Keluarga korban pelecehan seksual merasa terpukul dengan peristiwa yang menimpa Raja (11). Raja merupakan anak tunggal yang memiliki pribadi yang taat terhadap orang tua. “Kami sebernarnya memiliki tiga anak, namun dua kali saya mengalami keguguran. Maka dari itu saya merasa sedih ketika anak satu-satunya dari kami mendapat peristiwa pelecehan seksual,” ungkap orang tua korban.
Peristiwa pelecehan seksual ini membuat mental Raja agak terganggu. Ia memiliki trauma dengan lingkungan sekolah. “Raja selalu menghitung waktu libur sekolah di kalender supaya bisa pergi ke tempat saudaranya di Samarinda. Ketika di Samarinda ada perasaan tidak mau pulang, sehingga kami menambah waktu liburnya untuk beberapa hari,” tambahnya.
Saat ini Raja sedang menjalani terapi psikologis dari Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3). Harapannya, memori peristiwa pelecehan seksual tersebut bisa cepat terlupakan dan mental Raja kembali seperti semula.
Setelah proses terapi selesai, langkah keluarga korban selanjutnya akan memindahkan Raja ke tempat saudaranya di Samarinda. Pemindahan tersebut bertujuan untuk memudahkan proses pengawasan terhadap Raja. “Kami akan pindahkan, disana banyak keluarga kami sehingga mudah untuk memantaunya,” ungkap kakak kandung orang tua korban.
Sementara itu pihak keluarga korban tetap membawa kasus ini melalui jalur hukum. Sikap tegas ini diambil untuk menghindari jatuhnya korban selanjutnya terutama yang mengancam kepada anak usia dini. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: