BONTANG – Kasus penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) telah mencapai 1.230 pasien, hingga Selasa (24/9/2019). Namun jumlah itu masih terbilang aman menurut Dinas Kesehatan (Diskes) Bontang. Pasalnya belum mencapai angka pola maksimal pada empat tahun terakhir.
“Trennya ini justru menurun. Bahkan di September ini masih berada di bawah angka minimum pada empat tahun belakangan,” kata Kepala Bidang Pengendalian, Pencegahan Penyakit (P2P) Diskes Bontang, Diana Nurhayati.
Berdasarkan data, angka minimum di September terjadi pada tahun lalu. Dengan jumlah penderita yakni 1.425 kasus. Menurut Diana, angka ini berasal dari laporan rekaman medis fasilitas kesehatan pertama dan lanjutan yang ada di Kota Taman.
Pada tahun ini, jumlah kasus yang melebihi angka pola maksimal hanya terjadi di Februari lalu. Adapun jumlah penderita kala itu mencapai 2.750 orang. Sementara pola maksimal di bulan yang sama terjadi tahun lalu yakni 2.546 kasus. Lonjakan selanjutnya terjadi di Agustus. Waktu itu angkanya hampir menyentuh pola maksimal yaitu 2.126 kasus.
“Di Agustus lalu jumlah penderita ISPA mencapai 2.014,” ucapnya.
Wakil Direktur Pelayanan RSUD Taman Husada drg Toetoek Pribadi Ekawati membenarkan, belum ada lonjakan jumlah pasien ISPA akibat dampak dari kabut asap kebakaran lahan yang terjadi beberapa hari lalu. Berdasarkan diagnosa ISPA di RSUD Taman Husada, total kunjungan pasien yang menderita penyakit tersebut berjumlah 82 orang.
“Rinciannya, pasien yang langsung ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) sejumlah 67 orang, rawat jalan 10, dan rawat inap 5 orang,” kata Toetoek.
Diberitakan sebelumnya, kasus ISPA di Bontang menyerang balita. Total kasus dari Januari hingga minggu kedua September berkisar 3.957 kasus. ISPA mempunyai gejala berupa batuk, bersin, pilek, hidung tersumbat, nyeri tenggorokan, sesak napas, demam, sakit kepala, dan nyeri otot. Gejala ini berlangsung selama satu hingga dua pekan. Bila sulit bernapas, muntah-muntah, dan timbul suara bengek saat bernapas menandakan perlu penanganan medis lebih lanjut.
Bila ISPA dibiarkan maka dapat berdampak terjadinya radang paru-paru atau pneumonia. Pada September ini tercatat 20 penderita terkena infeksi akibat peradangan pada kantong-kantong udara di salah satu atau kedua paru-paru. Peradangan ini membuat di bagian dalam paru-paru dipenuhi oleh cairan atau nanah. (*/ak/prokal)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post