
“Hanya hitungan menit saja, jembatan sudah hanyut terbawa arus,” bebernya lagi.
Dirinya pun berharap adanya perbaikan secepatnya dari pemerintah. Karena merupakan satu-satunya akses warga yang menghubungkan tiga kecamatan itu.
Hanyutnya jembatan juga dikeluhkan Edo (30), salah seorang warga Kecamatan Peso yang kesehariannya membawa berbagai kebutuhan pokok dari Tanjung Selor yang dijualnya kembali di Kecamatan Peso. “Kalau sudah kondisi seperti ini susah, tadi saja harus menyeberang lagi untuk memindahkan barang dari mobil ke mobil di seberang,” ujarnya.
Sekarang ini, lanjutnya lagi, kondisi debit air sungai sudah turun. Sebaliknya, jika debit air naik, dirinya dan masyarakat lain tidak dapat menyeberang karena cukup berbahaya. “Jadi, masih bisa kita lewat, saya berharap secepatnya pemerintah mengambil tindakan. Kasihan kami yang biasa menggunakan jembatan,” keluhnya.
Terpisah, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Bulungan setelah menerima informasi putusnya jembatan di Sungai Karai langsung meninjau lokasi, Senin (8/1).
Namun, tinjauan tersebut dilakukan hanya untuk melihat kondisi terakhir jembatan yang sebelumnya menghubungkan tiga kecamatan di hulu Sungai Kayan. Yakni Tanjung Palas Barat, Peso dan Peso Hilir dengan Tanjung Selor Ibu Kota Kaltara.
Kepala DPUPR Bulungan, Adriani mengatakan, untuk saat ini belum ada solusi untuk perbaikan jembatan yang ada di wilayah Desa Antutan, Kecamatan Tanjung Palas. Itu akibat anggaran daerah yang sangat terbatas.
“Tadi (kemarin, Red.) saya sudah menghadap ke Bupati untuk menyampaikan persoalan ini. Tapi, terus terang saja dari PU tidak ada anggaran untuk itu (perbaikan Jembatan Karai, Red.),” ujar Adriani kepada Radar Kaltara saat ditemui di ruang kerjanya kemarin.
Sebenarnya, kata dia, Ramadan tahun lalu, jembatan itu sudah mulai rusak dan kondisinya juga memang sangat rawan untuk dilewati. Terlebih, jembatan itu dapat dikatakan tidak layak, karena hanya dibangun darurat atau swadaya menggunakan kayu.
Setelah akses terputus, akibatnya warga dari hulu sungai yang akan berurusan ke ibu kota terpaksa harus melalui jalur sungai dengan menggunakan speedboat hingga dilakukan perbaikan jalur transportasi darat tersebut.
“Sebenarnya untuk perbaikan infrastruktur di Bulungan sudah diusulkan ke pemprov melalui anggaran 2018 ini. Tapi sampai sekarang belum ada informasi,” kata dia.
Dalam pengusulannya, Pemkab Bulungan meminta pembangunan infrastruktur di Kabupaten Bulungan sebesar Rp 160 sampai Rp 200 miliar. Usulan itu dalam bentuk bantuan keuangan (bankeu) yang di dalamnya meliputi perbaikan jalan, jembatan dan penyediaan air bersih. “Itu baru usulan yang bankeu, belum lagi yang dari APBD provinsi,” jelasnya.
Namun, pihaknya akan mengupayakan secepatnya membangun kembali jembatan sepanjang 70X10 meter tersebut. Dalam pembangunannya, membutuhkan estimasi perbaikan yang mencapai Rp 2 miliar.
Ditambahkan Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga DPUPR Bulungan, Fakhrudin mengatakan, untuk perbaikan akan diupayakan menggunakan dana alokasi khusus (DAK) 2018. Sebab, jika menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2018 tidak memungkinkan lagi, anggaran yang dimiliki daerah sangat terbatas.
“Jadi, akan diupayakan di DAK saja, itu saja yang bisa diharap,” ungkap Fakhrudin kala melihat langsung kondisi jembatan yang sudah terputus.
Dalam waktu dekat, pihaknya akan membangun jembatan yang sifatnya darurat menggunakan batang kayu log. Namun akan dibangun lebih panjang dan tinggi. Sebab jika air sungai sedang tinggi, jembatan tidak akan hanyut lagi terbawa derasnya Sungai Karai. “Kita akan buat sekitar 70 meter agar tidak terbawa arus lagi,” jelasnya.
Ia pun memastikan, perbaikan jembatan darurat akan dilakukan secepatnya guna menunjang perekonomian warga. Karena jembatan tersebut merupakan akses utama masyarakat untuk membawa berbagai kebutuhan pokok dari Tanjung Selor ke sejumlah kecamatan. “Kalau kondisi jalan putus, pasti masyarakat juga akan kesusahan untuk membawa barang yang akan dibawa,” jelasnya.
Terpisah, Bupati Bulungan H. Sudjati mengatakan, informasi terakhir yang diterimanya bahwa jembatan tersebut sudah mulai diperbaiki dengan membangun jembatan darurat. Disinggung mengenai pembangunan jembatan permanen, pejabat nomor satu di Bulungan ini mengaku sejauh ini belum dilakukan. Sebab, masih terbentur dengan ketersediaan anggaran yang sangat minim.
“Dulu rencana mau diambil alih provinsi. Tapi kita lihat lagi sekarang ini, anggaran provinsi juga sangat terbatas,” jelasnya singkat. (*/pij/iwk/eza)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: