SANGATTA – Dinas Perindustrian, Perdagangan (Disperindag) Kutim menggelar rapat koordinasi (rakor) Indagkop se- Kaltim. Kegiatan yang bertempat di kawasan Kantor Bupati tersebut, membahas penyusunan program dan kegiatan bidang industri, perdagangan, dan koperasi untuk memajukan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kutim ke skala nasional. Rencananya rakor tersebut akan dilaksanakan selama tiga hari, terhitung sejak 13-15 Maret 2018.
Kasi Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Kutim A.Doni Erviadi mengatakan, sebanyak 80 produk UMKM dipamerkan oleh 35 Industri Kecil Menengah (IKM).
“Kita adakan rakor ini guna mengangkat program untuk mengenalkan produk Kutim ke pasar nasional. Puluhan IKM yang terlibat adalah mereka yang berasal dari daerah kita sendiri. Lalu memamerkan hasil dan ciri khas produknya,” ujarnya.
Dirinya menjelaskan beberapa produk unggulan khas Kutim. Menurutnya produk tersebut tidak dijual di daerah Kaltim manapun. Pasalnya aneka produk tersebut adalah inovasi dan terobosan dari UMKM Kutim.
“Ada beberapa produk yang kita unggulkan. Seperti amplang batubara, kick batubara, bawis krispi, gula merah aren. Menyesuaikan dengan mata pencaharian yang mendominasi di daerah kita adalah tambang, hal tersebutlah menjadi buah pemikiran pelaku UMKM menciptakan makanan unik berhubungan dengan batubara,” ujarnya.
Doni mengatakan UMKM masih terkendala dengan kemasan produk. Selain itu, produk mereka pun masih banyak yang belum memiliki label halal dan p-irt. Hal seperti itu menjadi salah satu pembahasan penting dalam rapat tersebut.
“Dalam rakor kita pun membahas kekurangan UMKM Kutim. Kedepannya supaya kita dapat memprioritaskan yang mana kebutuhan yang harus diutamakan atau tidak,” ucapnya.
Camat Sangatta Selatan, Hasdiah mengungkapkan dirinya sangat menyambut baik kegiatan seperti ini. Pasalnya produk unggulan binaannya dapat ia kenalkan lebih luas. Hal tersebut menjadi salahsatu penyemangat warga yang ia bina.
“Saya sangat senang, karena hasil produksi kita seperti marning, sirup jahe, abon ikan lele, kerupuk ikan gabus, dan belasan inovasi khas Sangatta Selatan dapat dikenalkan dipasaran, apalagi bisa dijual dan menghasilkan nilai profit. Jadi ibu-ibu, terutama PKK bisa merasakan manfaatnya,” tutupnya. (*/la)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: